Rabu, 28 Desember 2016

Shenzhen Trip 2013 (China) - Window of the World

Window of the World Shezhen.

Saya merasa ada yang kurang dari trip saya ke Hongkong kemaren, karena tidak memasukan Shenzhen dalam itinerary-nya. Jadi jika teman-teman punya kesempatan berkunjung ke Hongkong dan Macau, jangan lupa mampir juga ke kota Shenzhen. Tahun 2013 saat traveling bersama suami, saya sudah berkesempatan mampir di kota ini. Kota ini letaknya tidak jauh dari kota Hongkong, hanya memakan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan dengan kereta api/metro dari Hongkong ke Shenzhen. Tapi karena kota Shenzhen sudah termasuk wilayah teritori negara China (RRC), jadinya untuk masuk ke kota ini kita yang menggunakan paspor Indonesia membutuhkan visa. Kita dapat membuat Visa On Arrival (VOA) sesampainya di stasiun kedatangan kota Shenzhen. Namun Visa (VOA) ini hanya berlaku untuk wilayah Shenzhen dan sekitarnya saja, jika kita ingin melanjutkan perjalanan keluar kota Shenzhen menuju kota-kota lain di daratan China, maka kita dengan paspor Indonesia diwajibkan untuk membuat Visa masuk negara China. Saran saya jika memang ingin melanjutkan perjalanan ke kota-kota lain di China selain kota Shenzhen, lebih baik urus Visa masuk China nya saat masih di Indonesia, karena lebih mudah dan aman.

Saat saya menuju Shenzhen dari Hongkong tahun 2013 lalu saya menggunakan Metro (MTR) jalur East Rail Line. Dari Tsim Sha Tsui (lokasi hotel saya menginap) saya naik metro dari stasiun East Tsim Sha Tsui (jalur East Rail Line) menuju stasiun akhir Lo Wu. Stasiun Lo Wu inilah yang berbatasan langsung dengan kota Shenzhen. Dari Lo Wu kita akan jalan kaki melewati perbatasan antara HongKong dan Shenzhen (daratan China) lalu memasuki stasiun Luo Hu yang sudah berada dalam wilayah Shenzhen. Jadi antara Lo Wu dan Luo Hu ini berada dalam gedung yang sama dan hanya berjarak beberapa ratus meter saja. Sebelum memasuk imigrasi China di Shenzhen, bagi kita yang belum memiliki Visa masuk China, silakan naik ke lantai 2 bangunan di Luo Hu ini untuk membuat Visa On Arrival (VOA).

Perbatasan antara Hongkong dengan Shenzhen.

Saat saya berkunjung ke Shenzhen lalu, pengurusan VOA nya tidak sulit dan tidak memakan waktu yang lama. Karena antrian saat itu bisa dikatakan cukup sepi, hanya ada saya, suami, dan beberapa turis asing lainnya. Untuk mendapatkan VOA kita cukup membayar sekitar 250ribu perorang. Berlaku untuk kunjungan selama 5 hari diwilayah Shenzhen dan sekitarnya. Saat mengurus VOA ini kita bakal ditanyai tujuan akhir kita selama di China dan ditegaskan oleh pihak imigrasinya kalau VOA hanya berlaku untuk wilayah Shenzhen dan sekitarnya.

Setelah melewati bagian pengecekan paspor memasuki kota Shenzhen, bakal sangat terasa bedanya antara kota Hongkong yang berpaham liberal dengan kota Shenzhen yang berpaham komunis. Pihak kepolisian dan keamanan yang berjaga-jaga diperbatasan kota Shenzhen terkesan sangat kaku dan tegas, atribut-atribut negara yang menempel didinding gedung pun jauh sekali berbeda dengan yang ada di Hongkong. Tapi disana letak serunya traveling itu, kita bakal terkaget-kaget dengan perubahan-perubahan paham dan budaya setiap daerah ataupun kota dibumi ini. Waktu pertama ke Hongkong dan Shenzhen itu kami sama sekali tidak mem-book hotel dari Indonesia, jadi kite nekat go show saja cari hotel setibanya di Shenzhen. Berbekal buku traveling hemat Claudia Kaunang (CK), kita mencari hotel yang masuk dalam rekomendasi CK.

