Selasa, 12 Mei 2015

Day 7 Luzern - Mt.Rigi (Euro Trip 2015)

Semalaman di kereta tidak mematahkan semangat kami untuk menjelajahi daerah di Swiss. Sekitar jam 7 pagi kami tiba di Basel, dari Basel kami lanjutkan perjalanan dengan kereta ke kota Luzern. Lucunya sepanjang perjalanan di kereta saya malah tidur dipangkuan suami, karena masih ngantuk he..he.. Sampai tiba-tiba Bang Tomi bangunin saya, dek lihat deh bagus tuh ada gunung salju katanya. Saya bangun dan melihat ke arah jendela. Sambil bilang wow. Tidak lama setelah itu kereta pun berhenti di stasiun kota Luzern.

Kami tiba di Luzern sekitar jam 9 pagi, tapi masih kayak jam 6 karena cuaca mendung dan berkabut jadi rada gelap. Sebelum menuju hotel, kami pelajari dulu jalan dari stasiun ke hotelnya dari peta yang ada. Ternyata kami mesti melintasi jembatan diatas danau Luzern. Saat melintasi jembatan itulah kami terpukau dengan view disekeliling kami. Dengan wajah masih baru bangun tidur, dan menggeret koper, saya sumingrah melihat sekeliling saya terhampar gunung salju. Kami berdua benar-benar jatuh cinta dengan viewnya. Bang Tomi langsung ngajak foto-foto untuk mengabadikan moment ini he..he.. Biarin deh muka bantal, yang penting foto ma gunung salju dulu. Bukan hanya gunung salju tapi kita juga bisa melihat jembatan kayu Chapel Bridge yang terkenal itu.
Chapel Bridge di belakang kami.

Walau masih muka bantal tetap berfoto ria saking senangnya liat deretan gunung bersalju.
Saat masih di Indonesia, saya berkenalan secara online dengan Pak Krisna. Saya tau Pak Krisna dari forum backpacker Indonesia dan beberapa kali pernah baca blog yang menyebut tentang Pak Krisna. Pak Krisna adalah orang Indonesia yang tinggal di Kriens, tidak jauh dari Luzern. Pak Krisna sangat baik mau membantu kami untuk membelikan Swiss Pass harian di Kriens dan menitipkannya di hostel. Dengan Swiss Pass ini saya bebas naik transportasi apa saja selama di Swiss dan juga dapat potongan 50% untuk tiket ke Mt.Titlis. Benar-benar menguntungkan dan banyak manfaatnya.

Sekitar 15 menit berjalan kaki kami sampai di Lion Logde Luzern, tempat kami menginap. Sesampai disana kami disambut oleh seorang wanita yang duduk dimeja resepsionis. Karena masih pagi tentu kita belum bisa check in. Lalu kami bertanya tentang Swiss Pass kami yang dititip oleh Pak Krisna pada resepsionis tersebut. Dia sedikit bingung karena tidak ada pesan yang ditinggalkan mengenai hal ini oleh owner atau resepsionis sebelumnya. Dia mulai mencari-cari di laci dan beberapa tempat tapi tidak ketemu Swiss Pass itu. Dia juga berusaha menelpon owrner untuk bertanya hal ini. Tapi telponnya tidak diangkat. Ada kekhawatiran kami kalau resepsionis ini sedikit tidak percaya kalau memang ada teman yang menitipkan Swiss Pass untuk kami. Wah kita mulai deg2an, takutnya Swiss Pass nya hilang atau tercecer. Akhirnya kami minta ijin untuk menelpon Pak Krisna dari telpon hostel. Karena nomornya lokal, dia mengijinkan. Tapi Pak Krisna tidak mengangkat telpon kami, malah menelpon balik ke hostel. Akhirnya suami saya menjelaskan masalah yang kami hadapi, lalu Pak Krisna berbicara dengan bahasa Swiss ke resepsionisnya. Lalu si resepsionis bilang, kami tunggu saja di lobby dia berusaha cari dan telpon bos nya untuk nanya.

