Kamis, 28 November 2019

Jalan-Jalan Keliling Swiss Hari Pertama (Eurotrip 2019 Day 1).

Mt. Eiger.

Bagi mereka yang follow dan stalking saya di instagram pasti uda tau kalau beberapa hari yang lalu saya baru saja menyelesaikan traveling saya keliling Eropa untuk yang ketiga kali nya. Pasti juga uda nikmati video, foto, serta info-info seputar perjalanan saya kemaren. Saya ga kan lagi menjelaskan bagaimana proses mendapatkan visa karena teman-teman bisa membaca sendiri di website ini. Dan saya juga sudah 2 kali menjelaskan tata cara mendapatkan visa schengen di blog ini sebelumnya.

Saya apply visa schengen melalui kedutaan Swiss. Alasannya karena pada trip kali ini saya paling lama berada di negara Swiss. Alhamdulillah proses visa saya dan suami termasuk cepat di-approve-nya tanpa kendala apa pun. Itinerary baru benar-benar fixed setelah visa di-tangan. Itu artinya saya baru beli tiket kereta ataupun bus untuk pindah negara setelah visa di-approve. Dan terjadi modifikasi pada itinerary awal karena saya kesulitan untuk membeli tiket kereta pada negara-negara di Eropa bagian tengah seperti Polandia.

Snowy..

Tiket, Visa, itinerary dan akomodasi sudah beres dipersiapkan saatnya esekusi. Kali ini ada yang beda dari perjalanan-perjalanan saya sebelumnya. Karena pada trip kali ini saya bakal pakai modem wifi dari JavaMifi untuk modal internetan selama di Eropa. Wah kebayangkan serunya ga jadi fakir wifi lagi selama trip kali ini. Karena sudah ada modem dari JavaMifi yang bisa dipakai sampai 5 perangkat/device sekaligus..👍

Modem dari JavaMifi.

Untuk pemesanan modem ini sangat mudah, bisa dilakukan secara online. Nanti kita akan diberikan booking-code nya, dan dengan booking-code ini kita tinggal ambil modemnya di bandara sebelum berangkat. Atau untuk yang ga mau repot ambil di bandara, bisa juga pakai fasilitas pengiriman modem wifi ke alamat rumah atau kantor, gampang banget kan.

Saya sendiri kemaren ambil langsung modem wifi nya di booth JavaMifi yang ada di terminal 3 bandara Soekarno Hatta. Gampang banget kok cari booth nya karena letaknya ga jauh dari pintu keberangatan internasional. Proses pick up/pengambilan modem wifinya juga mudah dan cepat. Tinggal kasi booking-code nya ke mas/mba yang ada di booth bersama KTP/Paspor, lalu diproses dan modem wifi pun sudah ditangan. Oya mas/mba yang ada di sana ramah-ramah lho, termasuk saat menjelaskan bagaimana cara pakai modem wifi-nya. Jika seandainya di perjalanan ada kendala sama modem wifi-nya, ga usah khawatir karena ada manual book yang diberikan kepada kita dan juga ada online chat support 24 jam yang siap membantu kita kapan pun.

Booth JavaMifi di terminal 3 bandara Soekarno Hatta.

Beres urusan pick up modem wifi, kami pun lanjut masuk ke pintu keberangkatan internasional, tak lupa bikin video dulu sebelum masuk. Videonya bisa dilihat di instagram ya he..he.. Oya sebelumnya kita uda check in dulu ya. Kali ini kami naik pesawat Etihad Airways, dan kita uda bisa check in online 30 jam sebelum keberangkatan. Seperti biasa kita uda check in online dulu, sehingga nyampe bandara tinggal drop bagasi saja jadinya prosesnya lebih cepat.

Selama menunggu boarding, kami habiskan waktu di lounge bandara. Kami baru ke gate pesawat beberapa menit sebelum boarding. Tak lupa bikin video lagi buat kenang-kenangan (liat aja di instagram) he..he.. Alhamdulillah dapat window seat jadi bisa lihat pemandangan di luar dari jendela pesawat.

