Selasa, 27 Februari 2018

Taiwan Trip 2018 Day 4 - Indahnya Padang Rumput Qingtianggang di Taman Nasional Yangmingshan Taiwan.

Qingtianggang.

Seperti kebiasaan kami selama di Taiwan, setiap pagi kami selalu melihat prakiraan cuaca hari itu. Setelah melihat prakiraan cuaca yang lumayan cerah (tidak hujan), kami memutuskan untuk pergi ke Qingtianggang hari ini. Qingtianggang adalah padang rumput indah yang terletak di kawasan taman nasional Yamingshan. Tujuan kami hari ini adalah salah satu destinasi impian saya saat kami memutuskan berangkat ke Taiwan. Ketika tau ada padang rumput indah ini, saya semakin semangat ingin traveling ke Taiwan, apalagi letaknya tidak jauh dari kota Taipei.

Sehabis sarapan kami pun berangkat ke Qingtianggang. Ada banyak cara untuk menuju kesana. Tapi setelah mempelajari lebih lanjut, cara berikut adalah yang paling mudah dan paling murah biayanya. Dari Taipei Main Station (TMS) naik MRT jalur R menuju stasiun Jiantan. Keluar dari stasiun Jiantan, kita balik badan lalu berjalan lurus saja ke halte bus yang terlihat dari kejauhan. Di halte ini kita menunggu pada papan antrian minibus no.S15 menuju Qingtianggang. 

Minibus S15.

Halte minibus S15.

Saat kami tiba di halte bus ini sudah banyak orang yang antri untuk naik minibus no.S15. Kami pun antri dibagian paling belakang. Dilihat dari antrian yang ada, kebanyakan nenek-kakek yang antri mau hiking ke Qingtianggang. Mereka tampak ramah dan mencoba mengajak kami ngobrol, walau ga nyambung, secara mereka ngomong pake bahasa china dan kami jawab dengan bahasa inggris ha..ha.. Tak lama menunggu minibus no.S15 datang, tapi sayang karena antriannya panjang, minibus ini sudah penuh sebelum kami naik. Saking penuhnya banyak juga yang berdiri. Kami lalu menunggu minibus kedua, sekitar 15 menit kemudian baru minibus S15 berikutnya datang, dan Alhamdulillah kami dapat tempat duduk berdua. Biaya naik bus ini cuma 15 TWD.

Antrian naik minibus S15.


Layar info minibus selanjutnya.

Minibus berikutnya datang.

Duduk berdua didalam minibus.

Perjalanan dari stasiun Jiantan menuju Qingtianggang lumayan lama sekitar 1,5 jam makanya usahakan untuk dapat tempat duduk. Minibus ini akan berhenti dibanyak halte sebelum sampai di Qingtianggang. Stasiun Jiantan merupakan halte pertama minibus ini dan Qingtianggang merupakan halte terakhir. Saya malah tidur sepanjang perjalanan menuju Qingtianggang ini. Jadinya saya ga tau kalau jalan yang kami lewati berkelok-kelok menuju daerah pegunungan. Bangun-bangun sudah sampai di Qingtianggang ha..ha..

Ada yang berdiri juga.

Suasana didalam minibus menuju Qingtianggang.

Sesampainya di Qingtianggang semua orang sibuk melapisi tubuhnya dengan jaket tebal. Benar saja begitu keluar dari minibus udara dingin menggigit tulang langsung terasa. Kami pun langsung memakai alat tempur seperti sarung tangan, syal, kupluk, dan mengancingkan jaket sampai rapat. Pokoknya jangan sampai mati beku disini. Selain suhunya rendah anginnya pun kencang. Oya tak lupa kamera pun dipersiapkan untuk berfoto ria.

Baru saja melihat area pintu masuk Qingtianggang, saya langsung happy. Pasalnya dibanyak foto yang terdapat di instagram, area ini sering banget dipenuhi kabut tebal. Sehingga membuat kita tidak bisa melihat keindahannya dengan sempurna. Alhamdulillah, saat kami tiba disana tidak ada kabut dan keindahan padang rumput Qingtianggang terhampar nyata dihadapan kami. Langsung deh acara foto-foto dimulai.

