Selasa, 28 April 2020

Wabah Corona Menggagalkan Perjalanan Saya.

Penampilan kita saat corona merajalela.

Semua berawal dari tiket promo Oman Air yang saya dapatkan. Saya yang iseng cek harga tiket tiba-tiba saja menemukan tiket murah ke salah satu negara cantik di utara bumi. Negara ini belum pernah saya kunjungi dan tentu membuat saya penasaran untuk menjelajahinya. Langsung saja saya telpon suami yang sedang di kantor dan bertanya pendapatnya mengenai tiket promo ini. Akhirnya kami sepakat buat beli tiket promonya dan memilih akhir Maret sebagai tanggal keberangkatan. 

Ketika virus corona pertama kali diberitakan oleh China pada Januari 2020, saya saat itu sedang berada di Turki, dalam rangka jadi tour guide buat mama & tante-tante saya. Sebelum kami pulang, virus ini sudah masuk ke Malaysia dan beberapa negara lainnya. Indonesia terkonfirmasi belum ada. Sehabis dari Turki, saya sudah ada rencana untuk mengurus visa saya dan suami untuk perjalanan kami di akhir bulan Maret. Jujur saya sebenarnya sudah mulai was-was apakah kami tetap berangkat atau tidak.

Saat saya tiba di Indonesia awal Februari, keadaan negeri kita masih sangat normal. Suami saya pun meminta saya untuk mengurus visa kami berdua. Visa negara yang akan kami kunjungi ini bisa dibilang susah-susah gampang dan butuh waktu cukup lama dalam prosesnya. Awal pembuatan visa saya sebenarnya uda ragu, sampai telpon ke Papa dan bertanya pendapat Papa tentang virus corona ini apakah bakal menyebar ke seluruh dunia atau tidak? Kenapa saya telpon Papa, karena Papa saya seorang dokter spesialis mikrobiologi yang memang meneliti mikroba, bakteri dan virus-virus selama ini.

Papa saya bilang, lebih baik saya urungkan niat saya untuk traveling di bulan Maret itu. Karena virus ini sepertinya berbahaya dan bisa menjadi pandemi kalau tidak diatasi dengan baik. Papa yang selalu support saya dan tidak pernah melarang saya buat traveling, tiba-tiba kali ini melarang saya. Tapi suami tetap bilang lebih baik urus visa dulu, kalau keadaan oke kita tetap berangkat, karena sampai saat itu negara yang bakal kami kunjungi belum ada terkonfirmasi terkena corona/covid19.

Akhirnya saya tetap mengurus visa seperti saran suami. Dan memang visa negara ini cukup lama beresnya, sampai nunggu kurang lebih 3 minggu. Akhir Februari visa sudah ditangan, saya lalu mulai membeli tiket kereta antar kota dan mengatur itinerary. Tiket kereta yang saya beli ini tiket non refundable. Dan tiket pesawat pun tiket promo yang tentunya juga non refundable.

Sampai akhir Februari semua masih sesuai rencana, sampai tiba-tiba awal Maret kasus covid19 pertama di Indonesia di umumkan. Ada 2 orang yang dinyatakan positif di Indonesia. Penerbangan internasional mulai dibatasi. Anjuran untuk tidak ke luar negeri mulai marak didengungkan. Rencana kami mulai goyah. Beberapa negara di luar negeri mulai menutup bandara mereka. Malah ada yang sudah langsung lockdown. Tapi negara yang bakal kami kunjungi masih menerima penerbangan dan tidak menunjukkan rencana akan lockdown.

Saya coba menghubungi teman yang ada di negara itu, dia bilang kondisi di sana aman dan tidak ada rencana untuk lockdown. Tapi saya mulai cemas untuk berangkat, karena melihat perkembangan kasus virus covid19 ini makin merajalela di dunia. Saya mencoba menelpon kantor Oman Air di Jakarta tapi tidak ada yang mengangkat telpon saya. Saat itu saya penasaran dengan penerbangan saya apakah tetap on schedule atau tidak. Lalu penasaran juga dengan kebijakan airlines ini terkait pandemi yang sedang terjadi.