Window seat.

Suasana dalam kabin pesawat.

Fasilitas hiburan selama di pesawat.

Bersama mantan pacar alias suami.
Sunset Jakarta sebelum kami take off.

Penerbangan kami yang pertama rutenya Jakarta - Abu Dhabi sekitar 8 jam, lalu transit 3 jam di Abu Dhabi, lalu lanjut penerbangan kedua Abu Dhabi - Zurich sekitar 5 jam. Selama penerbangan seperti biasa kita habiskan dengan makan, tidur, nonton film dan ke toilet. Yang ga terlupakan adalah turbulensi hebat saat kami berada diatas kawasan India dalam penerbangan dari Jakarta ke Abu Dhabi, saking takutnya saya sampai nangis. Soalnya lama sekali pesawat kami terombang ambing dan pramugari pun tidak boleh berdiri oleh pilot, mesti duduk dan pasang seat belt. Jujur saya selalu takut jika diatas pesawat apalagi keadaan seperti ini. Berdoa dan genggam tangan Bang Tomi kuat-kuat, hanya itu yang bisa saya lakukan.

Makanan saya saat penerbangan dari Jakarta ke Abu Dhabi.

Makanan Bang Tomi di penerbangan dari Jakarta ke Abu Dhabi.


Karena turbulansi itu saya pun jadi ga tidur selama penerbangan Jakarta - Abu Dhabi. Nyampe Abu Dhabi uda kayak zombie, karena kurang tidur. Trus pas penerbangan kedua bablas tidur di pangkuan Bang Tomi, untung orang di sebelah kami pindah, jadi saya bisa tiduran di 2 kursi pesawat. Penerbangan kedua ini penumpangnya tidak penuh, jadi memang banyak yang pindah-pindah tempat duduk demi kenyamanan. Alhamdulillah penerbangan kedua berjalan mulus tanpa turbulensi yang berarti.

Makanan kami saat penerbangan dari Abu Dhabi ke Zurich.
Menanti landing.


Kami tiba di Zurich Airport pagi hari. Sebelum turun pesawat pilot mengabarkan suhu di Zurich pagi itu sekitar 4°C dengan kondisi cuaca berawan. Hampir semua orang mengenakan jaket mereka sebelum keluar pesawat, termasuk kami berdua. Sesampainya di dalam bandara kami ternyata mesti naik sky train dulu, baru kemudian menuju imigrasi dan mengambil bagasi. Tak lupa kita aktifkan modem JavaMifi-nya biar bisa berkabar dengan keluarga di Indonesia dan update instastory pastinya. Kerennya modem ini ga butuh waktu lama untuk terkoneksi dengan jaringan internet dan bisa langsung dipakai. Setelah semua bagasi ditangan kami pun langsung menuju stasiun kereta Zurich Airport ini. Ga susah kok nyari stasiunnya, tinggal ikuti penunjuk arah yang mengarahkan kita ke stasiun kereta.

Sistem kereta di Swiss rata-rata ga da palang atau penjaga ya guys, jadi benar-benar sistem kepercayaan gitu. Tapi jangan coba-coba naik keretanya tanpa beli tiket, karena sering ada pengecek-an tiket oleh petugas di atas kereta, kalau ketahuan ga ada tiket siap-siap bayar denda yang ga sedikit. Kami berdua uda punya Swiss Pass, jadi pede aja naik turun kereta selama di Swiss. Beli Swiss Pass-nya secara online sebelum berangkat. Kita beli Swiss Pass yang 3 hari sesuai lama kita di Swiss.

Dalam kereta Swiss.

Hujan + salju.

Candid by suami.

