Rabu, 08 Januari 2020

Menyusuri Sejarah Kelam Kamp Konsentrasi Auschwitz di Polandia (Eurotrip 2019 Day 7).

Kamp Konsentrasi Auschwitz.

Setelah semalaman suntuk tidur dalam bus, akhirnya tiba juga kami ke negara dan kota berikutnya. I'm so excited.. Kenapa, karena ada bucklet list saya sejak lama yang bakal saya wujudkan di sini. Dari Bratislava kami menuju kota Krakow, Polandia. Pasti penasaran ada apa di kota ini? Mungkin juga ada yang baru kali ini dengar tentang kota satu ini.

Oke, saya jelaskan kenapa saya ke Krakow, karena ini adalah kota besar terdekat menuju peninggalan kamp konsentrasi Auschwitz, yang merupakan tujuan utama saya ke Polandia. Tempat ini sudah menjadi bucket list saya sejak lama. Buat yang belum tau, kamp konsentrasi Auschwitz adalah kamp konsentrasi terbesar di dunia yang dibangun oleh Nazi pada Perang Dunia kedua. Di sini jutaan kaum Yahudi, Gipsy dan mereka yang menjadi tahanan Nazi merenggang nyawa dan dimusnahkan secara massal.

Auschwitz.

Merupakan kamp terbesar Nazi.

Peta pemusatan Auschwitz sebagai kamp penampungan terbesar dari penjuru Eropa.

Tempat ini juga menjadi tempat terakhir Anna Frank menghembuskan nyawanya. Anna Frank sendiri sangat terkenal karena buku harian yang ditulisnya semasa hidup menggambarkan bagaimana kehidupannya dan keluarga berubah 180 derajat setelah Nazi berkuasa. Bagaimana dia dan keluarga mesti hidup bersembunyi di kantor ayahnya di Amsterdam, sampai akhirnya ketahuan dan ditangkap oleh Nazi lalu dikirim ke kamp konsentrasi Auschwitz. Buat yang penasaran kisahnya bisa cari bukunya di toko buku atau nonton filmnya juga ada. Saya sendiri sudah baca buku Anna Frank sejak SMP. Karena memang suka baca buku-buku seperti ini sejak kecil.

Selain kisah Anna Frank, kamp konsentrasi Auschwitz juga sering dijadikan latar film Hollywood tentang perang dunia kedua atau kekejaman Nazi di masa itu. Salah satu film yang masih teringat jelas diingatan saya adalah The Boy in the Striped Pyjamas. Yang bercerita tentang persahabatan anak tentara Nazi dengan bocah Yahudi yang berada di kamp konsentrasi Auschwitz. Kisah yang memilukan sekaligus mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan.

Bangunan di Auschwitz.

Bucklet list checked.

Segitu penasarannya saya dengan kamp konsentrasi ini. Segala info saya kumpulkan untuk bisa ke sana. Yang pastinya kita mesti ke Krakow, kota terdekat ke Auschwitz. Sedang Auschwitz sendiri terletak di kota kecil Oswiecim yang berjarak 1.5 jam dengan mobil dari Krakow. Saking tidak ingin dunia tau, Nazi membangun tempat ini ditempat yang terpencil dan jauh dari mana-mana. Informasi ke tempat ini yang saya dapat rata-rata menyuruh kita untuk ikut tour dari Krakow ke sana, dengan biaya mulai dari 20-40 Euro/org, tergantung provider tournya.

Banyak memang pilihan providernya. Tapi kok ya saya penasaran karena ada yang bilang bisa gratis ke sana. Satu lagi kendala yang saya hadapi adalah, idealnya minimal 2 hari kita stay di Krakow agar bisa ke Auschwitz, karena tour ke sini memakan waktu seharian. Sedangkan itinerary saya akhirnya berubah karena kesulitan membooking kereta di Polandia yang mengakibatkan saya cuma punya waktu 1 hari di kota ini.

Tadinya sudah pasrah ga kan bisa ke sini pada Eurotrip 2019 ini.

Suasana suram di Auschwitz.

Akhirnya tidak ada 1 tour pun yang saya pilih untuk ke Auschwitz. Karena saya ga yakin keburu dengan waktu yang saya punya. Di saat saya sudah pasrah karena ga mungkin ke Auschwitz, dan menghitung hari keberangkatan ke Eropa. Di saat itulah saya malah ketemu informasi secara detail tentang kamp konsentrasi ini. Intinya informasi bagaimana bisa ke Auschwitz tanpa ikut tour dan masuk secara gratis ke kamp konsentrasi yang sudah berubah menjadi museum ini.