Karena setiap saya telpon tidak ada yang mengangkat, akhirnya Jumat tanggal 13 Maret saya putuskan untuk mendatangi kantor Oman Air yang ada di Jakarta. Tapi alangkah kagetnya saya, saat saya tiba di kantor Oman Air bersamaan dengan datangnya perwakilan dari kedutaan Oman di Jakarta. Perwakilan itu bilang bahwa mulai besok tanggal 14 Maret negara Oman menghentikan seluruh proses visa masuk negara mereka. Jadi tentunya jika visa tidak ada kita tidak bisa masuk ke negara mereka. Sedangkan penerbangan dengan Oman Air rata-rata punya waktu transit lama sampai belasan jam yang membuat akan terjadinya penumpukan penumpang di bandara Oman jika visa untuk masuk negara Oman tidak dikeluarkan. Semua yang ada di kantor itu kaget dan tampak bingung, termasuk saya. Jadi bagaimana dengan flight kami? Bagaimana dengan penerbangan Oman Air?

Saat tiba di kantor Oman Air ini dering telpon ternyata sengaja diabaikan oleh mereka pegawainya.

Pengumuman tentang dibekukannya visa masuk negar Oman.

Intinya sudah tidak bisa masuk ke Oman.

Karena pernyataan itu baru mereka terima, pihak Oman Air belum bisa memberikan penjelasan apa-apa kepada saya. Karena sampai saat ini penerbangan saya masih on schedule dan tidak ada perubahan apa-apa dan negara yang saya kunjungi juga masih terbuka bandaranya untuk semua penerbangan. Pegawai Oman Air yang saya temui berkata akan ada info kalau memang penerbangan saya dibatalkan, jadi ditunggu saja.

Lalu saya bertanya bagaimana sistemnya kalau penerbangan dibatalkan? Pegawai itu bilang bisa reschedule atau refund tiket. Lalu saya tanya lagi, kalau tiket promo bisa refund juga? Dia bilang bisa dan dikembalikan 100%, ini sudah mereka lakukan untuk penerbangan ke Saudi Arabia dan Italia yang memang sudah lockdown. Selama penerbangan itu dibatalkan dari pihak airlines, bukan karena kita sendiri. Mendengar jawabannya saya sedikit lega. Dan belum melakukan apa-apa terkait penerbangan kami.

Hari Senin tanggal 16 Maret, saya kembali ke kantor Oman Air karena sudah menunggu beberapa hari tidak ada kejelasan mengenai tiket saya. Sedangkan negara Oman sudah mengumumkan menutup perbatasan negara mereka untuk orang asing. Saat saya datang ternyata sudah ramai orang yang antri dan mempertanyakan status penerbangan mereka. Rata-rata yang saya dengar dibatalkan.

Keadaan kantor Oman Air.

Tiba saat saya dilayani, si petugas bertanya kode booking tiket saya dan men-cek status penerbangan saya tanggal 27 Maret. Awalnya dia bilang penerbangan saya dibatalkan. Sedikit lega mendengarnya, saya langsung minta refund. Karena Jumat lalu salah satu pegawai mereka bilang bisa direfund full asal pembatalan dari pihak mereka. Tapi jawabannya ga bisa, cuma bisa reschedule tiket. Dan waktu untuk reschedulenya juga dibatasi hanya 3 bulan dari tanggal keberangkatan.

Saya agak sedikit bingung dengan kebijakan baru ini. Karena jelas-jelas Jumat lalu dia bilang bisa refund tiket full dan uang dikembalikan ke rekening penumpang. Saya juga baca ada surat edaran dan imbauan dari pemerintah negara Oman sendiri, bahwa airlines harus memberikan kemudahan pada penumpang yang ingin me-refund tiket mereka terkait pandemi yang makin meluas ini.