Tadinya mau sewa mobil selama di Swiss, tapi setelah baca-baca ternyata banyak scam/penipuan juga terkait penyewaan mobil di Swiss. Rata-rata kasusnya adalah pihak penyewaan mobil menarik dana kartu kredit kita setelah seminggu mobil dikembalikan dengan alasan mobil mereka baret/lecet karena kita. Sedangkan saat pengembalian ga da masalah, tapi memang ada uang jaminan yang masih mereka keep selama seminggu dari kartu kredit kita dan nanti tiba-tiba saja mereka tarik jaminan itu dari kartu kredit kita dengan alasan seperti diatas. Kejadian ini sudah sering terjadi, sehingga banyak yang menyarankan mesti foto semua sisi mobil saat kita ambil dan saat kita kembalikan sertakan tanggal difoto tersebut, sehingga jika mereka melakukan scam seperti ini kita punya bukti kalau mobil mereka tidak baret/lecet oleh kita.

Karena takut jadi was-was sepanjang perjalanan dan jadi ga menikmati trip ini, akhirnya saya putuskan untuk ga jadi sewa mobil dan beli Swiss Pass aja. Alhamdulillah pas saya beli ada diskon pula, jadinya beli Swiss Pass ataupun sewa mobil sama aja biayanya setelah dihitung-hitung. Tapi tentu jauh lebih nyaman pake Swiss Pass karena bisa menikmati Scenic train yang terkenal mahal di Swiss dan juga merupakan jalur kereta dengan pemandangan yang luar biasa dan mendunia. Belum lagi dapat diskon/free untuk masuk museum dan naik ke puncak SwissAlps baik dengan cable car ataupun dengan kereta khusus lainnya. Pokoknya banyak banget deh keuntungan pake Swiss Pass ini.

Scenic train atau panoramic train.

Awalnya hujan.

Lalu snowfall.

Enjoy fasilitas Swiss Pass.

Saat di stasiun kereta bandara ini kami disapa sama seorang Bapak, dia juga lagi nunggu kereta. Dia bilang kalau kita tadi sepesawat dan sama-sama dari Abu Dhabi. Wah senangnya kalau ketemu orang lokal ramah gini, kami lalu bertanya apakah ini kereta menuju Luzern, karena kami memang rencananya dari Zurich Airport mau langsung ke Luzern, lalu dari Luzern lanjut naik panoramic train menuju Interlaken. Bapaknya bilang iya, ini kereta langsung ke Luzern, wah pas bener kami pun langsung naik dan duduk di atas kereta.

Di dalam kereta dari Zurich Airport ke Luzern.

Suasana stasiun di Swiss.

Dari bandara Zurich ke Luzern naik kereta makan waktu 1 jam 10 menit, kita tiba di Luzern sekitar jam 8.30 pagi. Pas nyampe stasiun Luzern kita cek layar yang menunjukkan informasi keberangkatan kereta, tapi ga ada informasi kereta menuju Interlaken. Bingung, coba nanya ke petugas yang ada di platform, dia bilang mesti naik bus ke Interlaken. WHAATTT.. saya yang ga puas dengan keterangan ini akhirnya lari ke pusat informasi di stasiun ini. Untung dulu tahun 2015 uda pernah kesini jadi masih ingat lokasi informasinya dimana.

Di informasi inilah saya baru dapat penjelasan yang mumpuni. Jadi ternyata jalur kereta dari Luzern ke Interlaken sedang ada perbaikan, sehingga kita mesti naik kereta lalu naik bus ke stasiun berikutnya jika ingin naik panoramic train ke Interlaken, tapi jika ingin naik kereta cepat tanpa view panoramic juga bisa dan ada dari stasiun Luzern ini tapi mesti ke Bern dulu. Saya kan beli Swiss Pass buat rasain naik Panoramic train, so kami ikuti arahan dari mba-mba di pusat informasi ini, dan ternyata ga sesulit yang kita kira karena selama perjalanan selalu dibantu oleh petugas kereta dan bus yang bertugas.

Akhirnya kami pun naik Panoramic Train dan sukses terkesima dengan view sepanjang perjalanan. Yang tadinya badan rasa remuk redam karna jetlag tiba-tiba segar seketika melihat hujan salju turun dan view menjadi dramatis dengan tumpukan salju. Bayangkan ya view sepajang perjalanan di kereta ini tanpa salju saja sudah sangat indah, apalagi ditambah salju yang menumpuk tentu makin mempesona.