Gerbang masuk Qingtianggang.

Let's go.

Baru tiba di Qingtianggang.

Rumah mungil yang cantik.

Hijau.

Dari area pintu masuk, kami lalu memasuki kawasan padang rumput Qingtianggang. Wow sungguh indah, pantas tempat ini disebut salah satu New Zealand-nya Taiwan. Memang mirip sekali dengan padang rumput yang ada di  New Zealand, cuma bedanya disini ga ada domba putih nya. Biasanya sih ada kerbau-kerbau gendut disini, cuma saat kami datang, kami tidak melihat satu kerbau pun. Awalnya saya sempat ga kancingi jaket, soalnya takut kelihatan gendut di foto (dasar wanita), ditegur ma Bang Tomi, dipaksa kancingi jaketnya biar ga masuk angin karena anginnya memang kencang banget disini. Makasih perhatiannya sayangku.

Dance with me.

Jalanan membelah padang rumput.

Difotoin pengunjung lain.

Love this man.

Holding.

Kami puas-puasin foto disini. Selain minta tolong dengan pengunjung lain, kami juga memanfaatkan fungsi timer kamera disini. Kamera ditaruh ditiang-tiang pembatas yang cukup besar lalu aktifkan fungsi timer-nya. Lalu puas-puasin deh foto-foto berdua ha..ha.. 

Pakai timer kamera boleh juga.

Senangnya melihat keindahan ini.

NZ-nya Taipei.

Foto sampai puas.

Sepi jadi bebas mau gaya apa.

Walk with me honey.

Happy.

Indahnya.

Masih panjang jalur jalan setapaknya.

Kami terus jalan menyusuri jalan setapak yang membelah padang rumput luas ini. Baru setengah jalan malah lihat gunung yang puncaknya ditutupi salju. Si abang malah bilang gunung ini sudah terlihat sejak diatas minibus tadi, cuma karena saya tidur sepanjang perjalanan jadinya ga lihat.

Ada yang becek juga.

Masih jauh.

Itu bukit Teletubbies.

I'm with U.

Ada gunung dengan puncak bersalju.

Pegunungan salju terlihat disini.
Kedinginan ha..ha..

Jangan ragu melangkah.

Jump.

Melompat lebih tinggi.

Foto terus sampai bosan ha..ha..

Suamiku.

Enjoy the view.

Love in the air.

Anginnya kencang.

Kami lanjut jalan sampai ke bagian jalan setapak yang lebih tinggi. Wah ternyata disini view-nya jauh lebih spektakuler. Kami pun makin bahagia dan girang melihat keindahan ini. Padang rumput hijau yang luas, dan dikelilingi pegunungan, dimana puncaknya ditutupi salju. Rasanya seperti di New Zealand atau di Swiss. Ga nyangka kalau Taiwan punya alam seindah ini. Lebih bersyukur lagi cuaca pun mendukung, tiada kabut dan hujan yang menjadi perintang kami disini. Alhamdulillah, terima kasih Tuhan, kami bisa menikmati keindahan ini.

Makin keatas makin keren pemandangannya.

Alhamdulillah, cuaca mendukung.

Ga ada kabut.

Bergandengan denganmu.

We are here.

Hobbiton.

Saatnya kembali.

Teman jalan terbaik.

Ayo jalan kesana.

Coba di Batam ada yang kayak gini he..he..

Us.

Ga bosan-bosan ambil foto dengan view ini.

Peace.

Jangan bosan ya.

Penunjuk arah.
Love this view.

Gendong dong bang.

Datang di hari kerja jadi sepi.

Gendong ha..ha..

Janji deh ini yang terakhir disini he..he..