Baru keluar dari stasiun Luo Hu.

Suasana Shenzhen yang terasa beda dengan Hongkong, ini adalah bangunan stasiun Luo Hu.

Sebenarnya hotel yang kami cari itu letaknya tidak jauh dari stasiun Luo Ho Shenzhen, tapi terkendala dengan bahasa jadinya agak susah untuk bertanya pada orang lokal. Walau sudah bertanya denga pria berjas dan berdasi pun tetap saja dia tidak bisa berbahasa Inggris, tapi syukurlah dia mau membantu mencarikan alamat hotel kami dengan HP nya dan menunjukkan arah dengan bahasa tarzan he..he.. Biaya hotel di Shenzhen jauh lebih murah dari pada di HongKong, di Shenzhen dengan biaya 350ribu/malam kita sudah bisa menginap di hotel sekelas bintang 3, sedangkan di Hongkong dengan biaya 500ribu/malam kita baru mendapatkan kamar kecil seperti kost-kostan. Dibawah ini bisa dilihat hotel kami di Shenzhen seharga 350ribu/malam.

Kamar hotel seharga 350ribu di Shenzhen.

Kualitas dan fasilitas kamar seperti hotel berbintang.

Kamar mandi bersih dan luas.

Tapi saya lupa nama hotelnya apa he..he..

Lalu muncul pertanyaan, apa yang menarik dari kota Shenzhen ini. Buat apa kita datang ke kota ini. Jangan pandang sebelah mata kota ini kawan. Walau jauh dari Beijing ibukota China, kota Shenzhen ini ga kalah maju dengan Hongkong. Di kota ini sudah tersedia metro atau kereta bawah tanah yang menghubungkan setiap wilayah. Bangunan-bangunannya pun sudah ditata modern, disini terdapat pusat-pusat perbelanjaan yang modern dengan harga terjangkau. Selain biaya hidup dan surga belanja murah Shenzhen terkenal dengan beberapa tempat wisatanya.

Suasana kota Shenzhen yang modern.

Pembangunan kota ini bisa dibilang maju.

Salah satu yang saya kunjungi saat berada disana adalah tempat wisata Window of the World. Window of the World ini adalah taman rekreasi yang dipenuhi dengan miniatur-miniatur bangunan terkenal, menara ataupun landmark suatu kota/negara. Hampir semua miniatur bangunan terkenal ataupun landmark diseluruh dunia ada disini. Mulai dari menara Eiffel, gedung putih, Taj Mahal, Air terjun Niagara sampai candi Borobudur pun ada. Berikut foto-foto saya selama berkunjung di Window of the World.

Dibawah miniatur Eiffel.

Ala Paris di W.O.W

Gede juga lho menara Eiffel disini.

Ala Amerika.

Air terjun Niagara.

Ala Mesir.

Roma.

Sampai miniatur tamannya pun ada.

Louvre ala W.O.W

Siapin kamera ya disini banyak spot foto keren.

Miniatur kota New York, masih ada WTC nya.

Suasana malam di Window of the World.

Selain melihat miniatur-miniatur bangunan terkenal, kita juga bisa mengikuti atraksi-atraksi ataupun wahana lainnya. Seperti wahana pertunjukan 4D, dimana kita akan diajak berkeliling dunia dengan balon udara. Ada juga wahana melihat miniatur dinosaurus. Wahana ini cocok untuk yang membawa serta anak-anak dan keluarga. Tips dari saya, usahakan datang sedari pagi ke taman rekreasi ini, agar bisa menikmati semua wahana yang tersedia. Karena beberapa wahana yang menarik akan berhenti setelah jam 6 sore. Untuk harga tiket masuknya saat ini bisa dicek sendiri di google ya, karena saya sudah lupa. Oya katanya setiap malam juga ada atraksi kembang api disini, jadi jika ingin menikmati atraksi kembang apinya mesti sabar menunggu sampai jam 9 malam.

