Selasa, 16 Februari 2016

Lombok Day 7 (Rinjani Lodge)

Rinjani Lodge.
Hari ini adalah hari terakhir kita di Lombok. Kita berniat buat jalan-jalan ke desa Seneru yang terletak di kaki gunung Rinjani. Lalu malamnya kami akan menyeberang menggunakan feri malam ke Bali. Niat ke Seneru karena pengen lihat satu resort yang memang terkenal di sana dan banyak dikunjungi oleh para traveler, namanya Rinjani Lodge. Resort ini terkenal dengan view infinite poolnya yang keren abis. Tergoda dengan foto-foto yang dari resort ini kita jadi pengen merasakan sensasi berenang di kolamnya dan melihat langsung view keren itu. Dan dari info yang didapat untuk bisa berenang di infinite poolnya, kita tidak perlu harus menginap di resortnya, tapi cukup dengan memesan makanan di restoran resort ini, kita sudah bisa free berenang alias gratis berenang sepuasnya he..he..

Kita keluar kamar sekitar jam 10, lalu langsung check out dan menitipkan koper di resepsionis hotel. Ternyata mesin gesek atm di hotelnya ngadat, alhasil mesti nyari atm terdekat buat bayar hotel secara cash. Beres urusan hotel, kita langsung cabut menuju Seneru dengan motor sewaan. Dari peta lumayan jauh kayaknya, tapi kita ga tau seberapa jauh. Untuk arah ke Seneru kita melewati Pusuk dan pelabuhan Bangsal, lalu perjalanan diteruskan ke arah gunung Rinjani. Dan ternyata perjalanan ini jauh..jauh sekali serasa tak berujung. Beberapakali kami berhenti menanyakan arah ke penduduk setempat. Soalnya kok rasanya ga sampai-sampai he..he.. Tapi sepanjang perjalanan pemandangannya oke banget, sebelah kiri kita pantai dan sebelah kanan kita pegunungan, jadi sedikit terobati. Ternyata memang jauh jaraknya, dari speedo meter motor Bang Tomi bilang jarak yang ditempuh dari mataram ke Rinjani Lodge kurang lebih 80km-90km, lebih jauh dari pada ke Pantai Pink kemaren huaa.. Kita baru sampai di Rinjani Lodgenya sekitar jam 2 siang, setelah kurang lebih 3 jam perjalanan dengan motor.

Nemu tulisan ini dengan latar sawah hijau, wah kita uda keliling Lombok nih, Karangkates.
Rinjani Lodge ini terletak di desa Seneru, yang merupakan desa start awal para pendaki yang ingin mendaki gunung Rinjani. Di Seneru juga banyak terdapat guesthouse atau penginapan untuk para pendaki, dan Rinjani Lodge salah satu resort yang mewah disana. Sesampai di Rinjani Lodge, kita bakal dibuat kagum dengan view infinite poolnya, benar-benar keren. Tapi sayang saat kami datang cuaca tidak bersahabat, hujan dan berkabut. Hal ini mematahkan semangat kami untuk berenang (sedangkan uda bawa peralatan renang huu). Jadinya kita hanya leyeh-leyeh dan makan di restorannya saja. 

Disambut gerimis saat datang.

Beda ya, kalau saya yang ambil foto, kok bisa lebih bagus cahayanya he..he..
Saat kami datang suasana restoran Rinjani Lodge cukup ramai oleh pengunjung, soalnya memang bertepatan dengan liburan akhir tahun yaitu tanggal 31 Des 2015. Alhamdulillah kami dapat tempat duduk yang cukup strategis di restorannya, yaitu di bagian lesehan yang menghadap langsung ke jurang hijau pepohonan, tapi dikejauhan kita pun masih bisa melihat pantai dan laut, indah sekali. Walau lesehan tapi kita tetap dikasi sofa bantal besar-besar berwarna hijau untuk duduk sambil tiduran jadi nyaman banget untuk melepas lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Tak lama pelayanan datang membawakan menu makanannya. Namanya juga resort jangan kaget lihat harga makanannya ya he..he..mehong pasti. Akhirnya kita pesan deh makanannya, karena kelaperan dan pengen nasi jadilah pesan nasi goreng seharga 50 ribu he..he.. Trus pesan es green tea buat minumnya. Selagi nunggu makanannya datang kita foto-foto dulu di restorannya.