Setelah puas di Qingtianggang. Kami pun lalu kembali ke halte bus di depan pintu masuk kawasan Qingtianggang. Oya buat yang kebelet pipis jangan khawatir disini terdapat toilet umum gratis dan ada pusat informasi turisnya juga. Jadi kita bisa melihat informasi tentang kawasan Qingtianggang serta Taman Nasional Yangmingshan pada umumnya. Tips untuk ke Qingtianggang, usahakan datang sepagi mungkin karena semakin sore, kabut akan semakin turun dan menutupi area ini.

Visitor Center di Qingtianggang.

Sebelum naik minibus.

Suasana saat kami kembali.

Mulai mendung.

Sebelum kabut turun.

Menunggu minibus S15 untuk kembali ke stasiun Jiantan.

Minibus yang ditunggu datang.

Ayo masuk.

Tak lama menunggu, ternyata minibus no.S15 datang. Kami pun bersiap naik minibus ini dan kembali ke stasiun MRT Jiantan. Saat perjalanan balik ini gantian Bang Tomi yang tidur. Baru tau kalau perjalanan jauh dan lama. Sesampainya di stasiun Jiantan saya malah mual karena perjalanan berkelok-kelok tadi. Mungkin juga karena masuk angin. Badan rasanya ga enak banget.

Dari stasiun Jiantan kami rencananya melanjutkan perjalanan menuju sebuah mall sekaligus tempat hiburan terkenal di Taipei yaitu Miramar Entertainment Park. Untuk mencapai mall ini tersedia shuttle bus gratis dari stasiun Jiantan. Untungnya halte shuttle bus gratis Miramar Entertainment Park ini letaknya bersebelahan dengan halte bus tempat kami turun. Karena badan ga enak, saya langsung cari makanan hangat biar melawan dingin. Untungnya ada penjual cream cake delimanjoo kesukaan saya dijual di stasiun Jiantan. Langsung beli dan dimakan panas-panas, sambil nunggu shuttle bus-nya datang.

Halte menunggu shuttle bus ke Miramar.

Delimanjoo.

Wangi dan enak.

Makan selagi hangat.

Cukup lama kami menunggu sekitar 20 menit, baru shuttle bus ini datang. Busnya cukup besar dan nyaman, bagusnya lagi gratis he..he.. Perjalanan dari stasiun Jiantan menuju Miramar sekitar 15 menit. Sesampainya di mall ini langsung terlihat bianglala (kincir) besar diatas bangunannya. Memang daya tarik mall ini karena adanya bianglala besar ini. Kami pun kesini untuk menikmati bianglala ini dan melihat keindahan kota Taipei dari puncak bianglala.

Suasana didalam shuttle bus ke Miramar.

Sampai di Miramar.

Ini shuttle bus nya.

Miramar entertainment park.
Ada bianglala diatasnya.

Pink.

Bianglala-nya sendiri terletak di lantai 5 gedung mall atau di atap mall. Jadi ga kebayang deh gimana tingginya. Karena kami datang pas weekdays (hari kerja) jadinya ga da antrian untuk naik bianglala ini. Harga tiket saat weekdays juga lebih murah dibanding saat weekend. Weekdays harganya 150 TWD sedangkan weekend 200 TWD. Setelah membeli tiket kami pun langsung menuju area untuk naik bianglala-nya.

Bersiap naik bianglala.

Counter penjualan tiket bianglala.

Bianglala Miramar.
Tiketnya.

Yuk naik.

Tinggi sekali.

Saat akan naik, petugas bertanya kami ingin naik kabin yang biasa atau yang kristal kabin. Wah baru tau kalau ada kristal kabin disini, karena penasaran kami pun pilih yang kristal kabin. Jujur sebenaranya saya takut ketinggian dan ga nyaman naik bianglala gini ha..ha.. Tapi kok ya pilih kristal kabin pula, sok banget deh.. Karena yang kristal kabin jumlahnya terbatas jadi kita mesti menunggu sekitar 6 menit. Selagi menunggu petugasnya berbaik hati membantu kami mengambil foto disini.

Petugas bianglala.
Ditawari naik kristal kabin.


Difotoin juga.