Enjoy panoramic train.

Lagi hujan aja viewnya tetap mempesona.

Salju numpuk dimana-mana.

Suasana kalau bukan musim liburan, sepi.

Beku.

Kereta kami melaju.

Siapa sangka bakal ketemu salju secepat ini.


Sungguh kami tidak mengira kami datang tepat saat salju pertama musim dingin 2019/2020 turun di Swiss. Alhamdulillah, rasanya tak henti kami bersyukur. Belum lagi gerbong kami sepi, jadinya kami leluasa untuk foto-foto disisi kiri maupun disisi kanan jendela kereta. Rasanya satu gerbong itu milik kami berdua saja ha..ha..

Gerbong serasa milik kita berdua.

Bebas bolak balik nikmati view kiri dan kanan.

Sempat-sempatnya turun dari kereta cuma ngecek hujan salju sederas apa ha..ha..

Menjelang tiba di Interlaken.

Subhanallah..

Siapa yang mau tinggal disini??

Kalau saya ga kuat deh tinggal disini, bakal menggigil terus kayaknya.

Perjalanan dengan Panoramic Train ini kurang lebih 1 jam 30 menit, tapi rasanya ga lama. Mungkin karena kami sangat menikmatinya. Jadinya pengen lebih lama lagi diatas kereta ini he..he.. Nyampe di stasiun Interlaken Ost, kami langsung naik kereta lagi ke stasiun Interlaken West karena airbnb yang saya sewa terletak tak jauh dari stasiun Interlaken West. Tiba di AirBnB kami disambut oleh salah seorang stafnya dan diberikan penjelasan tentang apartemen yang kami sewa.

Ketika melihat kondisi apartemen yang super bersih dan dapurnya yang cozy saya senang sekali. Langsung inisiatif bikin pop mie dulu biar kuat jalan-jalan sehabis ini he..he.. Sekitar jam 1 siang kami keluar dari Airbnb dan menuju destinasi pertama kami di Swiss yaitu Grindelwald. Sebuah desa yang terletak di kawasan pegunungan SwissAlps tepatnya di kaki gunung Eiger dan terkenal dengan keindahan alamnya. Dari stasiun Interlaken West kami mesti ke stasiun Interlaken Ost, lalu lanjut naik kereta lagi ke Grindelwald. Tapi ternyata lagi-lagi kereta dari Interlaken Ost ke Grindelwald jalurnya lagi ada perbaikan jadinya kita mesti naik bus dulu ke stasiun berikutnya baru kemudian dilanjutkan dengan kereta.

Airbnb yang kami sewa di Interlaken.

Bersih banget ya.

Dapurnya.

Lagi bikin Pop Mie.

Oke..oke gini nih kalau pergi pas low season banyak banget jalur kereta yang lagi ada perbaikan. Tapi dibalik itu banyak juga hal-hal positifnya salah satunya jauh lebih sepi dan leluasa kalau mau foto-foto he..he.. Saya sempat bertukar pikiran mau ke tempat lain. Tapi pas nanya di pusat informasi di stasiun Interlaken Ost, katanya kemungkinan ada salju di Grindelwald. Masa sih..kata saya ga percaya secara ini masih awal November, kan masih autumn biasanya.

Interlaken Ost.

Di sini malah belum turun salju.

Terminal bus di Interlaken Ost.

Akhirnya karna penasaran dan Bang Tomi juga ga mau saya merubah itinerary yang sudah saya bikin sebelumnya, kami pun cuss naik bus lalu naik kereta ke Grindelwald. Subhanallah..ternyata salju bertumpuk-tumpuk disini. Asli girang banget kita berdua, baru sampai Eropa uda dapat view seperti ini. Langsung aja foto-foto sesampainya di stasiun Grindelwald. Wah si mas-mas di bagian informasi tadi ga bohong rupanya.

Suasana di dalam bus menuju Grindelwald.