Ini view restoran di Rinjani Lodge resort.
Sofa bantal di restorannya bikin betah leyeh-leyeh.
Dari kejauhan terlihat laut dari sini.
Enjoy that view.
With U.
Wah ternyata lama banget lho kami menunggu makanannya. Sedangkan perut uda keroncongan, sampai-sampai kita mesti nanya pelayannya tentang pesanan kami. Jawabannya standar "iya, lagi dimasak mbak." Karena masih lama jadinya kita foto-foto di infinite pool depan restoran. Kabut dan masih sedikit gerimis saat itu. Cuma sayang aja kalau ga memanfaatkan waktu yang ada.

Sayang lagi mendung.

Inilah yang dilihat di infinite poolnya.
Infinite pool rinjani lodge.
Hampir 30 menit menunggu barulah si nasi goreng itu datang. Ya elah resort kok pelayanannya lelet amat yak, cuma pesan nasi goreng doang juga. Karena uda laper, kita langsung santap aja tu si nasi goreng, ternyata oh ternyata rasanya kalah ma nasi goreng abang-abang gerobakan, masih jauh lebih enak tu nasi goreng abang-abang gerobakan hiks..hiks.. Trus green teanya cuma dikasi air panas pake green tea pack dilmah pake gula dikit lalu dikasi es. Ya elah ini mah di rumah gw juga hari-hari minum green tea dilmah pack ini. Asli kecewa berat ma mutu makanan dan minumannya. Ga sebanding ma harganya yang selangit. Sayang saya ga sempat foto makanannya uda keburu abis karena kelaperan.

Lupakan makanannya, nikmati saja suasana dan viewnya. Beres makan, kita pun lanjut jalan-jalan mengeliling resort ini. Sebenarnya resortnya tidak terlalu luas, tapi ditata sedemikan rupa dan terletak dipinggir jurang dengan view hutan hijau bikin viewnya memang keren abis. Ternyata infinite poolnya ga cuma satu, tapi ada dua. Saya pun ga ketinggalan foto-foto di infinite pool yang kedua ini, asli lebih keren dan cuacanya pun mendukung.

Ada taman-taman seperti ini di Rinjani Lodge.

Lupakan rasa makanannya, nikmati saja viewnya.

Infinite pool kedua di Rinjani Lodge.

Asli saya takut jatuh.

Kolam renang yang ini lebih keren dan cuaca pun mendukung.
Setelah puas menikmati Rinjani Lodge, kita pun memutuskan buat balik ke Mataram sore itu. Seperti biasa perjalanan pulang terasa jauh lebih pendek dari pada perjalanan saat berangkat. Mungkin karena kita uda tau jalan dan ga diburu waktu. sampai di Mataram sekitar jam 6 sore. Sebelum ke hotel saya sempat nyari taxi buat dipesan untuk nanti malam ke pelabuhan Lembar. Pelabuhan Lembar adalah pelabuhan yang digunakan untuk tempat berlabuhnya kapal tujuan ke pulau Bali. Malam ini kami memang berencana mau melanjutkan trip kami ke pulau Bali. Ketemu taxi dan deal dengan bapak supirnya bayar borongan 100ribu ke pelabuhan Lembar untuk nanti malam. Kita pun sempat bertukaran no telpon.

Tampak depan M hotel Mataram.
Kenapa saya nyari taxi dari sore, karena takut susah nayri taxi nanti malam karena pas malam tahun baru. Tadi sempat nanya-nanya resepsionis hotel, katanya malam tahun baru di Mataram jalanan selalu ramai dipadati penduduk yang merayakan malam tahun baru. Jadi buat mengatasi hal itulah kita pesan taxi dari sore. Abis magrib kita pun cobain makan ayam taliwang di dekat hotel. Lagi-lagi kecewa ma rasanya yang biasa aja. Abis makan kita nungguin taxi pesanan kita di lobbi hotel, jam 8 malam bapak taxinya sempat telpon katanya lagi antar tamu dulu. Uda sampai jam 9 malam tu taxi belum juga datang, akhirnya saya telpon eh bapaknya bilang taxinya mogok ya elah kok ga ngabarin dari tadi.

Saya pun sempat nyari taxi keluar hotel, tapi taxinya ada penumpang semua. Trus nanya ke resepsionis hotel apakah bisa pesankan taxi untuk kita. Ternyata bisa, dan kami pun bisa bayar tanpa argo alias borongan pake taxi express. Alhamdulillah ga lama taxinya datang, trus pas nanya ke pak supirnya apakah bisa borongan, untung dia mau dengan harga sama dengan yang tadi sore yaitu 100ribu. Kenapa kita pakai sistem borongan karena kalau pakai argo takutnya kemahalan karena katanya jalanan ramai jadi macet dimana-mana secara ini malam tahun baru dan ga hujan he..he.. Jadi kami pun berangkat ke pelabuhan Lembar diiringi suara tiupan terompet sepanjang jalan he..he.. Alhamdulillah supir taxi yang kami naiki ini orang baik, jalannya santai dan kita banyak bercerita tentang tempat-tempat wisata di Lombok.