Menunggu krital kabin-nya datang.

Ini bukan yang kristal kabi

Saat kristal kabinnya datang, kami pun dipersilakan naik. Karena cuma kami yang akan naik saat itu, jadinya isi kabinnya cuma kita berdua. Senangnya bisa menikmati dengan leluasa. Buset, ternyata yang namanua kristal kabin di bianglala ini benar-benar transparan semuanya. Mulai dari atap, dinding, sampai lantainya. Tidak ada satu pun yang tertutup semuanya keliatan. Saya yang memang takut ketinggian langsung kaku seketika dan berpegangan erat di kiri kanan kabin. Bang Tomi habis-habisan menertawakan dan gangguin saya.

Takut ketinggian.

Mulai naik.

Pegangan terus.

Lantai yang transparan di kristal kabin.

Benar-benar transparan semuanya.

Diledekin terus sama lelaki ini.

Perlahan namun pasti kristal kabin yang kami tumpangi naik semakin tinggi dan tinggi. Untungnya ga da angin dan cuaca bagus, jadinya bianglala berjalan mulus tanpa goyangan yang berarti. Lama-lama saya mulai rileks dan nyaman di atas bianglala. Dan mulai melihat-lihat view yang makin lama makin keren. Bang Tomi yang dari tadi asyik melihat-lihat, langsung bilang "Adek lihat itu kelihatan menara Taipei 101 nya". Saya pun langsung melihat arah yang disebut Bang Tomi. Ga ketinggalan foto-fotonya dong he..he..

Dia tenang aja.

Istrinya ketakutan ha..ha..

Menara Taipei 101 terlihat diatas bianglala ini.

View.

Mulai berani bergerak.

Mulai menikmati pemandangan ini.

Makin lama, kami makin sampai di puncak bianglala. Dan pemandangan semakin tak berpenghalang. Sejauh mata memandang terlihat betapa maju-nya kota Taipei dengan gedung pencakar langit nya. Tapi selain itu masih terlihat kehijauan di area bukit dan pegunungannya. Asli ga nyesal naik bianglala ini. Mana murah lagi tiketnya. Jadi buat teman-teman yang ke Taipei jangan lupa cobain naik bianglala di Miramar Entertainment Park ya.

Wefie.

Pacaran dulu.

Sebelum bianglalanya turun.
Ini penampakan kristal kabin yang kami naiki.

Candid by husband.

Pengalaman naik bianglala ini sekitar 15-20 menit. Tapi semuanya yang dibayarkan sepadan dengan apa yang dilihat. Tapi memang saya anjurkan naik bianglala ini saat kondisi cuaca bagus, agat view nya bagus dan jelas. Turun dari bianglala, kami lalu menghabiskan waktu sampai sore dengan jalan-jalan di Miramar mall. Bagusnya lagi mall ini menyediakan free wifi jadi bisa update di medsos deh (maklum fakir wifi ha..ha..).

Sorenya kami lalu kembali naik shuttle bus gratis menuju stasiun MRT Jiantan. Untuk halte shuttle bus-nya berbeda dengan saat kita turun. Jadi kami tanyakan ke bagian informasi. Saat kami tiba di halte sudah ada antrian orang yang mau naik shuttle bus ini juga. Tak menunggu lama, shuttle bus-nya datang dan kami pun kembali ke stasiun MRT Jiantan.

Setiba di stasiun Jiantan, kita ga langsung balik ke hotel. Tapi lanjut jalan ke Shilin Night Market. Salah satu night market yang terkenal di Taipei. Dari stasiun Jiantan tinggal jalan kaki ke Shilin Night Market ini karena memang jaraknya sangat dekat. Baru aja tiba diarea Shilin Night Market ini suasana terasa berbeda dan lebih riuh. Walau masih sore orang-orang sudah mulai ramai mendatangi night market ini.


Penunjuk arah ke Shilin Night Market.
Suasana di gerbang masuk Shilin Night Market.
Menjelang malam.
Ayo belanja.
  