Ternyata kita bisa masuk ke kamp konsentrasi ini tanpa dipungut biaya sepersen pun asal mendaftar secara online ke situs resmi museum ini jauh-jauh hari. Tiket gratis akan diberikan untuk mereka yang mendaftar masuk sebelum jam 9 pagi dan setelah jam 13.30 siang. Kuota tiket gratis ini terbatas setiap harinya, karena itu mesti jauh-jauh hari mendapatkannya biar ga kehabisan. Untungnya saat saya masuk situs ini masih tersisa 4 tiket gratis untuk masuk museum jam 08.40 pagi. Dan masih tersisa 20 tiket gratis untuk yang jam 13.30 siang.

Malam itu juga dengan penuh semangat saya langsung mendaftar untuk mendapatkan 2 tiket di jam 08.40 pagi. Lalu saya minta Bang Tomi juga mendaftar untuk dapat 2 tiket gratis untuk yang jam 13.30 siang. Saya lakukan hal ini untuk meng-antisipasi jika saya ga keburu datang pagi ke Auschwitz nya. Karena menurut jadwal tiket bus malam yang saya beli secara online di Indonesia, saya baru tiba jam 6 pagi di Krakow. Sedangkan kita butuh waktu kurang lebih 1.5 jam dari Krakow untuk tiba di Auschwitz.

Proses untuk mendapatkan tiket gratisnya sungguh mudah tinggal pilih tanggal dan waktu berkunjung, lalu masukkan data sesuai paspor. Nanti tiket bakal dikirim melalu email. Jika berkunjung diantara jam 9 pagi sampai jam 1 siang maka tiket masuk museum ini berbayar, karena ini merupakan jam-jam masuk untuk group dengan guide berbagai bahasa. Tidak bisa masuk per-orangan seperti kita dengan tiket gratis he..he.. Keuntungan tiket berbayar ya bisa lebih jelas mengenai sejarah tempat ini. Buat kita dari Indonesia bisa pilih group dengan guide berbahasa Inggris.

Nah buat kita yang masuk dengan tiket gratis ga usah khawatir juga. Di seantero kamp konsentrasi ini bakal banyak kok papan penjelasan mengenai apa yang pernah terjadi di sini. Belum lagi bisa ikutan curi dengar penjelasan-penjelasan dari guide berbahasa Inggris, tinggal ikutin aja groupnya kemana pergi ha..ha.. *tips travel hemat Chimin. Intinya sih pinter-pinter ajalah dimana pun berada.

Tiket masuk museum Auschwitz uda ditangan saatnya mencari tau bagaimana ke sananya. Alhamdulillah dapat juga situs yang menjelaskan bus umum ke sana dari terminal bus Krakow. Bisa dilihat pada situs ini. Ongkosnya juga murah cuma 15 PLN/orang atau sekitar 60rb rupiah. Agar bisa tiba di Auschwitz sebelum jam 08.40 pagi, kami selambat-lambatnya mesti naik bus jam 07.10 pagi dari terminal bus di Krakow. Nah masalah utama yang timbul adalah uang dan koper. Karena kami tiba di terminal bus Krakow jam 6 pagi belum ada money changer yang buka. Dan parahnya di sana, mereka ga mau menerima Euro dalam bertransaksi apa pun termasuk ke toilet sekali pun.

Apartemen yang kami sewa pun baru ada petugasnya jam 9 pagi. Jika ingin ke Auschwitz tentu koper mesti kami titip biar mudah untuk mobilisasi. Untungnya ada loker di terminal bus ini, masalahnya koin mata uang mereka yang kami ga punya. Akhirnya saya pun mesti cari-cari money changer sampai ke stasiun utama yang memang bersebelahan dengan terminal bus Krakow. Ketemu money changer Western Union yang buka 24 jam di stasiun tapi ratenya parah banget. Akhirnya saya ga jadi tukar uang di sana dan balik ke terminal bus dimana Bang Tomi nunggu di depan money changer yang ada di terminal bus. Untungnya money changer itu akhirnya buka jam 06.30.