Kami sampai di pelabuhan Lembar sekitar jam 22.30 malam. Suasana pelabuhan malam itu tampak sepi. Saat masuk pelabuhan kita langsung disambut petugas penjual tiket. Harga tiket kapal ke Bali kurang lebih 50 ribu perorang dan kapalnya ada setiap jam. Saat kami datang, kapal yang sedang merapat adalah kapal untuk keberangkatan jam 11 malam. Kami pun masuk ke ruang tunggu penumpang, disana ketemu ibu-ibu yang juga mau naik kapal ke Bali. Dari obrolan kami dengan ibu ini, kami akhirnya memutuskan buat naik kapal jam 12 malam aja agar sampai Bali pas di pagi hari. Ibunya bilang kalau naik kapal jam 11 sampai Balinya dini hari, nanti susah cari angkutan di Bali nya. Bener juga, soalnya perjalanan kurang lebih 5 jam. Jadilah kita pun naik kapalnya yang jam 12 malam bareng ma ibu itu.

Suasana di ruang tunggu pelabuhan Lembar malam itu.

Pelabuhan Lembar di malam pergantian tahun.
Pas jam 23.40 kita pun naik kapal bareng-bareng dengan penumpang lainnya. Kapal yang dipakai adalah kapal besar yang bisa mengangkut truk dan kendaraan lainnya. Rasanya seperti naik kapal penyeberangan dari Merak ke Bekauheni, jadi penumpang duduk di bagian atas kapal, sedangkan kendaraan di bagian bawah. Oya saat diatas kapal ini ada petugas yang berkeliling menyewakan tempat tidur diatas kapal.

Pas jam 12 malam kapal kami pun berangkat menuju pulau Bali. Kapal kami berangkat diiringi dengan suara petasan dan ledakan kembang api di udara menandakan tahun baru 2016. Sayang saya terlalu lelah untuk mengabadikan semua itu dengan kamera saya. Yang ada saya malah ambil posisi tiduran di tempat duduk kami yang panjang dengan kepala dialaskan paha suami tercinta. Malam itu untuk pertama kalinya kami melewati malam tahun baru diatas kapal dan dalam perjalanan. Bagi saya yang penting bisa melewati malam pergantian tahun baru dengan suami tercinta dan dengan keadaan sehat wa'alfiat saya sudah sangat bersyukur. 

Karena kecapean saya pun langsung tertidur, dibelai suami tercinta yang berbisik tidurlah sayang. Beberapa kali saya merasakan tangan Bang Tomi menghapus keringat diwajah saya. Maklum kami naik kapal murah yang ga da AC nya, jadinya saya pun tidur bersimbah peluh. Tapi abang selalu menjaga dan memperhatikan, ga jarang juga Bang Tomi berusaha mengipasi saya agar dapat tidur dengan nyaman. Malam pergantian tahun yang ga kan saya lupakan. Makasih ya suamiku, atas cinta dan kasih sayangnya. I love U.. Next saya bakal cerita tentang perjalanan kami selama di Bali. Ikuti terus ya dan semoga bermanfaat..

Sabtu, 13 Februari 2016

Lombok Day 6 (Pantai Pink)

Pantai Pink.
Hari ini kita berencana mau ke pantai pink, yang katanya oke banget. Sempat baca di blog Amrazing dan lihat foto-fotonya yang keren abis, bikin tergoda melihatnya langsung. Secara katanya pantai pink ini hanya ada beberapa di dunia dan di lombok ini salah satunya, selain di pulau Komodo yang memang uda tersohor sebelumnya. Kumpulin info sebelumnya kalau akses jalan menuju pantai pink memang masih jelek banget, katanya kita bakal melewati jalanan tanah bergelombang dan berbatu sejauh 15km, belum lagi jaraknya yang jauh dari kota Mtaram. Karena uda tau bakal menempuh jalan yang cukup jauh dan ga nyaman, jadinya kita uda siapin mental & fisik sebelumnya.

