Senin, 25 September 2017

Restoran-restoran berkonsep unik (instagramable) menjadi alternatif wisata baru di Bali (part 1).

Konsep yang menarik menjadi daya tarik banyak restoran di Bali saat ini.

Sepertinya tidak ada kata bosan mengunjungi kota-kota wisata yang selalu berkembang dengan tempat-tempat wisata barunya. Salah satunya Bali. Selalu ada saja tempat baru yang menarik dikunjungi saat berwisata ke Pulau Dewata ini.

Karena sudah pernah menjelajahi keindahan alam Bali sebelumnya. Trip kami ke Bali yang lalu memang disengaja untuk tidak meng-eksplore wisata alam Bali yang sudah diakui dunia. Kami lebih banyak menghabiskan waktu menikmati suasana dan makanan yang ada di restoran-restoran berkonsep keren yang saat ini menjamur di Bali. Berikut beberapa restoran berkonsep unik dan keren yang sempat kami kunjungi :

1. Da Maria Bali.

Restoran yang berada di kawasan Seminyak ini menyajikan menu makanan khas Italia. Berbagai macam jenis pasta dan pizza berada dalam deretan menu restoran ini. Selain itu juga terdapat banyak pilihan menu minuman beralkohol maupun non alkohol. Tapi sepertinya banyak minuman beralkoholnya he..he..

Da Maria Bali.

Yang menjadi daya tarik restoran ini adalah konsep desain interior restorannya. Dari bagian luar restoran sudah terasa konsep warna Biru Putih yang dominan. Konsep ini terinspirasi dari kota pinggir pantai Almafi Coast di Italia. Sebelum masuk ke bagian dalam di area teras sudah terdapat meja dan kursi-kursi gantung berwarna putih untuk pengunjung yang ingin makan di teras.

Bagian luar restoran Da Maria Bali.

Bagian teras Da Maria.

Cocok nih buat yang suka foto OOTD.

Masuk ke bagian dalam restoran suasana biru putih makin kerasa dengan sedikit sentuhan warna kuning beberapa perabotannya. Ditengah-tengah restoran terdapat air mancur kecil yang menjadi center dan memberikan nuansa adem untuk ruangan yang super terang ini. Untuk menikmati dan makan di restoran ini tidak terdapat minimum payment, jadi kita bebas bertransaksi sesuai kebutuhan kita.

Air mancur didalam restoran.

Perpaduan warna yang manis.

Pick your seat and enjoy.

Beberapa makanan ada yang non halal jadi pastikan bagi teman-teman yang Muslim memesan menu vegetarian (halal). Agar tidak salah memesan makanan non halal, sebaiknya tanyakan saja pada pelayan restoran yang melayani mana saja menu halal yang ada di restoran ini. Saat makan disini kami memesan salah satu Pizza-nya (atas rekomendasi pelayan yang melayani kami).

Lupa nama pizza nya apa he..he..

Mari makan.

Pizza disini enak dengan keju mozerella yang melimpah. Harga makanannya cukup mahal apalagi ditambah tax sebesar 17% he..he.. Ada 2 tipe pengunjung yang datang ke restoran ini saat kami disana yaitu tipe pengunjung yang memang niat makan, dan pengunjung yang cuma niat foto-foto didalam restoran saja he..he..

Teras sekaligus taman bagian belakang.

Bersama fotografer andalan saya he..he..

Kebanyakan pengunjung yang niat foto-foto aja adalah muda-mudi wisatawan lokal. Mereka biasanya cuma memesan minuman tanpa makanan lalu sibuk foto-foto dalam restoran ini. Memang restoran ini instagramable banget dan cantik difoto pada sudut mana pun. Kami pun ga mau ketinggalan foto-foto didalam resto keren ini.
Ikutan foto-foto ah..

Setiap sudut resto ini dipikirkan konsepnya sehingga cantik dan menarik.

Ruangan didalam resto terang dan menyenangkan.

Ada yang lagi nunggu seseorang ha..ha..

2. Nook Bali.

Restoran ini masuk dalam salah satu restoran yang saya rekomendasikan untuk dikunjungi saat berada di Bali. Konsep restoran terbuka dan langsung menghadap ke persawahan yang luas membuat siapa saja yang datang kesini bakal betah duduk berlama-lama disini. Satu hal lagi selain western food, restoran ini juga menyediakan menu lokal khas Indonesia yang cocok dengan lidah kita he..he..

Nook dengan view persawahan.

Makan sambil menikmati area persawahan.


Saat kami datang weekend pas jam makan siang tempat ini sangat penuh. Alhasil kita tidak dapat memilih tempat duduk yang kita inginkan. Kami pun membatalkan kunjungan pertama kami kesini. Keesokannya kami datang saat weekdays tempat ini tidak terlalu penuh dan kita bebas memilih mau duduk di kursi yang mana..yeaayy.. Jadi tips dari saya, hindari datang saat jam makan siang weekend apalagi long weekend karena tempat ini bakal penuh banget. 
 