Buru-buru saya tukar Euro ke PLN. Ratenya masih mending dari pada money changer yang ada di stasiun. Sekaligus minta pecahan koin untuk loker. Sehabis tukar uang. Kami lalu buru-buru nunggu bus untuk ke Auschwitz. Asli didalam bus rasa percaya ga percaya menyelimuti saya. Rasanya tadi saya uda pasrah bakal ga kekejar pagi ini ke Auschwitz, tapi Tuhan memberikan jalan sehingga kami bisa juga mengejar bus ke Auschwitz pagi ini.

Suasana menunggu bus ke Oswiecim-Auschwitz.

Ini bus yang akam mengantarkan kita sampai di depan pintu masuk museum Auschwitz.

Perjalanan 1.5 jam di dalam bus ini serasa berbeda. Karena hampir disepanjang perjalanan tertutup kabut. Dan kabut makin tebal saat kami mendekati kota Oswiecim. Sepertinya suasana mencekam sudah terasa sejak kami di dalam bus. Kita juga sempat melewati jalan tol dan kebanyakan dari kami memilih tidur sepanjang perjalanan, termasuk saya he..he..

Kabur sepanjang perjalanan.

Tak terasa akhirnya sampai juga kami di kamp konsentrasi Auschwitz. Saat tiba di depan petugas tas ransel yang dibawa Bang Tomi diminta untuk dititipkan. Hanya tas kecil dan kamera yang boleh dibawa ke dalam. Ransel dititip pada tempat khusus dengan biaya 4 PLN. Lalu kami kembali ke pintu masuk dan memperlihatkan tiket online yang sudah kami print sebelumnya. Data pada tiket dicocokan dengan data paspor kami masing-masing. Lalu kami pun dipersilakan masuk.

Setelah memasuki pintu masuk ada ruangan pemeriksaan metal detector seperti yang ada dibandara. Kita semua mesti melewati security check ini. Lalu tibalah kita di gerbang fenomenal kamp konsentrasi ini. Suasana pagi itu terasa sangat dingin dan suram. Karena kami masuk di jam 08.40 ternyata sudah banyak group tour yang juga masuk bersama dengan kami. Oya walau Auschwitz terletak cukup jauh dari kota besar (terpencil) tapi sinyal wifi dari modem Javamifi masih bagus.

Gerbang fenomenal itu.

Tulisan di atas gerbang artinya "bekerja untuk bebas".

Mesti ada foto berdua di sini.

Alhamdulillah, kesampaian melihat kamp konsentrasi ini.

Modem Javamifi keren.

Awalnya sempat bingung mau mulai dari mana, karena kamp ini besar sekali dan banyak bangunannya. Akhirnya kita putuskan untuk mengikuti saja group tour di dekat kami. Dan petualangan kami pun dimulai. Bangunan pertama yang kami masuki merupakan tempat penyimpanan benda-benda milik korban kamp konsentrasi Auschwitz. Mulai dari sepatu, koper, alat makan, baju dll.

Papan yang memberikan informasi sejarah kamp ini.

Bagusnya datang pagi, suasana masih sepi.

Kumpulan kacamata korban genosida.

Kaki dan tangan palsu korban.

Peralatan makan mereka.

Koper-koper para korban yang bertumpuk.

Pakaian anak-anak yang menjadi korban.

Ribuan sepatu korban.

Lalu masuk ke bangunan berikutnya terlihat foto-foto para korban. Mulai saat mereka tiba, sampai akhirnya kurus kering di kamp ini. Ada juga yang dijadikan eksperimen sehingga tubuhnya cacat. Lalu ada bangunan yang memperlihatkan bagaimana mereka tidur beralaskan jerami atau karung goni di sini. Pakaian-pakaian mereka semua diganti dengan piyama garis-garis dengan bahan yang sangat tidak layak, malah ada yang hanya berpakaian dari karung goni 😢.

Data para korban yang ditulis rapi.

Foto-foto peninggalan sejarah di kamp ini.

Ketika mereka datang dengan kereta api.

Anak-anak Yahudi baru tiba di Auschwitz-Birkenau.

Foto-foto mereka yang dimasukkan pada kamp konsentrasi ini.

Anak-anak korban eksperimen gila dokter Nazi.

Mereka yang tak berdosa.

Tidur beralaskan karung goni.

Ada juga yang tidur beralaskan jerami.

Toilet.