Sengaja perginya pagi karena katanya butuh waktu kurang lebih 3 jam mencapai pantai pink dari kota Mataram. Oya sebelum berangkat kita sempat nanyain ke resepsionis hotel apakah kita uda bisa pindah ke kamar yang double bed sekarang, ternyata belum bisa karena tamunya belum check out. Kita dijanjiin sore uda bisa pindah kamar. Sebelum ke pantai pink, kita sarapan nasi kuning dulu di dekat hotel. Ga lupa beli cemilan untuk dimakan pas leyeh-leyeh di pantai nanti. Kita berdua pakai motor yang kita sewa dari hotel kemaren. Sepanjang perjalanan matahari bersinar terik, dan kita mengendarai motor berhadapan dengan matahari terbit. Alhasil gosong dan belang ni muka karena terpapar sinar mentari langsung. Tapi demi melihat pantai pink kita rela.

Setelah 2 jam melewati jalan raya mulus, akhirnya kita mesti melewati jalan tanah bergelombang dan berbatu itu. Wah si abang sampai hati-hati sekali mengendarai motornya karena takut kita jatuh. Kita kira uda dekat pantainya, ternyata itu masih jauh banget, melewati perkampungan dan hutan, mana jalannya naik turun dan rusak parah. Pantes banyak mobil rental dari mataram yang ogah anterin tamu ke pantai pink ini karena jalannya jelek banget. Setelah kurang lebih 1 jam melewati jalan jelek itu akhirnya kita sampai juga di pantai pink. Tapi alangkah kecewa kami, karena pantai itu tidak berwarna pink seperti yang difoto Amrazing hiks..hiks.. Terbayang lelahnya perjuangan sampai sini, malah ketemu pantai yang ga lagi berwarna pink, trus rame banget lagi ma anak-anak kampung yang lagi berenang, wakwaw.. Ga da lagi pantai pink yang berwarna pink dan sepi dari turis, sekarang malah uda ada orang-orang yang jualan di pantai ini.

Pantai pink yang uda rame.
Karena kecewa dan cape, akhirnya kita berdua malah mutusin buat tidur aja melepas lelah. Tinggal bentangin kain bali dibawah pohon rindang diatas pasir trus tidur deh berdua, kaya bule-bule lagi berjemur gitu. Tapi kita mah ga berjemur, memang gempor selama perjalanan pake motor 3 jam, makanya pengen tiduran he..he.. Setelah sempat tertidur bentar dan merasa seger lagi, kita pun mengabadikan moment selama di pantai pink ini. Walau kecewa, kita tetap bawa enjoy aja, namanya juga berpetualangan ga selamanya dapat yang bagus-baguskan he..he...
Muka gosong.
Susah dapat spot kosong gini.
Sayang uda ga pink lagi.
You will see me.
Puas menikmati pantainya, kita tertarik buat naik ke atas bukit disisi kiri pantai. Soalnya kita lihat banyak orang yang naik ke atas bukit tersebut. Dan ternyata memang dibalik ke-apesan kita ternyata pantai pink masih menyimpan keindahan lainnya yang bisa kita nikmati diatas bukit ini. View diatas bukit itu keren abis, kita bisa melihat view kearah pantai pink dan pantai lain yang berdekatan juga. Dan satu hal lagi air laut pantai pink ini jernih, dari atas bukit saja kita bisa melihat bayangan terumbu karangnya yang masih terawat. Pantas banyak turis yang snorkling disini. Sayang saya ga bawa peralatan buat berenang, jadi ga bisa ikut nyemplung deh.

Pantai yang bersebelahan dengan pantai pink.

Pantai pink dari atas bukit, indah.

Ternyata walau uda ga pink lagi, tetap cantik dari atas sini ya.
Bukitnya ternyata cukup luas jadi kita explore sampai ke sisi lainnya yang mengarah ke tengah laut. Ternyata pemandangannya juga spektakuler abis. Saya sampai menarik kata-kata saya bahwa rugi habisin waktu 3 jam ke pantai pink yang uda ga pink lagi itu. Karena ternyata view dari atas bukit ini memang indah banget. Sampai-sampai rasanya pengen foto-foto terus saking indahnya he..he.. Nah itulah nikmatnya traveling sendiri kita bebas menentukan dan menikmati waktu kita ditempat-tempat yang kita suka tanpa diburu-buru. Jadi buat teman-teman yang mau ke pantai pink, silakan saja nikmati perjalanannya yang panjang dan melelahkan. Tapi semua itu terbayar kok dengan view yang dihadirkan dari atas bukit pantai pink. Jadi jangan takut item ya he..he..

Keliling bukit, viewnya kayak gini.
Lagi kangen yoga ni ceritanya.

That view.

Abang disisi bukit yang lain.

Pantai pink done.