Happy banyak meja kosong, jadi bisa pilih meja yang kita suka.

Duduk di sofa sambil menikmati view persawahan dan angin sepoi-sepoi.

View dari meja kami, asyik banget deh.

Karena konsepnya open air dan menghadap ke persawahan restoran ini cocok didatangi dari jam makan siang sampai sore hari menjelang matahari terbenam. Suasana adem disertai angin sepoi-sepoi mulai dari siang sampai sore membuat siapa saja bakal betah di restoran ini. Asli saya suka sekali dengan konsepnya.
 
Restoran yang menyenangkan suasana dan konsepnya.

Dari restoran kita bisa jalan ke area persawahannya.

Silly face.


Saat kami berkunjung disini kami tidak memesan makanan berat, karena ada menu lain yang juga ga kalah hits di restoran ini namanya smothies bowl. Karena penasaran dengan menu sehat yang sedang hits ini kami pun memesan 2 smothies bowl. Oya tampilan smothies bowl ini fotogenic banget lho, bikin kita makin penasaran mencobanya. Harganya sekitar 50ribuan lebih.

Smothies Bowl.

Yang kanan coklat dan yang kiri dragon fruit, cantik banget tampilannya kan.

Saya memesan Dragon Fruit Smothies Bowl, sedangkan Bang Tomi memesan Coklat Smothies Bowl. Punya saya sih awalnya enak dan menyegarkan tapi hanya sampai separuh mangkuk, karena separuhnya lagi saya eneg dengan segala topping dan granollanya, alhasil ga bisa menghabiskannya..ha..ha.. (maklum lidah kampung). Punya Bang Tomi yang parah banget ternyata coklat smothies bowl ini tidak ada rasa manisnya, alhasil rasanya pahit dan aneh bagi lidah kampung kami ini. Akhirnya minta gula cair ke pelayannya agar ada rasa manis dan bisa dimakan. Itu pun ga habis karena memang ga enak menurut lidah Padang ini.

Awalnya senang pas makananya datang.

Setelahnya setengah mati buat habisinnya (lihat wajah Bang Tomi) ha..ha..

Nyerah juga kita, akhirnya foto-foto aja deh he..he..

Sedikit menyesal karena memesan menu kekinian tapi tak apalah untuk menghapus rasa penasaran ini. Kalau baca review orang-orang sih makanan disini enak lho, jadi next time kami kesini bakal pesan menu makanan beratnya aja. Oya smothies bowl ini mungkin memang ga cocok untuk lidah orang Indonesia karena meja disamping kami yang berisi orang lokal juga ga sanggup menghabiskan smothies bowl nya sedangkan mereka cuma pesan 1 untuk berempat. Berbeda dengan bule dimeja depan kami malah dalam waktu sekejap menghabiskan smothies bowl miliknya sampai licin tak bersisa. Jadi menu ini cocok ma lidah bule ternyata he..he..

Bule didepan kami menghabiskan smothies bowlnya dalam sekejap.

Selain menikmati suasana dan makanannya, disini kita juga bisa membeli handycraft/souvenir khas Bali. Terdapat satu sudut di restoran ini yang memajang handycraft/souvenir yang bisa kita beli sebagai oleh-oleh. Oya paling pas datang ke Nook ini saat sawahnya hijau atau kuning karena bakal cantik banget pemandangannya. Hindari datang saat padinya sudah dipanen dan sawahnya belum ditanam, jadinya cuma petak sawah coklat yang bisa kita lihat. Ya seperti saat kita datang he..he..

Sawahnya masih pada coklat.

Berkibarlah benderaku.

Sudut handycraft dan souvenir.

Untuk pilihan meja kursinya pilih yang menghadap langsung ke sawah atau sofa-sofa empuk seperti pilihan kami. Dijamin bakal ga mau buru-buru keluar dari restoran ini. Menurut saya harga, fasilitas dan kenyamanan yang ditawarkan tempat ini sebanding. Apalagi dengan adanya menu pilihan Indonesian food, jadi cocok banget didatangi bersama keluarga ataupun teman.

Jatuh cinta dengan suasana Nook Bali.

3. La Laguna Bali

Tempat ini happening karna banyak selebgram yang melakukan photoshoot disini. Berada di pinggir pantai Batubelig Canggu, restoran ini menawarkan suasana Spanyol dipadukan dengan beach club. Karena berada di pinggir pantai paling pas datang kesini saat sore hari menjelang sunset.

Tempat favorit selebgram untuk berfoto di La Laguna Bali.