Kami ke lobby untuk istirahat dan sarapan, untung hostelnya ada dapur bersama jadi bisa masak mie instan buat sarapan he..he.. Ga nyampe 10 menit kemudian si resepsionisnya ke lobby dan menyerahkan Swiss Pass kami. Alhamdulillah akhirya ketemu, dia bilang ketemu ditempat ya ga terduga. Semangat kami langsung menggelora lagi buat jalan-jalan he..he.. Selagi di lobby saya tetap berkomunikasi via masengger dengan Pak Krisna. Lalu Pak Krisna bilang cuaca hari ini tidak mendukung buat ke Mt.Titlis karena mendung dan berangin takutnya cable car Titlis tidak beroperasi karena angin kencang. Pak Krisna menyarankan saya ke Mt.Rigi saja yang tidak jauh dari Luzern. Pak Krisna juga berbaik hati mengajarkan saya cara ke Rigi dari Luzern transportasinya apa saja. Wah benar-benar membantu sekali, terima kasih Pak Krisna.
Luzern nan cantik.
Setelah sarapan dan bersih-bersih kami menitipkan koper lalu lanjut ke stasiun. Sebelum memutuskan mau kemana, kita mampir dulu ke tourist information yang ada di stasiun Luzern buat nanya-nanya. Mbak-mbak di tourist information juga tidak menyarankan kami pergi ke Mt.Titlis hari ini karena cuaca tidak mendukung. Hebatnya lagi dia bisa menunjukkan video keadaan Titlis saat itu ke kami dari kamera satelit yang ada disana. Tampak jelas, cuaca sangat tidak bersahabat. Lalu kami bertanya bagaimana kalau ke Mt.Rigi. Dia lebih menyarankan ke Rigi karena cuaca di Rigi mungkin tidak seekstrim Titlis karena puncak Rigi lebih rendah. Dan kami tidak perlu mengeluarkan biaya lagi karena bagi yang memiliki Swiss Pass gratis naik transportasi sampai ke puncak Rigi. Akhirnya dia memberikan kami peta ke Rigi dan penjelasan transportasi untuk sampai ke puncak gunung Rigi.
Semangat mau naik gunung.

Seger..
Untuk mencapai Rigi, kita dari Luzern mesti pergi ke Vitznau yaitu desa dikaki gunung Rigi. Untuk ke Vitznau ada 2 cara naik kapal feri melalui danau atau naik kereta api. Karena perjalanan dengan kapal feri cukup memakan waktu, akhirnya kami memutuskan naik kereta api ke Vitznau. Soalnya kami sudah cukup kesiangan sedangkan Funicular dan Cable Car Rigi hanya beroperasi sampai sore. Di kereta api kami bertanya ke beberapa orang untuk memastikan bahwa kami naik kereta yang benar dan berapa stasiun lagi kami mesti turun, tapi ternyata banyak warga sana yang tidak bisa berbahasa Inggris. Alhamdulillah saat dikereta itulah Tuhan memberikan kami malaikat penyelamat seorang kakek datang menghampiri kami. Dengan bahasa Inggris yang fasih dia memberitahu nanti kalian ikut saya saja, saya tinggal di Vitznau, dan nanti saya pandu kalian sampai naik bus untuk sampai ke pemberhentian Funicular Rigi.

Benaran setelah sampai di Vitznau kakek ini mengajak kami berdua turun dan menunjukkan tempat pemberhentian bus untuk ke Funicular Rigi. Tidak sampai disana beliau juga mendatangi supir bus nya untuk menjelaskan tentang kami, agar si supir bus nanti menurunkan kami distasiun funicular Rigi. Ya Allah sungguh baik kakek ini, mau membantu kami. Dia juga menjelaskan sedikit tentang desanya dan Rigi, kami juga bercerita tentang Indonesia yang panas dengan pantai yang indah he..he.. Traveling bukan hanya membuka mata, tapi juga membuka hati dan jiwa atas kebaikan-kebaikan yang kita terima selama diperjalanan.
Ini si Kakek baik hati yang bantu kita sampai di Vitznau.
Selama didalam bus pemandangan sudah cantik, tak terasa 30 menit kemudian supir bus menurunkan kami di depan stasiun funicular Rigi. Karena masih ada waktu beberapa menit, sebelum funicularnya berangkat, kita foto-foto dulu disini. Indah banget pemandangannya ada danau dan gunung bersalju disekitar kami.
So Happy I'm Here..