Semakin saya menjelajahi tempat ini semakin enggan saya mengambil gambar. Karena terlalu menyedihkan atau takut karena banyaknya korban yang meninggal di sana. Ada satu ruangan di bawah tanah yang merupakan tempat penyekapan sekaligus pembunuhan masal. Masuk ke ruangan ini seketika tubuh saya terasa berat dan dingin. Hawanya sungguh berbeda. Belum lagi didepan kami berdiri seorang suster gereja yang tiba-tiba lalu berlutut di depan suatu ruangan dan berdoa cukup lama. Karena di ruangan ini dulunya seorang Pastor/Pendeta terkenal dibunuh dengan kejam. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan.

Si kembar yang menjadi korban.

Suster yang kami lihat diantara rombongan pengunjung di sini.

Foto-foto kehidupan keluarga Yahudi sebelum Nazi berkuasa.

Auditorium hanya buka di jam-jam tertentu.

Video saat Hitler berkuasa dan berorasi untuk memusnahkan kaum Yahudi dan Gipsy.

Data-data korban dari berbagai negara.

Buku besar yang memuat semua nama korban di Auschwitz.

Abang lagi coba baca nama-nama mereka.

Benar-benar rapi lho datanya.

Ada juga ruangan auditorium yang menampilkan video-video kehidupan masyarakat Yahudi sebelum Hitler dan Nazi berkuasa. Bagaimana makmur dan bahagianya kehidupan mereka lalu hancur seketika ketika Nazi menjajah hampir seluruh permukaan Eropa. Lalu kami terus menjelajahi sampai akhirnya tiba di bangunan yang merupakan ruang gas. Ruangan yang sengaja dibangun Nazi untuk membunuh mereka yang berada di kamp ini secara massal. Mereka ditelanjangi lalu dimasukkan ke ruangan ini bersama-sama lalu dibunuh seketika dengan gas beracun. Kebanyakan yang dibunuh adalah mereka yang lemah dan tak produktif seperti wanita dan anak-anak.

Suasana dan perasaan ga enak lho selama di sini.

Itu tiang gantungan bagi para tahanan yang melawan.

Data pemimpin Nazi yang berkuasa dan bertugas di Auschwitz. 

Video dan foto para korban.

Mencoba untuk tetap tersenyum.

Ruangan gas.

Suasana di dalam ruangan gas.

Ratusan ribu bahkan mungkin jutaan orang meregang nyawa di sini.

Bagi mereka yang bertahan hidup akan disuruh untuk kerja paksa sampai akhirnya tidak kuat dan meninggal. Hanya sedikit korban yang akhirnya selamat hidup dari kamp ini saat akhirnya Nazi ditaklukan oleh sekutu. Ketika Nazi terjepit dan hampir kalah perang ratusan ribu korban mereka bunuh dalam ruang gas, karena itu mereka yang selamat bisa dikatakan beruntung. Walau mereka ditemukan dalam kondisi yang sangat menyedihkan.

Suasana musim gugur di Auschwitz.

Ootd dulu mumpung uda ga di dalam. 

Autumn in Poland.

Menurut saya buat yang suka sejarah, mesti datang ke sini.

Saat kami keluar rombongan tour dan pengunjung semakin ramai.

Dari kamp konsentrasi Auschwitz kita lalu pindah ke kamp konsentrasi Brikenau. Birkenau letaknya tak jauh dari Auschwitz dan merupakan kamp konsentrasi penampung awal para korban sebelum dipindah ke Auschwitz. Untuk ke sini tinggal naik bus gratis yang lewat tiap 30 menit. Kamp konsentrasi Birkenau lebih luas lagi kawasannya. Terletak di lapangan besar dengan jalur rel kereta api. Semua korban genosida waktu itu dibawa dengan kereta dari penjuru Eropa ke sini. Kamp inilah yang paling sering jadi lokasi film-film tentang kamp konsentrasi Nazi.

Jadwal bus di halte Auschwitz.

Shuttle bus gratis menuju kamp konsentrasi Birkenau. 

Jadwal bus di halte Birkenau.

Rel di Birkenau.

Gerbang kamp Birkenau.

Suasana di Birkenau.

Dingin sekali rasanya di sini.

Saksi bisu.

Kamp konsentrasi Birkenau.

Welcome.