View sepanjang dalam bus.

Dari sini lanjut naik kereta.

View dalam kereta.

Menikmati pemandangan yang ada.

Salju nya sampai menimbun mobil.

Desa cantik.

Frozen.

Traveler.

Sesaat setalah tiba di stasiun Grindelwald.

Foto-foto dulu pastinya.

Cek saljunya lembut pa ga.

Lempar ah ke Bang Tomi ha..ha..

Bang Tomi mesti foto juga dong.

Ada yang motoin pastinya he..he..

Dari stasiun ini kami lanjut ke tengah desa. Asli salju tebal banget disini. Sehingga beberapa kali sepatu kami terperangkap dalam tumpukan salju. Untungnya saat kami tiba di sana hujan salju sudah berhenti sehingga kita bisa leluasa menikmati suasana dan pemandangan yang ada. Bayangan pegunungan SwissAlps dan gunung Eiger yang besar menjadi latar indah desa ini.

Alhamdulillah, bisa sampai sini sama kamu sayangku.

Disuruh pose-pose ma suami.

Bergaya aja.

Thank you JavaMifi.

No more fakir wifi.

Swissalps.

Tahan perut bang.

Dingin cuy.

Yuk pak, kita main ski.

Sepatunya ampe tenggelam.

Gunungnya gede-gede banget.

Susah jalan disini.

Jangan gengsi minta tolong foto ya guys.

Perang salju.

Se-enjoy itu.

Saljunya terhura-hura.

Happy us.

Puas-puasin main salju di sini.

Masih wangi kan walau belum mandi he..he..

Dari Indonesia kami ke Grindelwald niatnya mau ke First salah satu puncak SwissAlps yang ada di Grindelwald. Kenapa mau kesana, karna mau nyari salju, eh ini di Grindelwald aja salju uda terhura-hura numpuk sebanyak-banyaknya. Otomatis ga perlu lagi ke First, lagian cuaca mendung dan berangin, biasanya puncak gunung Swiss kalau cuaca mendung gini ga direkomendasikan untuk dikunjungi karena berkabut dan dingin sekali pastinya.

Grindelwald.

Desa ku yang beku.

Ini taman bermain anak lho.

Tertimbun salju tamannya.

Difotoin mbak-mbak India.

Nurut sama suami disuruh foto di sini.

Masih kelihatan puncak Eigernya dikit.

Lalu hilang tertutup kabut.

Makin sore makin tebal kabutnya.

Tourist.

Bang Tomi kuat banget deh nahan dingin.

Kebalikan ma saya yang ga kuat dingin aslinya.

Ada yang bikin boneka salju di sini.

Sesama turis harus saling tolong menolong (fotoin dong).

Yeay.

Kami menghabiskan waktu sampai sore di Grindelwald. Paling seru apalagi kalau ga main lempar salju sama Bang Tomi he..he.. Coba kalau ada slide, pasti uda main slide juga kita disini he..he.. Sekitar jam 4 sore langit sudah mulai gelap dan berkabut, kami pun memutuskan kembali ke Interlaken dan jalan-jalan sebentar di Interlaken Ost dan Interlaken West. Matahari sudah tenggelam kami baru tiba di Airbnb, saatnya istirahat dan mempersiapkan diri untuk petualangan esok hari. Penasaran kan kami kemana lagi besoknya.. So terus ikuti blog nya ya dan jangan lupa follow Instagram @chi2min biar tau info update perjalanan saya..😉


Balik lagi ke airbnb.

Kereta kita datang.

View saat balik.

Kabut mulai turun.

Siapa yang mau ke sini?

View sebelum tiba di Interlaken.

Masih berasa suasana autumn di sini.

Golden hour.

Autumn in Interlaken.

Pegunungan yang melatar belakangi Interlaken.

Day 6 UK Trip 2023 - Edinburgh.

  Dean Village. Tanpa kita sadar uda masuk hari ke-6 perjalanan kami pada UK Trip kali ini, dan masuk hari kedua di Edinburgh. Hari ini kita...