Digigit dinosaurus.

Wahana ini, bisa bikin kaget karena beberapa dinosaurusnya bisa bergerak dan bersuara.

Untuk makan, saya merasa lebih gampang mencari makanan halal dan murah di Shenzhen ini. Tinggal jalan menuju pusat perbelanjanaan Dongmen yang hanya berjarak 1 stasiun metro dari hotel saya di Luo Hu, kita sudah bisa menemukan penjual ayam bakar dan baso bakar halal. Kedai-kedai ayam bakar halal ini dimiliki oleh kaum muslim China bagian utara, wajah mereka sedikit berbeda dari orang China kebanyakan, sepertinya ada campuran timur tengah didarah mereka. Kedai-kedai ini selalu menyalakan musik bernuansa timur tengah (arabian) dan pasti semua makanan yang mereka jual halal. Harga 1 tusuk sayap ayam bakarnya pun bisa dikatakan murah. 1 tusuk itu lumayan besar lho porsinya, lumayan buat lauk makan nasi he..he.. Ada juga baso dan daging bakar. Rasa bumbunya juga pas, pedas dan enak. Selama di Shenzhen saya bolak balik makan ayam bakar ini.

Kedai makanan halal maknyus di Shenzhen.

Daging bakar halal ala Shenzhen.

Baso dan ayam bakar.

Untuk tempat belanja kita bisa jelajahi wilayah Luo Hu dan Dongmen. Waktu berada di Shenzhen saya menghabiskan waktu 2 hari 2 malam, 1 hari untuk jalan-jalan ke Window of the World dan 1 hari saya khususkan untuk mengitari pusat perbelanjaan kota ini. Lalu dari Shenzhen kita dapat menyebrang dengan ferry menuju kota Macau. Dari Luo hu saya naik metro menuju pelabuhan ferry yang akan mengantarkan saya ke Macau. Detail caranya saya sudah lupa, mungkin teman-teman bisa cari info lain di google. Jadi trip saya tahun 2013 adalah Hongkong-Shenzhen-Macau. Semoga bisa membantu teman-teman dalam menyusun rencana perjalanan. Jika ada pertanyaan, silakan tinggalkan pesan di kolom komentar. Semoga bermanfaat, dan happy traveling all..Pada liburan kemana akhir tahun ini!!??

Dongmen shopping center.

Suasana dalam metro di Shenzhen.

Ketika menuju pelabuhan Shenzhen.

Masuk ruang tunggu ferry menuju Macau.

Tiket ferry ke Macau yang dibeli di pelabuhan Shenzhen.

Suasana sebelum naik ketas ferry.

Antrian penumpang yang akan naik ferry ke Macau.

Kamis, 24 November 2016

Hongkong Macau Trip 2016 Day 7 - Senado Square & The Parisian Macau.

Ruins of St. Paul's.

Hari ini adalah hari terakhir kita di Macau, sekitar jam 18.30 kita sudah mesti naik pesawat menuju Kuala Lumpur (KL). Karena ini hari terakhir perjalanan kita tentu kita ga mau sia-siain waktu yang ada. Pagi-pagi kita bertiga uda beres-beres dan semangat buat jalan-jalan keliling Macau. Pagi itu kita langsung check out dari hotel dan menitipkan koper ke resepsionisnya. Rencananya pagi ini kita mau jalan-jalan ke Senado Square yaitu wilayah kota tua peninggalan Portugis. Sudah pada tau dong kalau Macau ini dulu merupakan jajahan Portugis, jadi tak heran kalau sepanjang jalan kita bakal nemu papan jalan atau plang yang berbahasa Portugis dan China. Begitu pula bangunan-bangunan sejarahnya banyak yang merupakan peninggalan bangsa Portugis, maka tak heran kalau model bangunan-bangunan tua ini sama dengan bangunan yang ada di Eropa.