Baru masuk aja kita sudah melihat barang-barang unik dan lucu dijual disini. Dibanding dengan Raohe Night Market yang kemaren kami kunjungi, saya lebih suka Shilin Night Market ini, karena selain makanan night market ini juga menjual baju, dan pernak-pernik lainnya. Pokoknya terasa lengkap. Lagi-lagi Bang Tomi bilang mau cari ayam goreng XXL, kalau bisa sih yang merek HotStar. Istrinya tentu setuju-setuju saja karena memang kita suka he..he..

Toko souvenir.
Shilin Night Market yang mulai ramai.

Beberapa kali kami melihat orang makan ayam goreng XXL ini, sempat juga lihat ada yang pegang bungkus HotStar. Bang Tomi langsung tanya beli dimana, orangnya menunjuk bagian dalam pasar. Kita pun terus jalan makin ke arah ujung. Tapi ga ketemu yang merek Hotstar, malah ketemu merek lain. Yo wes deh daripada nyari-nyari ga jelas kita beli aja yang merek ini. Ternyata setelah kita beli antriannya makin panjang ha..ha.. Karena semakin malam, Shilin Night Market ini makin rame saudara-saudara.

Stand ayam goreng xxl yang kami temui di shilin.

Mari makan.

"Lebih besar dari wajahmu" itu slogan ayam goreng xxl ini.

Rasanya ga lengkap ya makan ayam goreng XXL tanpa bubble tea, so saya pun beli bubble tea dong untuk pelengkapnya. Selain beli jajanan saya juga beli baju, syal dan casing HP disini. Asli harganya murah-murah bikin kalap. I love Shilin Night Market. Sebenarnya banyak banget jajanan yang bisa di coba. Salah satunya jamur goreng yang antriannya panjaaang banget. Tapi kami sukanya makan ayam goreng XXL dan belinya 1 orang 1, jadinya pasti habis makan itu kekenyangan deh. Ga sanggup cobain jajanan yang lain. Cuma seru aja lihat suasana night market ini. Benar-benar meriah dan yang pasti murah he..he..

Gelasnya coffee tapi isinya bubble tea.

Permen buah.

Jamur yang antriannya panjang banget.

Ada yang mau?? Ha..ha..

Puas belanja dan jajan di Shilin Night Market barulah kami kembali ke hotel. Dari stasiun Jiantan tinggal naik MRT jalur R (merah) menuju TMS. Rasanya puas sekali hari ini. Karena cuaca bagus dan semua itinerary tercapai. Sedang asyik santai dan mau tidur di kamar hotel, menjelang jam 12 malam tiba-tiba kami dikejutkan dengan gempa yang lumayan kuat terasa. Saya yang pertama menyadarinya, langsung melihat lampu gantung di kamar bergoyang-goyang. Makin lama, makin kuat. Tamu-tamu di kamar sebelah terdengar panik dan keluar dari kamar. Kami pun buru-buru pakai jaket dan ingin keluar kamar juga. 

Tapi perlahan gempanya hilang. Kami menunggu beberapa saat sampai benar-benar tenang. Ya Allah, rasanya saya langsung kehilangan nyali ketika mesti mengalami bencana alam di negeri antah berantah ini (rasanya pengen balik ke Indonesia segera). Sepertinya Tuhan memberi peringatan untuk selalu ingat kepadaNya. Karena kadang kita sering lupa apalagi disaat senang. Kami berdua tak henti berdoa dan memohon keselamatan. Sampai akhirnya bisa tidur terlelap. Bagaimana cerita perjalanan kami keesokan harinya!? Apakah masih ada gempa susulan? Penasarankan, jadi ikuti terus lanjutan perjalanan kami di Taiwan ini. Semoga bermanfaat dan bisa berbagi informasi ke banyak orang.

Day 6 UK Trip 2023 - Edinburgh.

  Dean Village. Tanpa kita sadar uda masuk hari ke-6 perjalanan kami pada UK Trip kali ini, dan masuk hari kedua di Edinburgh. Hari ini kita...