Lelah 3 jam diatas motor terbayarkan.
Dengan penuh senyuman kami menuruni bukit. Merasa lelah diatas motor 3 jam dengan jalan penuh liku itu terbayar oleh view diatas bukit ini. Benar-benar mengobati kekecewaan yang sempat hinggap kala melihat pantai pink yang sudah tidak pink lagi he..he.. Karena merasa sudah puas berkeliling pantai pink, kami pun memutuskan untuk balik ke kota Mataram. Melewati jalanan rusak nan jauh itu. Apalagi pas pulang ini kami sempat diguyur hujan deras. Tanpa jaket hujan kita tetap lanjutin perjalanan, sampai baju yang tadinya basah karena kehujanan jadi kering lagi, kita baru sampai di kota Mataram. Huaa..benar-benar perjalanan yang penuh perjuangan kalau saya bilang he..he.. Sampai di Mataram kita balik dulu ke hotel karena akan pindahin barang ke kamar yang tipe double bed. Setelah pindah kamar, kita solat dan istirahat dulu.

Kamar double bed di M Hotel Mataram.
Sehabis itu sorenya kita berdua rencananya mau nyari tempat makan ayam taliwang di Mataram. Pas nanya-nanya ke orang, diarahkan ke depan Mataram Mall, katanya disana banyak yang jual. Sebenarnya didekat hotel uda ada yang jual tapi kok saya ga berselera lihatnya. Pas mau menuju Mataram Mall, kami melihat satu tempat makan bebek goreng yang rame dikunjungi orang-orang. Kalau ga salah nama tempat makannya Bebek Goreng bumbu hijau khas Surabaya. Karena ramai kita pun penasaran dan berhenti. Maklum prinsipnya kalau ada tempat makan yang ramai itu berarti pasti enak, apalagi ramenya bukan oleh turis tapi oleh penduduk asli kota Mataram. Saya pun masuk ke tempat makan ini buat lihat menu-menunya. Wah makin ngiler pas lihat bebek gorengnya dihidang. Lapor ke Bang Tomi, kayaknya enak bang, gimana?? Akhirnya kita berdua mutusin buat makan disini aja, besok aja makan ayam taliwangnya he..he..

Kita pun duduk di meja yang masih kosong dan langsung didatangi pelayan yang mengantarkan menu. Setelah melihat-lihat akhirnya kita pesan nasi, bebek goreng, ayam goreng dan 1 porsi ceker ayam goreng. Pesan ceker ayam goreng ini karena melihat pesanan meja sebelah yang menggiurkan ceker ayam gorengnya huaha..ha.. Minumnya es teh manis. Ga lama pesanan pun mulai datang. Dan tampilannya menggugah selera.
Tapi ada yang sedikit aneh melihat sambel yang dikasi cuma seumprit yaitu cabe merah dan cabe hijau. Karena merasa dikit banget sambelnya ya saya minta lagi dong. Secara orang Padang kan doyan cabe. Tetap dikasinya seumprit lagi he.he.. Ya uda, saya pikir ni tempat makan pelit amat kasi sambel. Cabe mahal kali. Ternyata pas mulai makan, barulah saya tau kenapa tu cabe ga dikasi banyak-banyak karena pedasnya ampun-ampunan. Kita berdua sampai ga bisa berkata-kata mentolerir rasa pedasnya, pedas gila. Jadinya buat suapan berikutnya ambil cabenya dikit-dikit biar ga kepedasan huaha..ha.. Alhasil cabe tambahan yang dikasi pun ga tersentuh karena memang pedas banget. Ha..ha..Orang Padang kelimpungan makan cabe ni ceritanya. Pesan moralnya adalah, jangan sok dulu pas pesan cabenya banyak-banyak sampai suudzon segala, cobain dulu baru yahokk ha..ha..

Bebek goreng endes di Mataram.
Tapi asli ini tempat makan rekomended banget, soalnya makanannya memang maknyus. Kita aja sampai nambah makan disini he..he.. Trus rumah makannya juga bersih dan halal. Pantesan selalu ramai. Menu paling wajib dicoba adalah bebek goreng dan ceker ayam gorengnya. Benar-benar crispy dan bumbunya enak. Oya semua menu gorengannya dilengkapi dengan lalapan. Jadi pasti ada sayurannya. Saya sempat ngobrol-ngobrol ma ibu bapak pemilik tempat makan ini, ternyata cabe yang dipakai buat bikin sambelnya adalah cabe merah dan cabe hijau segar tanpa campuran cabe kering, jadinya pedasnya cuma sementara, sampai di perut ga bikin mules. Beneran lho pedasnya hilang setelah kita selesai makan dan perut pun tidak terasa panas oleh sambelnya, jadi ga berasa mules, pedas sehatlah intinya.