Senado Square.

Senado Square ini tidak jauh letaknya dari hotel kami, cukup jalan kaki sekitar 5-10 menit saja. Tapi sebelum sampai ke Senado Square saya mengajak mama papa untuk nyobain kue khas Portugis yang sangat terkenal di Macau ini yaitu Egg Tart. Nah egg tart paling enak dan yang paling terkenal adalah yang dijual oleh Cafe e Nata. Cafe ini letaknya sangat dekat dari hotel kami. Jadi sebelum sampai di Senado Square kita mampir beli egg tart dulu disini. Sekalian isi perut buat sarapan. Untung kita masih pagi datangnya jadi antrian belum ada. Bisa langsung beli egg tart dan makan selagi panas..mmm..Yummy. Yang bikin egg tart ini enak karena pastrinya beda dengan egg tart yang lain, ukurannya juga besar. Makan satu atau dua uda bisa bikin kenyang lho. Harganya kalau ga salah 10 MOP satunya, beli 5 gratis 1 jadi dapat 6 biji egg tartnya. Kalau lagi di Macau wajib coba egg tart Cafe e Nata ini. Selain egg tart juga ada roti dan kue lainnya.

Satu kotak ini berisi 6 buah Egg Tart.

Mama papa abis beli egg tart nya.

Ini dia kue paling hits di Macau.

Jangan lupa mampir di Cafe e Nata ini kalau di Macau ya.

Sarapan bareng orang lokal.

Selesai sarapan egg tart di Cafe e Nata, kami lalu menuju Senado Square. Untung masih pagi jadi kawasan ini masih sepi dari turis. Jadinya kita bisa foto-foto tanpa keganggu ma turis-turis yang lalu lalang he..he.. Senado Square sendiri merupakan alun-alun atau pusat kota Macau sejak abad ke 16. Disekitar Senado Square ini terdapat banyak sekali bangunan-bangunan peninggalan sejarah masa Portugis seperti The Cathedral, St. Dominic's Church dan Ruins of St. Paul's. Pertama-tama kita menjelajahi bagian bawah kawasan ini. Terutama diarea sekitar St. Dominic's Church.

Mama on cam di Senado Square.

Mesra sampai akhir hayat.

Baju mama cocok banget ma suasana disini.

Bangunan bergaya portugis di Macau.

St. Dominic's Church.

Papa makin gendut pas traveling he..he..

Can you see my father??

Langit biru, gedung berwarna cerah dan saya ga tahan kalau ga selfie he..he..

Lalu jalan santai kita terus naik keatas menuju peninggalan Ruins of St. Paul's yag terkenal itu. Senangnya jalan diarea ini terdapat banyak jejeran toko souvenir dan oleh-oleh makanan khas Macau. Enaknya lagi, kita bisa icip tester kue yang tersedia disetiap toko yang ada. Jadinya sepanjang jalan sibuk mampir nih ke toko-toko kue ini buat icip-icip sampai kenyang he..he.. Ada juga penjual dendeng, tapi kita ga bisa icip karna non halal he..he.. Walau jalan menuju Ruins of St. Paul's ini mendaki, jadi ga berasa capek karena asyik cuci mata dan icip-icip kue sepanjang jalan he..he..

Ada penjual buah juga ditepi gang menuju Ruins of St. Paul's.

Ini dia jalan/lorong menuju Ruins of St. Paul's.

Toko kue oleh-oleh Macau yang tersebar di area Senado Square.

Silakan dipilih mau kue yang mana.

Setiap kue biasanya dilengkapi tester untuk kita cobain.

Ini dia tester yang bisa kita coba sesukanya.

