Sabtu, 30 Desember 2017

Dari Berlin ke Praha (Euro Trip 2017 Day 9).

Old Town Square.

Pagi ini kami akan naik kereta dari Berlin ke Praha Ceko. Sedari subuh Berlin diguyur hujan pagi itu. Untungnya saat kami jalan dari hotel menuju stasiun hujan sudah mulai reda dan menyisakan trotoar yang basah dan licin. Setibanya di stasiun kereta kami belum datang dan kami masih bisa mampir ke supermarket dulu untuk membeli cemilan diatas kereta.

Ternyata Papa selfie distasiun Berlin Hbf selagi menunggu saya dan mama belanja di supermarket.

Kami berangkat dengan kereta EC 173 jam 09.04 dari stasiun Berlin Hbf dan tiba di stasiun Hlavni Nadrazi Praha jam 13.27. Perjalanan dengan kereta ini lumayan panjang dan lama sekitar 4.5 jam. Kami mengalami kejadian kurang menyenangkan namun sekaligus memberi nilai yang tak terhingga. Ketika kami naik keatas kereta seperti biasa kami tergopoh-gopoh karena membawa 3 koper besar sekaligus mesti mencari gerbong yang sesuai beserta nomor kursi tempat duduk. Setibanya diatas kereta kami menyadari ternyata tidak ada tempat penyimpanan bagasi khusus dibawah seperti kereta-kereta sebelumnya, semua koper atau barang bawaan diletakkan pada tempat penyimpanan di atas kursi. Ga kebayangkan gimana repotnya mesti angkat koper besar dan berat ini keatas.

Tempat penyimpanan koper diatas kursi penumpang.

Ketika saya tiba didepan kursi kami, seorang pria bule berpakaian necis sudah duduk manis disalah satu kursi. Tipe kursi dikereta ini modelnya 4 kursi yang saling berhadapan dan terdapat meja ditengahnya. Pria bule yang saya sebut sebelumnya telah duduk disalah satu kursi didekat jendela. Tas dan bawaannya dia letakkan dikursi yang mestinya jadi kursi kami. Saya lalu meminta pria ini untuk memindahkan tas dan barang bawaannya dari kursi kami. Dengan arogan dia berkata ini kursi sudah direservasi seakan-akan saya ini penumpang yang beli tiket tanpa reservasi seat. Buset sombongnya, saya lalu bilang iya ini bukti saya yang reservasi seat ini untuk kami bertiga. Baru dia mengambil tas dan barang bawaannya dari kursi kami.

Layout kursi dikereta yang kami naiki dari Berlin ke Praha.

Sisi lain kereta.

Asli saya tersinggung dengan sikap sombong dan arogan pria ini. Bukannya membantu dia malah bersikap egois dan arogan. Karena koper kami mesti ditaruh diatas semua. Kami mulai mengatur strategi, saya naik kesalah satu kursi dan mama papa mengangkat koper ke arah saya, agar bisa saya taruh diatas tempat penyimpanan. Saat itulah ada seorang kakek bule tua yang duduk bersama istrinya dikursi sebelah kami, langsung membantu kami bertiga, tubuhnya yang tinggi sangat membantu kami menaruh koper ke tempat penyimpanan diatas itu. Dia membantu kami menaikkan ketiga koper besar dan berat itu. Sementara si pria bule yang duduk satu meja dengan kami cuek bebek tanpa ada niat untuk membantu sedikit pun. Walau semua proses angkat-angkat koper ini terjadi didepan matanya. Disini kami bertiga benar-benar mendapatkan pelajaran berharga. Kakek tua dan istrinya begitu baik dan dengan sangat ikhlas membantu kami sedangkan dia sendiri sudah tua, lalu lihat pria yang duduk dimeja kami, walau pakaiannya seperti orang berpendidikan tapi moralnya sangat buruk dan arogan.

Kakek tua baik hati yang membantu kami angkat 3 koper besar, beserta istrinya.