Setelah kenyang kita pun balik ke hotel buat istirahat. Besok kita bakal check out dari M Hotel Mataram, tapi masih jalan-jalan dulu ke desa Seneru di kaki gunung Rinjani. Jadi ikuti terus perjalanan kami ya. Semoga bermanfaat..

Selasa, 09 Februari 2016

Lombok Day 5 (Gili Trawangan-Pusuk)

Setetes surga di Lombok
Rada susah bangun pagi ini, karena badan pegel-pegel semua. Ketauan uda lama ga renang nih kita he..he.. Si Abang malah sampai saya bangunin buat solat Subuh. Abis Subuh pun kami tidur lagi. Hari ini agendanya memang santai-santai di Gili Trawangan. Jam 10 pagi baru kami benar-benar bangun dan langsung order sarapan ke resepsionis homestay. Kita dikasi menu sarapannya dan tinggal milih. Saya pilih pancake banana + tea, Bang Tomi pilih omelet + roti + tea. Nunggu 15 menit sarapan terhidang di teras kamar. Serunya penginapan ini ada hammock (tempat tidur gantung) yang digantung di teras setiap kamar. Jadinya sambil nunggu sarapannya datang saya leyeh-leyeh dulu dihammock.

Omelet + roti bakar sarapan Bang Tomi.

Banana pancake sarapan saya.

Hammock di teras kamar.

Sarapannya pas ni.
Abis sarapan kita bukannya langsung mandi tapi masih malas-malasan dikamar. Alhasil sekitar jam-11an baru keluar dari kamar buat check out. Tapi berhubung kami masih mau jalan-jalan keliling pulau, jadinya tas ransel kita titip aja di resepsionis. Selesai urusan check out kita awal jalan ke depan, pas nyampe depan ditawari sepeda, trus saya tanya bisa sewa per-jam ga? Ternyata bisa 15rb/jam, ya uda kita ambil 2 sepeda buat keliling pulau. Kenapa saya pesan per-jam karena memang niatnya buat keliling pulau aja. Abis itu bakal leyeh-leyeh di pantai, sayang ga kepake seharian juga. Kalo sewa sehari 50rb, cuma salahnya kita, ga sewa dari kemaren. Karena keasyikan snorkling ga kepikiran sewa sepeda he..he.. Langsung aja kita gowes tu sepeda ke arah sunset point lagi, sekarang rutenya bakal sampai ombak sunset trus mengelilingi pulau. Yippie enjoy banget deh kita gowesnya. Mana cuaca cerah mendukung banget, abang ga henti-hentinya foto istrinya yang lagi asyik bersepeda he..he..


Gowes sepeda sewaan di Gili.

Cuaca mendukung banget buat sepedaan.
Pas nyampe di sunset point, ternyata dipantainya juga ada hammock yang digantung, jadilah kita coba tidur disitu, trus foto-foto he..he.. Oya pemandangannya pas siang hari ga kalah menakjubkan dibandingkan pas sunsetnya. Air laut yang bening dan surut ditambah birunya langitnya bikin kita pengen foto-foto lagi diayunan tengah lautnya he..he.. Dan yang enak lagi pas kami datang kesana ga da satu manusia pun yang berfoto disana, jadinya bisa lama-lama dan banyak pose he..he.. Beda banget pas sunset kemaren sampai mesti antri satu persatu, untung kita dapat moment sunset yang pas kemaren, kalau ga ya apes. Eh sehabis kita foto datang dong orang lain karena melihat kita foto-foto disana, rame lagi deh.

Hammock di pantai ini enak banget.

Hammock di sunset point Gili Trawangan.

Ajib gosongnya he..he..

Ini asli warnanya memang seperti ini tanpa editan.

Bersamamu serasa lengkap.

Jatuh cinta dengan pulau yang bernama Gili Trawangan.
Lalu kita lanjut gowes terus ke ombak sunset, disana juga ada ayunannya juga. Malah ada photografernya segala yang bakal bantuin kita foto. Jadi nanti si photografer bakal ambil foto kita pake kamera dia dan kamera kita. Tar kita dikasi no buat melihat hasil foto dari kamera yang kita gunakan, kalau kita berminat bisa langsung dicetak dan beli hasil fotonya. Karena hasil foto yang dikamera kita uda bagus, jadinya kita ga berminat lihat foto dari kamera mas nya, makasih banyak ya mas photografer (untung gratis). Abis dari ombak sunset kita memutar ke arah pemukiman penduduk pulau Gili Trawangan, melewati jalan setapak gitu. Nah disini rantai sepeda si Abang sempat lepas. Jadilah kita perbaiki dulu. Untung ga lama, jadi kita lanjutin gowesnya sampai ketemu pantai lagi.