Stasiun funicular Mt.Rigi.

Indahnya.
Sekitar 15 menit kemudian petugas funicular mempersilakan kami masuk ke atas kereta sambil men-cek tiket Swiss Pass kami. Lalu tidak lama setelah itu funicular membawa kami naik ke puncak gunung Rigi. Perlahan tapi pasti funicular yang kami tumpangi mulai miring mengikuti kontur tanah gunung yang mendaki. Pemandangan benar-benar spaktakuler, mulai dari pepohonan hijau, danau yang terlihat dari jejauhan dan puncaknya saat kami melihat salju asli untuk pertama kalinya. Semua yang berada didalam funicular berdecak kagum dengan view yang ada. Semakin tinggi salju semakin tebal sampai akhirnya kami melihat salju turun dan bertebangan mengenai jendela funicular kami. Saya dan suami benar-benar takjub melihat salju turun dan sekeliling berubah jadi putih.
Yuk kita ke puncak Rigi.

View saat didalam funicular rigi.

Salju..

Suasana didalam funicular.
Sesampainya di pemberhentian funicular di Rigi Kulm kami segera turun. Angin kencang langsung menerpa kami, tapi karena terlalu senang melihat salju dimana-mana kami tidak peduli. Saya seperti anak kecil yang kegirangan. Saat berjalan diatas salju kita mesti berhati-hati karena licin, kami beberapa kali tergelincir, untung ga sampai jatuh & cedera. Kami juga melihat turis-turis lain berjatuhan karena licinnya jalan menuju puncak Rigi. Saya puas-puasin foto disini, tapi makin lama angin semakin kencang dan badan saya mulai menggigil kedinginan. Jadinya kami sudahi kesenangan kami bermain salju dan berteduh di toko souvenir yang ada di sana.
Kabut menyambut saat kami sampai.

Pertama kalinya menyentuh salju asli he..he..

Hati-hati tergelincir sayang.

Menuju puncak, keliatan susahnya orang-orang dibelakang Bang Tomi lagi jalan.

Do you want to build the snowman.
Setelah 1 jam berada di puncak Rigi, sore itu kami turun dengan funicular kembali ke desa Vitznau. Cuaca semakin memburuk sore itu, salju dan angin kencang. Saat funicular berhenti di pusat cable car, saya dan suami memutuskan untuk tidak jadi naik cabel car untuk turun karena mengingat angin yang cukup kencang dan badan juga kedinginan menahan udara dingin. Jadinya kami tetap duduk di funicular sampai tiba dibawah.
Babak belur diterpa badai salju.
Tadinya kami ingin naik kapal feri untuk balik ke Luzern, tapi ternyata feri berikutnya baru datang jam 6 PM, sedangkan waktu masih pukul 4.30 sore. Karena malas menunggu lama dibawah rintik hujan, kami putuskan untuk kembali ke Luzern dengan bus dan kereta seperti tadi. Niatnya agar kami masih punya banyak waktu untuk keliling kota Luzern.
Kedinginan didalam funicular saat turun.