Papa dan si pria arogan disampingnya, entah mengapa saya enggan memfoto pria egois ini.

Selama di kereta kerjaan kami kalau ga ngobrol, ngemil atau tidur. Si pria yang duduk satu meja dengan kami tidak sedikit pun bersuara, sampai dia turun disalah satu stasiun masih di negara Jerman. Sedangkan kakek tua dan istrinya yang tadi membantu kami juga turun disalah satu stasiun saya lupa dimana. Dan kami mengucapkan salam perpisahan dengan dua orang baik hati ini. Tak terasa akhirnya tiba juga kami di stasiun utama kota Praha yaitu Hlavani Nadrazi. Buat nurunin kopernya jauh lebih mudah dari pada naikinnya he..he..

Cemilan selama diatas kereta.

Endes banget deh ini.

Nomor gerbong tertera dipintu kereta.


Toilet didalam kereta.

Untung papa berinisiatif foto toiletnya.

Ada meja bayinya juga.

Tiba di stasiun Hlavani Nadrazi kami langsung mencari hostel tempat kami menginap. Kali ini saya mengajak Mama Papa untuk menginap di hostel ala backpacker sejati. Hostel yang saya pilih jaraknya cukup dekat dari stasiun utama dan ratingnya di tmTripadvisor dan booking.com sangat baik. Makanya saya tertarik nginap di hostel ini. Nama hostelnya adalah Opletalova.

Untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Praha.

Ketika kami sampai didepan pintu hostel, disana saya tau kalau hostel ini berada dalam satu gedung apartemen. Pintu gedung apartemen ini tentu dalam kondisi terkunci, tapi ada bell yang bisa kita pencet untuk memanggil petugas hostel keluar. Setelah kami pencet bell, seorang gadis manis keluar membukakan kami pintu dan mempersilakan kami masuk. Setelah proses check in, kami lalu menuju kamar dilantai 2. Sayang tidak ada lift di hostel ini jadinya kita mesti angkat-angkat koper lagi. Mana petugasnya cewek semua, jadi ga bisa dimintain tolong hiks..hiks..

Kamar kami di hostel Opletalova.

Namanya juga hostel, jadi kamar mandinya diluar sharing dengan tamu lainnya.

Setelah menaruh koper dan beristirahat sebentar dikamar hostel, kami lalu keluar untuk menikmati kota Praha yang katanya indah ini. Sebelum keluar, saya meminta arahan dari petugas hostel tentang tempat-tempat yang bisa kami kunjungi siang ini. Petugas hostel mengambil peta dan menggambarkan tempat-tempat wisata yang bisa saya kunjungi dengan berjalan kaki dari hostel kami. Setelah paham kami pun memutuskan untuk berjalan kaki menuju kawasan Old Town Square.

Ketika keluar dari hostel, kami melihat ada beberapa money changer, akhirnya kita pun mampir ke salah satu money changer untuk menukat uang. Karena di negara Ceko tidak memakai mata uang Euro, tapi memakai mata uang Ceko Krona (CZK). Mata uang CZK ini nilainya jauh lebih murah dari pada Euro, 1€ = 25CZK. Karena itu belanja di Ceko berasa lebih murah dibanding negara-negara Eropa lainnya. 

Setelah beres urusan tukar uang, kami lalu melanjutkan perjalanan. Baru aja jalan sedikit kita sudah terpesona dengan suasana kota Praha yang indah. Langsung deh foto-foto tidak terhindari. Ketika kami lagi ngobrol mau foto dengan bahasa minang, eh tiba-tiba seorang nenek berhenti dan berkata "urang awak?". Kami pun langsung berhenti dan saling bertegur sapa, ternyata nenek ini asli urang minang lagi jalan-jalan juga ke Praha dengan teman-temannya orang Indonesia, tapi mereka sudah tinggal lama di Belanda. Salut deh sama mereka masih mau traveling mandiri tanpa tour, walau si nenek sendiri sudah pake tongkat dan mereka sudah berumur semua tapi semangatnya untuk jalan, patut diacungi jempol.