Ni dia ayunan ombak sunset.

Hasil foto mas photografernya keren-keren.

Love it.

Hold my hand.

Semoga pulau ini tetap terawat sampai nanti ya Bang.



Lanjut muterin pulau.

Ada kotak telpon ala-ala London.

Pas rantai sepeda abang lepas.

Beres perbaiki rantainya, kita lanjutin lewati perkampungan di Gili Trawangan.
Dan ternyata pantai disisi sebelah sini jauh lebih indah dari pada sisi sebelah sunset point. Jadi kalau ke sunset point kita dari pelabuhan belok kiri, sedangkan pantai yang putih banget pasirnya ini ada disisi sebelah kanan dari pelabuhan. Kami berdua ampe melongo lihat view pantainya siang itu. Subhanallah indahnya, sampai-sampai sepeda kita gotong tu ke pantai. Karena uda se-jam kita balikin dulu sepedanya, oya si Abang sempat ambil tas ransel dari penginapan pake sepeda. Trus dikasi air mineral dingin ma mas resepsionisnya wah baik deh, tau aja kita abis panas-panasan sepedaan. Selesai ngembaliin sepeda, kita balik ke pantai buat leyeh-leyeh sambil makan siang. Kebetulan tadi pas keliling pulau nemu mbak-mbak jual nasi pedas, tapi beda ma yang kemaren. Jadinya kita beli nasi pedas lagi buat makan siang ala-ala piknik gitu ditepi pantai.

Ketemu pantai lagi sehabis lewatin perkampungan.

Gowes sambil liat pantai yang indah banget.

Asli keren pantai disisi kanan pelabuhan ini.

Bela-belain gotong sepeda ke pantainya he..he..

Jangan takut item, enjoy your trip.

Gosong bareng yuk say.
Ternyata nasi pedasnya ga seenak n sepedas kemaren. Ternyata beda penjual, beda pula rasanya. Rada kecewa karena ekspektasinya uda terlanjur tinggi, karena ngerasain nasi pedas kemaren yang enak. Setelah perut kenyang dan rasanya uda puas menikmati pantai-pantai di Gili Trawangan, kita mutusin buat balik ke Mataram siang itu. Beli tiket kapal buat balik ke Lombok seharga 15ribu perorang. Ga lama nunggu, kita berdua pun naik kapal ninggalin pulau Gili yang indah. Nyampe di pelabuhan Bangsal, rencanannya kami mau sewa motor aja. Kebetulan kemaren pas mau berangkat sempat lihat penyewaan motor di Bangsal. Tapi sayang pas datang kesana, motornya uda pada abis disewa.

Kesibukan di pelabuhan Gili Trawangan siang itu, btw itu fast feri menuju Bali lho.
Balik lagi deh ke pelabuhan, karena tadi saya sempat lihat angkot lagi ngetem disana. Pas tanya ke supirnya, ternyata angkot ini disewa oleh rombongan dari Kalimantan yang kebetulan lagi main ke Gili Trawangan. Tapi mas supir angkotnya bilang kita tunggu aja disini, soalnya nanti mereka arahnya juga ke Mataram Mall, jadi bisa numpang. Saya tanya berapa mas kita bayar? 20ribu aja mbak perorang. Oke deh, kita setuju, daripada rempong naik turun angkot sampai ke daerah Cakranegara Mataram. Lebih baik bareng rombongan ini aja, mudah-mudahan ketemu orang-orang baik deh doa kita.

Pas lagi nunggu di bangsal ini sempat ketemu orang Padang juga. Jadi ceritanya pas saya ngobrol ma Bang Tomi, ni orang memperhatikan saya ngomong pake bahasa minang. Jadi kita didekatin ma dia, langsunglah cerita-cerita karna ketemu urang sakampuang huaha..ha.. Satu hal yang saya ingat dari Uda ini dia punya prinsip hidup "Kalau kita berbuat baik ke orang, pasti nanti kita bakal menerima kebaikan-kebaikan dari orang lain pula, begitu juga sebaliknya, kalau kita jahat ke orang lain, pasti bakal menerima kesialan." Wah setuju sekali dengan prinsipnya itu. Jadi Uda ini uda lama merantau jadi guide di Lombok. Trus sempat tukar-tukaran HP kalau besok-besok ke Lombok kontak saja dia, biar tar dia yang antar kita jalan-jalan he..he.. Pas saat kita ketemu dia kemaren, dia lagi ada tamu yang uda booking dia sebelumnya.

