Kamis, 07 Mei 2015

Day 4 Paris - Amsterdam (Euro Trip 2015)

Notre Dame
Hari ini merupakan hari terakhir kami di Paris, sebelum kami melanjutkan perjalanan ke Amsterdam. Berhubung perjalanan ke Amsterdam menggunakan bus malam, kami masih punya waktu seharian untuk keliling kota Paris. Sebelum mutar-mutar kota kita check out dulu dari hotel dan menitipkan koper ke resepsionis. Hari ini rencananya tempat pertama yang kita tuju adalah gereja Notre Dame. Dari stasiun Gare du Nord kita naik metro menuju gereja Notre Dame.

Sebelum menuju gereja Notre Dame kita sempat keliling dulu daerah sekitar stasiun metronya, ternyata banyak penjual souvenir dan makanan halalnya. Harga-harga souvenir didaerah ini relatif murah hampir sama dengan harga souvenir yang dijual di daerah Montmartre. Jadi saran saya, kalo di Paris beli oleh-olehnya di sekitaran Notre Dame atau di Montmartre. Melihat kebab dan kentang goreng perut jadi laper, sedangkan sebelumnya uda makan nasi sebelum berangkat he..he.. Nanti pas pulang kita beli, tekadku dalam hati. Kita sempat foto di sebuah landmark, tapi lupa namanya apa. 
Landmark yang kita temui ketika menuju Gereja Notre Dame
On the way to Notre Dame

Sesampainya di depan Gereja Notre Dame, kita mulai celingak celinguk cari korban buat motoin kita berdua he..he.. Liat ada mas-mas lagi jalan sendirian, dari tampangnya ketahuan wajah asia. Suami seperti biasa minta tolong dalam bahasa Inggris buat fotoin kita berdua. Saya langsung nanya dengan bahasa Indonesia, dari Indonesia ya mas? (kepedean). Eh tebakan saya benar, dia langsung jawab, iya mbak. Akhirnya obrolan kami berlanjut tentang perjalanan ke Eropa masing-masing. Dia ternyata mahasiswa jurusan Sastra Perancis yang menang perlombaan, mendapatkan hadiah ke Perancis. Selama disana dia sudah keliling kota-kota di Perancis untuk mengasah kemampuan bahasa Perancis. Senang bertemu orang se tanah air dan bisa berbagi cerita, tapi lupa euy nama masnya. Sedangkan uda kenalan dan cerita ini itu he..he.. Berikut foto-foto kita di Notre Dame.
Liat antrian masuk dibelakang saya.

Ikutan antri yuk..

Yang suka baca buku Dan Brown tunjuk tangan
Setelah puas foto-foto dihalaman gereja Notre Dame ini, saya lanjut mencari titik nol kota Paris yang ada di halaman gereja ini. Lucunya ga ada satu orang pun yang sadar dan ngeh akan hal ini, sampai saya menemukan tanda zero point kota Paris tersebut. Jadi tanda ini diabaikan saja oleh orang yang lalu lalang di halaman Notre Dame. Bang Tomi aja sampai terbengong-bengong saya tau hal ini dan menemukannya. Yap, membacalah sebanyak mungkin dan kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang tempat yang bakal kita kunjungi sehingga kita tau lebih banyak. Setelah saya foto-foto di tanda point zero kota paris dan negara Perancis ini barulah orang-orang sekitar saya ngeh akan hal ini. Dan ikut-ikutan berfoto ria disini he..he..
Point Zero France