Surat edaran resmi dari pemerintah Oman.

Ketika saya perlihatkan surat edaran ini. Tiba-tiba pegawai Oman Air yang saya temui meminta waktu berdiskusi dengan bos nya di dalam. Saat dia kembali dia bilang status penerbangan saya masih ada dan on schedule alias tidak dibatalkan. Lho kok jadi beda gini, tadi mereka bilang batal, sekarang masih ada. Saya mulai merasa dipermainkan oleh pihak Oman Air.

Saat saya masih diskusi dengan pegawainya mengenai tiket saya, salah seorang pegawai lain (mungkin atasannya) tampak tidak suka dan memaksa pegawai yang melayani saya untuk melayani orang lain. Sangat tidak sopan. Sampai akhirnya pegawai yang melayani saya ini menjanjikan akan menelpon saya terkait tiket saya ini pada hari Kamis nanti. Intinya saya mengalami deadlock, karena tidak ada kejelasan atas penerbangan ini, sedangkan banyak penerbangan lain yang sudah batal saat itu. Perasaan saat itu benar-benar ga enak dan merasa dipermainkan oleh pihak Oman Air. Mana kondisi saya sendirian karena suami sedang on duty di lapangan.

Keesokan harinya tanggal 17 Maret, saya mendapat kabar negara yang saya kunjungi menutup perbatasan mereka untuk orang asing kecuali pejabat negara atau mereka yang dalam misi kemanusiaan.  Termasuk negara Oman juga resmi menutup perbatasan negara mereka. Otomatis penerbangan internasional ke sana tentu dibatasi atau tidak ada sama sekali. Suami pun di lapangan ada isu akan di lockdown sampai bulan April. Tapi kabar dari Oman Air terkait penerbangan saya tanggal 27 Maret belum ada juga. Tapi hari ini kami sudah yakin tidak akan bisa berangkat karena negara yang kami kunjungi lockdown. Semua bookingan hotel langsung saya cancel, dan untungnya semua masih free cancelation.

Info yang kami dapatkan.

Saya dan suami sibuk mengumpulkan data dan informasi terkait penutupan masuk warga asing ke negara yang bakal kami kunjungi. Hal ini untuk menjadi bukti ke pihak Oman Air bahwa negara yang kami kunjungi sudah lockdown. Lalu suami juga mencari tau ke rekannya yang kerja di travel agen bagaimana mereka menanggulangi tiket-tiket peserta tour mereka efek dari wabah covid19 ini. Rekan ini bilang semua tiket penerbangan mereka bikin jadi open tiket semua. Karena susah sekali minta refund tiket saat ini. Kalau pun bisa potongannya cukup besar. Jadi pihak travel agen ini memutuskan untuk merubah status tiket-tiket yang sudah mereka beli menjadi open tiket, imbas dari pembatalan penerbangan karena covid19. Open tiket ini maksudnya tiket tetap ada tapi tanpa itinerary, nanti setelah wabah ini selesai, baru tiketnya ditentukan kapan akan berangkat. Jadi bukan di reschedule dari sekarang.

Kantor Oman Air Jakarta.

Info dari rekan di travel agen ini sedikit memberi pencerahan. Rabu tanggal 18 Maret saya kembali mendatangi kantor Oman Air. Saya sengaja datang pagi-pagi sebelum kantornya buka untuk menghindari antrian. Saya menjadi orang pertama yang dilayani. Saat saya datang itu, cuma ada 1 pegawai yang melayani di depan. Saat di cek penerbangan saya masih on schedule. Saya lalu bilang negara yang saya kunjungi sudah lockdown. Si pegawai kaget dan bilang belum dapat info. Saya lalu memperlihatkan semua bukti surat mengenai penutupan akses masuk negara tersebut, termasuk surat dari KBRI kita di negara itu.