Kami tidak terlalu lama di sini karena kaki sudah lumayan capek mengitari Auschwitz. Dan lagi tidak terlalu banyak peninggalan korban yang ada di sini. Sehingga memang tidak sebagus museum di Auschwitz. Oya saat masuk ke Birkenau kita kembali diminta untuk memperlihatkan tiket, jadi tiketnya jangan sampai hilang.

Napak tilas sejarah.

Di sini semua kereta yang membawa mereka berhenti.

Masuk dan tak bisa keluar lagi.

Salam damai.

Suasana di dalam kamp Birkenau.

Kamp ini jauh lebih luas dari pada Auschwitz.

Mumpung sepi foto-foto dulu.

Buat kenang-kenangan kalau sudah sampai di sini.

Jauh-jauh ke sini ya masa ga punya foto berdua.

Foto favorit Bang Tomi.

Becek.

Kawat berduri.

Bangunan di Birkenau.

Museum Birkenau.

Jam 13.30 siang akhirnya kami kembali naik bus menuju kota Krakow. Dan tiba di terminal bus jam 3 siang. Kami lalu mengambil koper di loker dan menuju apartemen Nobel Suites tempat kami menginap. Jaraknya cuma 5 menit jalan kaki dari terminal bus. Saat tiba di apartemen petugasnya menyambut kami dengan ramah dan memberikan apartemen yang jauh lebih luas dari yang kami pesan. Rasanya beruntung sekali memdapat fasilitas lebih bagus tanpa biaya tambahan.

Kamar utama di apartemen yang kami sewa di Krakow.

Kamarnya gede.

Ada dapurnya.

Kamar anak atau kamar kedua.

Kamar mandinya.

Sore itu kami beristirahat di apartemen sampai malam. Malamnya kami putuskan untuk keluar dan melihat area oldtown kota Krakow. Ternyata area Oldtown nya pun tak jauh dari apartemen kami. Tinggal jalan kaki sekitar 15 menit dan kita pun tiba di sana. Sehingga kami tidak perlu mengeluarkan uang untuk ongkos di sini.

Saat kami tiba di area Oldtown suasana masih ramai. Sehingga terasa menyenangkan jalan-jalan di sana. Belum lagi bangunan-bangunan tua yang menghiasi area ini sungguh cantik walau hanya dihiasi lampu temaram. Suasana makin seru saat kami melihat deretan kereta kuda yang menjadi atraksi wisata para turis. Walau sudah malam, masih banyak turis yang ingin naik kereta kuda ini lho.

Stasiun kereta sekaligus mall.

Bangunan modern.

Bangunan tua bersejarah.

Di depan gedung ini ada supermarket besar yang jual souvenir lho.

Oldtown Krakow.

Suasana kota Krakow malam hari.

Peninggalan sejarah jaman kerajaan dulu.

Kawasan oldtown yang ramah bagi pejalan kaki.

Bersih ya kotanya.

Selain dihiasi bangunan tua, area ini juga terdapat tempat belanja dan money changer. Yang bikin sesak saat melihat rate money changer di sini jauh lebih baik dari di terminal bus..hiks..hiks.. Oya jangan lupa beli souvenir di area ini, karena banyak souvenir murah dijual di sini. Kami tentu beli dong buat kenang-kenangan.

Kereta kuda.

Siapkan kocek untuk naik ini ya.

Alun-alun kota Krakow.

Deretan kereta kuda.

Turis yang lagi tawar menawar untuk naik kereta kuda.

Katedral di Oldtown Krakow.

Deretan cafe dan pertokoan.

Kalo di Indonesia namanya cafe tenda he..he..

Menara katedral.

Seperti piramida di Louvre Paris ya.

Mall yang gabung dengan stasiun utama Krakow.

Puas mengitari area Oldtown Krakow kami lalu balik ke apartemen buat istirahat. Tapi sebelumnya masih sempat ke mall yang ada di dalam stasiun kereta Krakow he..he.. Niatnya mau belanja, tapi akhirnya window shopping aja karena ga da yang cocok. Next saya bakal cerita tentang perjalanan kami hari berikutnya. Ayo ada yang tau ga, dari Krakow kami lalu kemana? Daripada bingung, ditunggu aja postingan berikutnya ya. Dan semoga bermanfaat..😘

Day 6 UK Trip 2023 - Edinburgh.

  Dean Village. Tanpa kita sadar uda masuk hari ke-6 perjalanan kami pada UK Trip kali ini, dan masuk hari kedua di Edinburgh. Hari ini kita...