Menunggu kereta di stasiun Vitznau untuk kembali ke Luzern.
Tiba di Luzern kami ke hostel dulu untuk check in dan istirahat sebentar. Setelah itu kami mulai berjalan-jalan di kota Luzern. Tempat pertama yang kita kunjungi adalah Lion Monument yang menjadi salah satu tourist atraction di Luzern. Lion Monument ini dibangun untuk mengenang prajurit Swiss yang gugur dalam Revolusi Perancis. Jadi saat terjadi Revolusi Perancis, kerajaan Perancis (Louis XVI) meminta bantuan pertahanan dari prajurit Swiss. Disaat itulah banyak prajurit Swiss yang gugur, untuk mengenang hal itu dibangunlah monumen ini.
Lion Monument.
Setelah dari Lion Monument kami putar-putar kota untuk mencari toko souvenir, tapi sayang sekali karena besok Jumat Paskah jadinya toko-toko tutup lebih awal. Kami putuskan untuk ke Chapel Bridge. Chapel Bridge adalah jembatan kayu di Luzern yang dibangun sejak ratusan tahun yang lalu. Walaupun sudah tua, jembatan ini masih terawat dan sangat cantik berdiri diatas danau Luzern. Kami sangat menikmati ketika berjalan diatas chapel bridge ini. Walau gunung-gunung salju disekeliling kami tidak terlihat karena kabut senja itu, tapi pemandangan angsa dan bebek yang sedang asyik bermain didanau Luzern yang bening, serta suasana kota yang nyaman bikin kami betah berlama-lama di atas chapel bridge. Setelah puas di Chapel Bridge, kami lalu ke supermarket yang ada di stasiun Luzern. Disana kami membeli cemilan untuk dimakan diatas kereta besok. Karena besok pagi kami akan melanjutkan perjalanan kami ke Milan Italia.
Chapel Bridge.

Suasana danau Luzern.

Abang sedang asyik liat bebek dan angsa di danau Luzern.
Jika ada yang bertanya kepada saya, kota manakah yang paling berkesan dan paling cantik buat saya selama Euro Trip ini. Tanpa ragu saya akan menjawab kota itu adalah Luzern sekitarnya. Saya jatuh hati di Luzern dan saya berharap suatu saat bisa kembali ke kota kecil nan indah ini dan punya waktu yang cukup lama untuk menikmati keindahan alamnya. Walau saya belum berkesempatan mengunjungi Mt.Titlis, tapi saya sudah sangat beruntung bisa sampai di Luzern dan naik ke puncak Mt.Rigi. Niatnya ke Mt.Titlis memang buat main salju, dan itu kesampaian di Mt.Rigi senangnya lagi saya ga perlu mengeluarkan uang lebih banyak untuk menikmati hamparan salju. Karena saat saya datang salju di Mt.Rigi belum mencair dan masih sangat tebal, malah bisa merasakan ketika salju turun dari atas langit he..he.. Inilah senangnya traveling mandiri, kadang memang perjalanan kita tidak bisa sesuai dengan rencana karena faktor cuaca dll. Tapi disaat itu juga kita bisa memilih alternatif lain yang sama menguntungkannya jadi jangan kalah dengan keadaan, beradaptasilah dengan keadaan dan kondisi yang ada. Next saya bakal cerita perjalanan saya ke Milan dan pertemuan nostalgila saya dengan seorang sahabat lama yang sudah lama tak bertemu.

Semoga bermanfaat..!!

22 komentar:

  1. Hai mba,

    Maaf, saya mau tanya selama di luzern kan mba jalan-jalan tidak menggunakan kereta. Kereta hanya digunakan menuju mt. titlis/mt. rigi. Itupun kan tidak bisa menggunakan swiss pass. Jadi swiss pass-nya mubazir ya mba? Mohon pencerahannya ya mba. Thanks

    Lina

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf bantu jawab ya mbak,
      Mbak Lina
      Keuntungan pengguna Swiss Pass diantaranya adalah bisa digunakan untuk semua transportasi selama di Swiss, dapat diskon 50% jika mau ke mt.Titlis, dan gratis jika mau ke mt.Rigi. Semoga membantu ^^

      Hapus
    2. Hai salam kenal semua.. maaf baru baca komennya. Pertanyaannya mbak Lina sudah dijawab oleh Mbak Filla, makasih ya mbak.