Untung saya punya teman yang om nya adalah staf KBRI sana, jadi saya dapat surat resminya dari dia. Si pegawai Oman Air ini lalu masuk ke dalam kantornya. Sepertinya bertanya dulu ke atasannya mengenai kasus saya. Saat kembali dia bilang, saya bisa reschedule tiket saya. Lalu saya bilang minta refund, dia bilang ga bisa karena sampai saat ini penerbangan saya masih belum dibatalkan oleh pihak maskapai. 

Saya minta tiket saya dan suami dijadikan open tiket saja. Dia bilang bisa tapi hanya sampai 3 bulan setelah keberangkatan saya. Artinya sebelum akhir Juni saya sudah mesti menentukan reschedule tiket saya yang baru, agar tiketnya tidak hangus. Saya sebenarnya minta jadi open tiket sampai tahun depan, tapi dia bilang tidak bisa. Lalu pertanyaannya bagaimana kalau wabah ini belum selesai sampai Juni, dia bilang liat nanti kalau seperti itu. 

Lalu saya bertanya ada kemungkinan ga penerbangan saya ini dibatalkan. Dia bilang bisa jadi dan kalau iya batal, saya bisa refund tiket saya melalui pihak agen tempat saya membeli tiket, akan hal ini Traveloka. Nanti tinggal proses refund dari Traveloka saja. Jadi saya ga perlu datang katanya. Karena saya sudah capek debat sama pihak Oman Air ini (ini sudah ketiga kalinya saya ke kantor mereka), saya pun memutuskan untuk menyudahi urusan tiket ini. Artinya tiket Oman Air saya ini sudah ditukar statusnya jadi open tiket sampai akhir Juni mendatang.

Hari itu juga saya putuskan untuk membeli tiket ke Padang dan cabut dari Jakarta besok. Karena mama papa sudah dari kemaren menyuruh saya balik ke Padang karena kondisi Jakarta yang sudah mulai banyak kasus covid19. Suami juga positif kena lockdown di lapangan dan belum pasti kapan balik ke sisi saya. Daripada saya sendirian di Jakarta mending segera cabut ke Padang dan kumpul dengan keluarga. Koper yang tadinya diisi dengan jaket-jaket untuk kami traveling terpaksa saya bongkar dan ganti isinya dengan pakaian yang mesti saya bawa ke Padang.

Keesokan harinya saya berangkat dengan pesawat pagi ke Padang. Subuh-subuh sudah diantar dedek (adik saya) ke bandara. Adik saya tetap stay di Jakarta karena dia mesti Work From Home (WFH) dari kantornya. Tapi dia bilang, sampai ketemu di Padang ya kak, karena saat itu yakin lebaran akan tetap mudik ke Padang. Ada perasaan lega saat saya mendarat di Padang. Dalam hati saya berkata apa yang saya alami saat ini mengajarkan saya untuk lebih banyak ikhlas.

Keesokan harinya Jumat tanggal 20 Maret, saya mendapat sms dari Oman Air kalau penerbangan saya ke negara tujuan dibatalkan. Tapi hanya satu penerbangan berangkat saja sedangkan penerbangan baliknya tetap ada dan on schedule. Saat saya coba refund tiket melalui traveloka, hanya penerbangan berangkat saja yang bisa direfund karena sudah batal, sedangkan penerbangan balik ke Indonesianya tidak bisa direfund (tidak ada pengembalian tiket dalam rupiah) dan kalau direfund langsung hangus. Saya cek untuk refund itu uang saya kembali hanya sekitar 40% dari total harga tiket. Saya bilang ke suami coba kita tunggu sampai minggu depan sapa tau tiket balik kita juga dibatalkan.