Menu yang ditawarkan adalah masakan Spanyol yang mungkin belum begitu familiar untuk kita orang Indonesia. Untuk masuk dan menikmati makanan serta fasilitas restoran ini dikenakan minimum payment sebesar 178ribu per-orang. Harga makanan disini bisa dibilang cukup mahal. Untuk makanan sendiri tidak ada yang istimewa karena kami berdua tidak begitu suka western food (lidahnya Padang banget deh).
 
Our time.

Yang menjadi daya tarik justru suasana dan konsep yang ditawarkan di restoran ini. Karena berada di pinggir pantai otomatis kita bisa menikmati suasana pantai dekat restoran ini. Uniknya pantai Batubelig ini punya bibir pantai yang jauh dari pinggir laut, sehingga jarak antara restoran ke pinggir laut cukup jauh dan dibatasi pasir pantai yang luas. Buat keluarga yang membawa anak pasti senang sekali bisa bermain pasir di pantai yang luas ini.

Pantai Batubelig.

Jarak antara pinggir laut dan restoran cukup jauh.

Suasana sore di pantai Batubelig.

Suasana menuju pantai di La Laguna.

Selain itu disini juga terdapat taman rumput hijau yang juga bisa digunakan untuk tempat makan sambil menikmati musik yang dimainkan langsung oleh DJ nya. Di area restoran indoornya terasa suasana hippie dicampur dengan budaya Spanyol, sehingga konsepnya jadi unik dan menarik. Kita juga bisa menikmati makanan direstoran ini dibagian teras restoran yang langsung menghadap ke pantai, cocok banget dinikmati saat sunset.

Taman rumput di La laguna.

Saat kami datang semua meja disini katanya "reserved".

Ada DJ disudut kanan belakang sedang asyik memainkan musiknya.

Area bar.

Interior restoran yang etnik.

Nuansa Spanyol didalam restoran.

Keep our memories.

Cuma menurut saya pelayanan di tempat ini kurang begitu bagus dan sedikit rasis. Entah mengapa tidak sedikit kita mendengar beach club di Bali yang memperlakukan wisatawan lokal tidak sebaik wisatawan asing. Salah satunya La Laguna. Saat kami datang hampir semua meja dengan view terbaik tidak bisa kami duduki karena sudah "reserved" kata pelayannya. Tapi untuk bule yang datang tanda itu lalu dipindahkan. Kami lalu minta meja yang menghadap ke pantai juga ke pelayan lain di area teras restoran, ternyata yang kami kira pelayan itu adalah salah satu supervisor mereka, langsung saja tanda reserved di meja dipindahkan dan kami duduk di meja pilihan kami. Jadi aneh juga melihat sistem pelayanan mereka yang sedikit rasis dan tidak konsisten. Jujur pelayan di area restoran jauh lebih ramah daripada pelayan di bagian depan yang menerima kita pertama kali.

Bule dapat aja tempat duduk yang oke dan sesuai keinginan mereka.

Meja yang katanya "reserved" ternyata cuma bo'ongan.

Kala sunset menjelang.

Lumayan lah dapat meja yang bisa lihat sunset.

Candid.

Sunset di Batubelig.

Menjelang malam.

Buat saya cukup sekali datang ke tempat ini. Memang view dan konsep yang ditawarkan menarik, tapi sangat disayangkan pelayan mereka terutama yang berada didepan untuk menerima tamu terlalu sombong untuk orang Indonesia, malah lebih ramah ke bule dari pada ke sesama bangsa Indonesia. Jelas-jelas mereka berkulit gelap sama dengan kita, malah lebih item daripada saya he..he.. Entahlah, apa pun alasannya hal ini bisa memberikan kesan buruk terutama bagi wisatawan lokal seperti saya.

Kayaknya cukup sekali saja ke tempat ini.

Eitss, ini baru sebagian restoran berkonsep unik (instagramable) di Bali yang saya bahas. Masih banyak restoran-restoran unik lainnya yang bakal saya bahas dan pastinya ga kalah keren dari restoran-restoran diatas. So, tunggu postingan berikutnya ya. Buat yang ga mau ketinggalan info tentang postingan terbaru saya, bisa follow Instagram saya di @chi2min. Kadang tips dan trik seputar travelling saya tulis di Instagram terutama saat sedang melakukan trip. InsyAllah ga lama lagi saya bakal menjelajahi kota-kota indah impian banyak orang. Jadi terus ikuti blog ini dan jangan lupa follow Instagram saya biar dapat update info-info terbarunya.. Semoga bermanfaat..😉😉

Day 6 UK Trip 2023 - Edinburgh.

  Dean Village. Tanpa kita sadar uda masuk hari ke-6 perjalanan kami pada UK Trip kali ini, dan masuk hari kedua di Edinburgh. Hari ini kita...