Titik nol kota Paris di Notre Dame
Puas foto-foto diluar saatnya kita masuk ke dalam katedral bersejarah ini, tapi tetap mesti antri ya pemirsa. Untung antriannya cepat bergerak maju, jadi berasa ga terlalu lama kita antrinya. Masuk ke gereja ini gratis, jadi jangan sampai ga masuk dan lihat dalamnya, rugi. Di dalam gereja kita bisa tau sejarah pembuatan gereja ini dari awal sampai akhir. Dan sama seperti di Gereja Basilique du Sacre Coeur di dalam gereja Notre Dame ini juga ada mesin pencetak medali bergambar gereja Notre Dame. Dengan memasukkan koin sebesar 2 Euro, kita bisa mencetak medali dengan gambar yang kita inginkan, biasanya ada 2-3 pasang pilihan gambar.
Di dalam Gereja Notre Dame

Sejarah pembangunan Gereja Notre Dame
Dari Notre Dame kami lanjut ke Menara Eiffel, belum puas menikmatinya kemaren, kami putuskan kembali ke Eiffel hari ini. Kami turun di stasiun metro Champ de Mars. Eits jangan buru-buru jalan ke Eiffel, karena begitu keluar dari statiun ini kita bakal ketemu Pont de Bir Hakiem. Mungkin banyak yang ga tau atau ga ngeh apa itu Pont de Bir Hakiem. Pont de Bir Hakiem ini merupakan jembatan besi tua yang dibangun untuk menyebrangi sungai Seine sejak dulu. Yang bikin jembatan ini istimewa adalah sering dijadikan tempat syuting film-film terkenal. Termasuk film Inception yang diperankan oleh Leonardo Di Caprio. Berikut penampakan jembatan tua Pont de Bir Hakiem.
Pont de Bir Hakiem berhadapan dengan menara Eiffel.

Leonardo Di Caprio versi Padang he..he..

Eiffel from Pont de Bir Hakiem
Ketika sampai dikaki menara Eiffel kita melihat antrian untuk naik ke atas menara tidak sepanjang hari Sabtu lalu. Tanpa pikir panjang kami ikutan antri, karena teringat pertanyaan Papa dihari pertama sampai di Paris yaitu "sudah naik ke Eiffel belum nak?" Hal itu tentu memotivasi kami buat naik, walaupun diawal sempat hopeless liat atriannya. Kurang lebih 1 jam antri kita sampai didepan kounter penjualan tiketnya. Selama antri, angin dingin yang menusuk tulang menyapu tubuh benar-benar menyiksa, tapi demi naik ke atas menara ini kita tahan jua he..he.. Di atas layar kounter disebutkan level 3 (puncak tertinggi) Eiffel sudah tidak bisa dinaiki karena penuh. Oke kita beli tiket yang sampai level 2 seharga 9 Euro perorang. 

Untuk naik ke menara ini ada 2 pilihan dengan lift atau dengan tangga, naik tangga antriannya jauh lebih pendek, dan lebih murah, tapi ga kuat boo.. Yang mau coba silakan saja he..he.. Kita sih milihnya naik lift. Walau ga naik sampai level 3, kami uda sangat puas dengan pemandangan dan sensasi yang dirasakan ketika berada diatas menara paling keren di dunia ini. Dari atas menara ini kita bisa melihat pemandangan kota Paris yang teratur dan indah. Tapi siap-siap menahan dingin ya sesampai diatas, karena anginnya lebih kencang dan lebih dingin..brr..
Pemandangan kota Paris dari atas menara Eiffel.

Alhamdulillah..

Teropong yang ada di Eiffel level 2

You and Me
Ada atraksi baru dan menarik di level 1 menara Eiffel yaitu Glass Floor, alias lantai kaca. Dengan lantai ini kita diuji keberaniannya. Wah ngeri-ngeri sedap rasanya pas berdiri diatas glass floor ini. Dari lantai kaca ini kita bisa melihat ke bawah kaki menara Eiffel dan melihat orang-orang yang sedang antri di bawah seperti semut. Karena waktu di Auckland (New Zealand) uda pernah mencoba berdiri diatas glass floor menara juga, jadinya di Eiffel siapa takut he..he..
Lihat antrian orang-orang bagai semut dibawah lantai kaca ini.

Enjoy the moment.