Kenyataannya tetap belum ada info mengenai tiket balik kami. Fyi tiket saya ini berangkat tanggal 27 Maret dan balik tanggal 7 April. Feeling saya jangan-jangan tiket balik saya ini baru akan diumumkan pembatalannya seminggu sebelum kami berangkat alias tanggal 31 Maret. Karena penerbangan kami tanggal 27 Maret diumumkan batal tepat seminggu sebelum kami berangkat tanggal 20 Maret. Di Traveloka dikatakan saya hanya bisa meminta proses refund sampai beberapa hari sebelum tanggal 27 Maret. Akhirnya daripada ga jelas tiketnya, saya pun minta proses refund walau hanya balik 40% dari total harga tiket melalui traveloka.

Di saat yang sama, saya masih kontak-kontakan dengan beberapa teman yang batal traveling juga. Kami berbagi info mengenai proses refund tiket kereta ataupun airlines di negara yang bakal kami kunjungi. Dari sini saya tau kalau tiket kereta yang sudah saya beli bisa direfund juga. Saya pun mengurus tiket refund kereta yang sudah saya beli. Dari kedua proses refund tiket ini. Proses refund tiket kereta sangat positif dan cepat responnya. Walau tiket kereta yang saya beli nonrefundable tapi tetap bisa direfund dan potongannya pun cuma sedikit.

Saya membeli tiket kereta resmi milik negara yang batal saya kunjungi. Ketika saya mengajukan proses refund, pihak-pihak terkait yang saya kontak sangat cepat memberi respon. Tidak ada yang bertele-tele. Mereka membantu proses refund saya dan dalam hitungan beberapa hari saja uang pembelian tiket kereta itu sudah kembali ke kartu kredit saya. Alhamdulillah..

Beda sekali dengan proses refund tiket Oman Air. Saya merasa dipersulit dan tidak dapat respon yang baik. Sampai akhirnya setelah menunggu lumayan lama saya baru dapat kabar kalau proses refund tiket Oman Air saya tidak disetujui oleh pihak maskapai dalam hal ini Oman Air. Traveloka meminta saya untuk menghubungi airlines langsung terkait hal ini. Saya coba telpon Oman Air seperti yang sudah-sudah tidak ada yang mengangkat telpon saya. 

Lalu seperti perkiraan saya tanggal 30 Maret, saya dapat sms dari Oman Air kalau penerbangan balik saya dari negara yang bakal saya kunjungi itu dibatalkan. Sungguh sangat merugikan kami cara Oman Air melakukan pembatalan secara terpisah seperti ini. Apalagi negara yang bakal saya kunjungi ini jelas-jelas sudah lockdown. Tapi saya sudah tidak bisa berbuat apa-apa dan sampai saat ini saya masih belum tau bagaimana status tiket saya itu. Logikanya sih masih ada tapi jatuhnya open tiket. Tapi barusan saya cek di traveloka tiket saya sudah tidak ada. Sekali lagi saya belajar ikhlas dan berdoa saja mudah-mudahan tiket itu tetap ada dan wabah ini segera berakhir, kita kembali bisa hidup normal seperti dulu lagi.

Mudah-mudahn apa yang saya share di sini bisa bermanfaat buat teman-teman semua. Bisa memberi pembelajaran dan informasi terkait pengurusan refund tiket ataupun proses reschedule tiket. Kini yang terpenting kita semua saling menjaga kesehatan, buat yang bisa berkumpul dengan keluarga, saatnya menikmati quality time dengan keluarga tercinta. Buat yang ga bisa mudik dan berkumpul dengan keluarga, semoga tetap semangat dan belajar ikhlas. Doa kita Ramadhan kali ini tentu hampir sama yaitu semoga dosa-dosa kita diampuni, kita semua sehat dan wabah ini segera berakhir serta kehidupan kita bisa jadi lebih baik dari sebelumnya. Aamiin YRA..🙏🕋 #staysafe #stayhome #stayhealty #ramadhankareem 


Day 6 UK Trip 2023 - Edinburgh.

  Dean Village. Tanpa kita sadar uda masuk hari ke-6 perjalanan kami pada UK Trip kali ini, dan masuk hari kedua di Edinburgh. Hari ini kita...