Ga lama setelah ketemu Uda dari Padang itu, akhirnya rombongan yang sewa angkot datang. Ternyata itu adalah rombongan ibu-ibu guru dari Sampit Kalimantan. Dan mereka dengan sangat ramah dan welcome menerima kehadiran kita berdua yang numpang di angkot carteran mereka. Alhamdulillah dipertemukan dengan orang-orang baik selama perjalanan ini. Sepanjang perjalanan kita saling berbagi cerita dengan ibu-ibu guru yang semangat ini. Trus rombongan kita sempat mampir dulu di Pusuk buat kasi makan kera-kera disana. Saya ga turun karena takut dengan kera, soalnya trauma lihat kera-kera dipura uluwatu yang nakal-nakal he..he.. Jadi nonton dari atas angkot aja. Ibu-ibu rombongan kita pada heboh lihat kera dan ga takut sama sekali, hebat.

Kera-kera di Pusuk.

Foto dari dalam angkot aja.
Puas bermain dengan kera kita lanjut lagi ke arah Mataram. Di perjalanan mas supirnya nanya ke kita mau turun dimana. Kita bilang dekat Mataram Mall aja mas. Jadi sebelumnya kita uda book M Hotel di daerah Cakranegara. Letaknya memang ga jauh dari Mataram Mall, berbekal peta hotel dari booking.com, kita akhirnya diturunkan dekat M Hotel tempat kita menginap. Wah senangnya bisa sampai M Hotel Mataram. Uda kebayang pengen istirahat soalnya he..he..

Kita langsung check in, pas check in resepsionisnya minta maaf karena kamar dengan kasur double bednya uda penuh semua, jadinya kita dapatnya tipe kamar denga 2 single bed. Tapi masnya bilang besok kita uda bisa pindah ke kasur yang double bed, jadi cuma buat 1 malam ini aja. Karena kebetulan M Hotel ini lagi penuh saat itu. Oke, kita ga msalah kalau gitu. Trus sempat nanya apa hotel ini menyediakan sewa motor? Ternyata ada, tarifnya 75rb untuk motor matic dan 50rb untuk motor manual. Kita langsung pesan untuk sewa selama kita nginap di M Hotel. Pas di cek ternyata semua motor sudah habis disewa. Tapi mas-nya bilang nanti malam ada yang bakal kembaliin motor. Jadi bisa kita pakai besok. Oke kita langsung book motornya dan minta masnya untuk tlp ke kamar kita kalau motornya uda ada. Soalnya kita mau ambil koper yang dititip di Hotel Lombok Raya kemaren.

Kamar 2 single bed di M hotel Mataram

Bersih dan rapi tatanan kamarnya.

Kamar mandi dengan fasilitas baik.
Oya review saya tentang M Hotel Mataram ini cukup bagus. Kamarnya bersih ditata rapi dan modern. Harga permalamnya yang saya dapat saat itu tanggal 29 Des 2015 adalah 270rb/malam tanpa sarapan. Menurut saya lumayan murah karena fasilitas kamarnya lengkap seperti AC, TV kabel, Free Wifi, Tlp Kamar, peralatan mandi, Air Mineral Botol dan ada galon juga dibawah jadi bisa isi ulang air minum. Harga yang saya dapatkan di booking.com juga lebih murah dari harga yang tercantum diresepsionis. Nyampe kamar, kami berdua solat dan istirahat. Trus pas Magrib berasa laper, jadinya si Abang turun cari makanan.
Tadi pas jalan ke M hotel liat ada yang jual pecel ayam dan ayam taliwang di depan hotel. Jadi si abang turun buat beli makanan sekalian mau nanyain motor katanya. Pas naik ke atas abang uda beliin 2 porsi nasi pecel ayam maknyus wangi he..he.. Trus motor katanya juga uda ada dibawah. Tar abis makan Bang Tomi bakal ke Hotel Lombok Raya buat ambil koper kita. Trus dia bilang biar dia sendiri aja karena takut ga muat kalau berdua naik motor trus bawa koper juga. Lagian jarak M hotel ke lombok raya juga dekat. Oke deh, Alhamdulillah semua berjalan lancar. Next saya bakal cerita pengalaman kita pergi ke pantai Pink Lombok..terus ikuti ya. Semoga bermanfaat.




Day 6 UK Trip 2023 - Edinburgh.

  Dean Village. Tanpa kita sadar uda masuk hari ke-6 perjalanan kami pada UK Trip kali ini, dan masuk hari kedua di Edinburgh. Hari ini kita...