Kue kacang ini adalah best seller nya, dan memang paling enak buat saya.

Sampainya di Ruins of St. Paul's ternyata sudah lumayan ramai turis yang datang. Ruins of St. Paul's adalah reruntuhan gereja Mater Dei yang terdapat pada komplek St. Paul's Collage yang dibangun sejak tahun 1602. St. Paul's College merupakan komplek universitas bergaya Eropa pertama yang dibangun di China. Tapi karena bencana kebakaran tahun 1835, komplek universitas ini habis terbakar dan hanya menyisakan bagian depan gerejanya saja. Saat ini bangunan Ruins of St. Paul's ini menjadi salah satu icon yang sangat terkenal di Macau. Dan menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi kalau sedang ada di Macau.

Ini dia sisa reruntuhan St. Paul's Collage.

Piss..

Sudah mulai ramai turis yang datang.

Mau kemana kita sehabis ini Pa??

Bangunan bergaya Eropa.

Ruins of St.Paul's ini menjadi icon wisata kota Macau.

Suasana disini ditata rapi dan menyenangkan.

Sejarah dari alun-alun kota Macau.

Holding hands.

Kita bertiga di Ruins of St.Paul's.

Puas menikmati Ruins of St. Paul's, kami lalu turun kembali ke area Senado Square. Sebelum benar-benar turun kita sempatin untuk mampir di toko souvenir buat beli souvenir khas disana. Karena matahari cukup terik, pas jalan ke bawah mama sempat pusing. Kita pun buru-buru nyari tempat duduk buat berteduh dan istirahat. Seingat saya dulu di Senado Square ini ada restoran Mc-D cukup besar, tapi pas kita sampai disana sudah ga ada lagi. Akhirnya kita nanya orang-orang dan ketemu restorannya. Ternyata memang pindah posisinya agak kebelakang. Langsung deh pesan makan dan minum siang itu di Mc-D. Alhamdulillah abis makan, mama uda seger dan kuat lagi jalan-jalannya.

Toko souvenir di area Senado Square.

Lagi milih postcard.

Lagi cari arah jalan ke Mc-D.

Ini dia menu favorit kita selama di Hongkong & Macau he..he..

Karena kemaren sempat lihat replika menara Eiffel didekat Venetian Hotel, dan masih penasaran ma Eiffel Tower ala Macau ini, kita pun sepakat buat kesana. Balik dulu ke hotel buat ambil koper. Pas balik ke hotel kita sempat lewat Cafe e Nata, dan ternyata antrian orang di cafe ini sudah mengular he..he.. Untung tadi datangnya pagi kesini jadi belum ada antrian he..he.. Setelah ambil koper, kita pun jalan kaki menuju tempat parkir fasilitas bus gratis City Of Dream yang berjarak 5 menit jalan kaki saja dari hotel. Untung bus nya ga lama datang, dan kita pun naik bersama turis lainnya.

Ternyata saat perjalan, bus ini tidak langsung menuju City Of Dream, tapi ke Studio City dulu dan melewati replika Eiffel Tower yang kami ingin datangi. Sempat pengen turun di studio city aja, tapi karena ada koper jadinya kita urungkan niat turun disana. Biar ke City of Dream dulu titip koper, baru nanti naik bus lagi menuju Studio City yang bersebelahan dengan The Parisian hotel. Saat lewat di depan replika Eiffel Tower ini kami baru tau kalau bangunan ini dibangun oleh hotel yang namanya The Parisian Hotel. Tiba di City of Dream kami pun kembali menitipkan koper ditempat penitipan koper gratis nya. Lalu naik bus gratis lagi menuju Studio City. Sesampainya di Studio City kita pun terkagum-kagum dengan interior bagian luarnya.

Gayanya Papa.

Foto-foto di studio city.

Yuk kita jalan-jalan ma he..he..

Dominan warna merah di Studio City.