      Dan benar sekali Swiss Pass bisa digunakan untuk naik semua moda transportasi darat di Swiss baik itu kereta, bus, bahkan feri melintasi danau Luzern.

      Saya sendiri bersyukur sudah memiliki Swiss Pass ini karena otomatis jadi gratis naik semua moda transportasi selama di Luzern dan gratis ke Mt.Rigi. Kalau bayar disana pasti lebih mahal. Semoga bisa membantu.

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Kalau ga salah sekitar 1jt-an mas. Saya juga sudah lupa2 ingat.

      Hapus
  4. beli swisspass itu harganya berapa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ga salah sekitar 1jt-an. Saya juga sudah lupa2 ingat.

      Hapus
  5. Halo mbak, saya olin mau tanya2 ttg swiss,boleh mnt alamat emailnya mbak?trimakasih sblmnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai olin..sebenarnya pertanyaan atau komentar disini otomatis masuk ke email saya, dan saya cek komentar disini pun melalui cintobersemi@gmail.com. silakan bertanya disini atau langsung melalui email..😊

      Hapus
  6. mba mau naanya klo dr amsterdam ke basel naik kereta apa ya mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kereta malam yg saya naiki dari Amsterdam ke Basel yaitu CNL40419.

      Hapus
  7. ada alamat website buat reservasinya gak mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya kalau ga malas search di google pasti ketemu kok websitenya. https://www.nsinternational.nl/en ini utk pembelian kereta dari Belanda.

      Hapus
    2. Oya ini keretanya direct/langsung dari Amsterdam central ke Basel ya, jadi tidak perlu berganti kereta. CNL itu kepanjangannya city night line alias kereta malam. Sekalian saya jawab emailnya disini ya. Semoga membantu.

      Hapus
    3. bukannya malas searching mba. cuma ragu aja, kata mba keretanya direct. sedangkan saya buka diwebnya ko transfer 1x. hanya memeastikan saja mba, karena mba yang sudah pernah bepergian.

      Hapus
  8. Assalamualaikum mba, keren banget ya swiss.. Saya rencana april ini ke europe, untuk muslim sendiri, makanannya mudah gak ya di swis?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam..
      Terima Kasih sudah mampir di blog saya. Kalau masalah makanan di Swiss mungkin saya kurang bisa kasi masukan, karna saya cuma semalam di Swiss, dan semalam itu saya makan bekal rendang & nasi yg uda dibawa dr Indonesia. Untuk nasi saya masak sendiri pake rice cooker khusus traveling yg saya bawa dari Indonesia.

      Hapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah komennya dihapus ternyata..tapi gpp saya tetap balas ya. Sebelumnya makasih uda mampir di blog ini. Kalau akhir April sepertinya salju di Rigi sudah menipis atau mungkin sudah tidak ada. Kalau mau lihat salju bisa ke Mt. Titlis karena salju disana lebih tebal n masih ada kalau akhir April. Semoga belum telat ya saya menjawabnya. Enjoy Swiss..

      Hapus
  10. Sy tidak tau apa ini cara kebetulan saja atau gimana. Yg jelas sy berani sumpah kalau sy ke bohongan sama sekali. Kebetulan saja buka internet dpt nomer ini +6282354640471 Awalnya memang sy takut hubungi nomer trsebut. Setelah baca-baca artikel nya. ada nama Mbah Suro katanya sih.. bisa bantu orang mengatasi semua masalah nya. baik jalan Pesugihan dana hibah maupun melalui anka nomer togel. Setelah sy telpon melalui whatsApp untuk dengar arahan nya. bukan jg larangan agama atau jalan sesat. Tergantung dari keyakinan dan kepercayaan saja. Syukur Alhamdulillah melalui bantuan beliau benar2 sudah terbukti sekarang.

    BalasHapus

Sering Dipandang Sebelah Mata, Ternyata Wisata Negara Balkan Seindah Itu.

  Kotor Bay - Montenegro. Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu saya baru saja kembali dari trip beberapa negara di Eropa. Pada trip kali i...