Eiffel Tower Level 1.
Setelah puas diatas menara Eiffel kita balik ke hotel, sebelum balik sempatin makan ayam goreng + kentang goreng + nasi (yang dibawa di dalam kotak) di kedai kebab halal, memenuhi tekad tadi pagi he..he.. Sampai di hotel, kami istirahat beberapa saat di lobby sambil ngenet dengan wifi gratis (biasa update status di sosmed). Malamnya kami keluar dari hotel dengan seluruh barang bawaan menuju terminal bus Porte Maillot Coach Park dengan metro. Sempat kebingungan sesampai di stasiun untuk menuju ke terminal ke arah mana. Wah stress banget karena waktu mepet takut ketinggal bus ke Amsterdam. Nanya ke sana kemari, akhirnya ketemu juga itu terminal. Memang ga keliatan pas keluar dari stasiun metro, ternyata ada dibalik gedung. Syukurlah kita ga telat, dan masih ada waktu beberapa menit sebelum berangkat. Kita uda beli tiket Mega Bus ini sebelum berangkat melalui online saat masih Indonesia. Harga tiket yang kita dapat Paris-Amsterdam seharga 12 Poundsterling perorang. Kenapa poundsterling karena Mega Bus ini memang perusahaan transportasi milik Inggris.

Karena ini bus milik Inggris jadi stirnya dikanan sama seperti di Indonesia, beda dengan bus atau mobil eropa lainnya yang stirnya rata-rata ada di kiri. Model busnya bus tingkat (doubel decker), penumpang bisa memilih tempat duduk yang ada di atas sedangkan bagian bawah khusus bagasi penyimpanan barang. Sekitar 20 menit sebelum berangkat kita sudah diperbolehkan naik keatas bus, dan memilih sendiri kursi yang kita inginkan. Kursi paling pewe menurut saya adalah di lantai atas paling depan, karena bisa naikin kaki sesukanya ke arah jendela mobil dan pemandangannya juga lepas. Tapi berhubung ini perjalanan malam dan saya niatnya mau tidur saja saya milih kursi di tengah lantai atas. Kenapa ga milih paling depan, karena takut ga bisa tidur nantinya ngeliatin jalan mulu berasa jadi supir kan jadi matanya awas he..he.. Di dalam bis ini juga tersedia fasilitas wifi dan colokan listrik.
Megabus
Perjalanan kita ke Amsterdam dimulai tepat jam 11.30 PM kami berangkat menuju Amsterdam. Selama perjalanan kita juga berhenti di Belgia, tapi saya ga turun karena asyik tidur. Yah secara fisik saya uda pernah ke Belgia tapi ga jalan-jalan, numpang lewat doang he..he.. Nanti deh kalo ada rezeki ke Eropa lagi kita jalan-jalan ke Belgia..Amin. Kita baru akan tiba di Amsterdam keesokan harinya. Penasaran bagaimana perjalanan saya di Amsterdam, ditunggu postingan saya berikutnya ya..

Semoga bermanfaat dan jangan takut traveling dengan cara kalian sendiri..!!!

4 komentar:

  1. Hallo, mau tanya dunk kak. ke amsterdam knp memilih naik megabus dibandingkan bus euro? tx

    BalasHapus
  2. Waktu itu harganya lebih murah naik mega bus daripada eurobus say..😊

    BalasHapus
  3. Waktu itu harganya lebih murah naik mega bus daripada eurobus say..😊

    BalasHapus
  4. Haii.. nanya dong waktu itu pesan online dimana? Oiya krn malam, apakah tipe busnya sleeper bus atau kursi duduk aja seperti umumnya.. makasihh

    BalasHapus

Sering Dipandang Sebelah Mata, Ternyata Wisata Negara Balkan Seindah Itu.

  Kotor Bay - Montenegro. Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu saya baru saja kembali dari trip beberapa negara di Eropa. Pada trip kali i...