Puas menikmati Studio City, kami lalu menuju The Parisian Hotel yang bersebelahan dengan Studio City. Wah ternyata replika Eiffel Tower nya lumayan besar dan megah. Kami jadi berasa ada Paris he..he.. Rasanya ga puas-puasnya berfoto dengan latar belakang replika Eiffel Tower ini. Apalagi langit biru mendukung banget untuk mendapatkan foto-foto keren. Kita pun menikmati bangunan megah ini sepuasnya. Belum lagi suasana sekitar yang rapi bersih dan tertata dengan sangat baik. Bikin kita betah berlama-lama dibawah replika Eiffel Tower ini.

Melompat lebih tinggi..

Wah replika Eiffel Tower nya besar juga lho.

Pose.

Mama dibawah Eiffel ala Macau.

Tongsis moment.

Paris rasa Macau.

Kece foto-foto disini.

Yang replika aja cantik gini, aslinya apalagi he,,he..

Sambil nyebrang masih bisa jepret-jepret..jangan ditiru ya..

Kami lalu menyempatkan diri buat masuk melihat bagian dalam The Parisian Hotel. Wah ternyata ditengah-tengah lobby hotel ini terdapat air mancur yang cukup besar dan tinggi. Lalu tentu saja semua nuansa interiornya berbau Paris. Sepertinya hotel ini masih baru dan menjadi primadona saat ini, ini terbukti dengan panjangnya antrian untuk check in ke hotel ini ck..ck.. Kapan-kapan deh kalau ke Macau lagi ajak Bang Tomi nginap disini he..he..

Bagian lobby The Parisian Hotel.
Mewah didalam hotel ini.
Ada air mancur ditengah lobby nya.

Setelah melihat bagian dalam The Parisian Hotel, kami pun menyudahi jalan-jalan kami siang itu di Macau. Kita lalu kembali ke City of Dream buat ambil koper dan naik fasilitas bus gratisnya menuju bandara Macau. Untuk menuju City Of Dream dari The Parisian Hotel kami cukup berjalan kaki santai saja sekitar 15 menit. Jalan kaki ini juga buat menikmati suasana kota Macau yang menyenangkan ini.

Pas jalan menuju City of Dream.

Kawasan ini benar-benar rapi dan dipenuhi oleh hotel dan casino.

Setibanya di City of Dream kita langsung ambil koper dan menuju tempat parkir bus gratis yang menuju bandara Macau. Ini enaknya di Macau, ga perlu keluar uang buat biaya transportasinya. Semuanya gratis, tinggal manfaatkan fasilitas bus gratis dari hotel-hotel ternama ini. Ternyata jarak dari City Of Dream ke bandara cukup dekat ga sampai 15 menit kita uda sampai di bandara Macau. Karena penerbangan kita masih lama, jadinya kita malah banyak duduk di bandara Macau ini. Akhirnya sekitar jam 18.30 kita pun terbang menuju Kuala Lumpur. Dari Kuala lumpur kami pun melanjutkan penerbangan menuju Padang kota tercinta.

Ini pesawat kita dari Macau ke KL.

Sebenarnya ada satu kota lagi yang dapat masuk dalam itinerary kita jika kita berkunjung ke Hongkong dan Macau yaitu kota Shenzhen. Tapi dalam trip kemaren saya tidak mampir ke Shenzhen karena masalah waktu. Namun sebenarnya saya sudah pernah menjelajahi kota ini 3 tahun yang lalu saat trip bareng suami ke Hongkong, Macau dan Shenzhen. So berikutnya saya akan menceritakan pengalaman saya dan suami 3 tahun yang lalu ke kota Shenzhen. Terus ikuti pertualangan saya ya.. dan semoga bermanfaat..!!!




Day 6 UK Trip 2023 - Edinburgh.

  Dean Village. Tanpa kita sadar uda masuk hari ke-6 perjalanan kami pada UK Trip kali ini, dan masuk hari kedua di Edinburgh. Hari ini kita...