Disini kami ketemu nenek "urang awak" he..he..

Ketemu patung lucu.

Foto bertiga.

Baru jalan sebentar uda seperti ini viewnya.

Toko mainan yang kami temui dalam perjalanan menuju Old Town.

Perjalanan menuju kawasan Old Town ini memang menyenangkan kami menemukan banyak sekali spot-spot lucu dan keren untuk difoto. Belum lagi suasana menjelang sore yang nyaman untuk jalan-jalan. Kami melewati satu area yang penuh dengan pertokoan dikiri kanannya. Orang-orang yang lalu lalang pun tampak happy dan ceria. Bikin suasana liburan terasa menyenangkan.

Jalanan menuju Old Town yang keren abis.

Saking cantiknya setiap orang mau foto sendiri-sendiri disini he..he..

Mama juga ga mau ketinggalan dong.

Mobil-mobil antik ini bisa disewa untuk keliling Old Town lho.

Ini yang terjadi kalau nemu spot kece.

Jalanan penuh pertokoan dan khusus pejalan kaki.

Candid oleh papa.

Setibanya di Old Town yang ditengah-tengahnya terdapat Astronomical Clock. Kami pun langsung jatuh cinta dengan kota indah ini. Bagaimana tidak, kota ini punya alun-alun indah dengan deretan bangunan tua dan terawat seperti di Old Town ini. Walau saat kami datang Astronomical Clocknya sedang dalam proses renovasi, tetap tidak mengurangi keindahan area ini. Apalagi sore itu ada penjual busa sabun juga disana. Jadinya suasana makin hidup dengan tawa riang anak-anak yang berlarian mengejar balon-balon busa yang beterbangan. Saya pun tidak mau ketinggalan he..he..

Musisi jalanan di Old Town.

Ty Church.

Mama Papa di Old Town Square.

Suka suasana disini.

Buat diupload di media sosial he..he..

Mama juga ada dong foto sendirinya disini.

Old Town Praha.

Wuih gaya bokap ga nahan ha..ha..

Petakilannya kambuh pas lihat balon-balon busa.

Gaya apa ini??

Gini Mam biar ga mati gaya.

Enjoy Praha.

Astronomical Clock.

Setelah puas menikmati suasana di Old Town kami memutuskan untuk menuju Charles Bridge, jembatan tua cantik yang menjadi salah satu tujuan wisata utama di Praha. Cuma bingung juga menentukan arah menuju Charles Bridge ini. Disaat kebingungan ini kami bertemu dengan rombongan bapak dosen dari IPB. Awalnya kami ingin bertanya arah menuju Charles Bridge ke mereka. Tapi karna ketemu dengan orang Indonesia kita pun ngobrol. Ternyata bapak-bapak ini datang dalam rangka menghadiri konferensi disini. Cerita pun semakin panjang tatkala kami sama-sama menceritakan perjalanan kami ke Eropa.

Masih di Old Town.

Mereka kaget pas tau kami naik Turkish Airline cuma 7jt-an PP ke Eropa. Sedangkan mereka naik Turkish Airlines hampir 20jt PP ke Eropa. Papa bilang ini semua karena saya, eh bapaknya pikir saya punya tour travel..he..he..Amin..semoga suatu hari hobby ini bisa menghasilkan. Bapak-bapak ini sampai kasi kartu namanya ke saya dan ingin menjalin relasi. Setelah puas ngobrol kami pun berpisah dan bapak-bapak ini dan melanjutkan perjalanan menuju Charles Bridge.

Usia boleh menua, tapi jiwa tetap remaja ha..ha..

Oma kece lagi bergaya di Praha.

Sepanjang perjalan dari Old Town menuju Charles Bridge ini kami senantiasa disuguhi dengan kecantikan kota Praha yang menawan. Sepertinya kamera kami tidak berhenti bekerja dan mengabadikan moment yang ada. Rasanya setiap sudut kota ini tidak ada yang tidak cantik difoto. Saya bersyukur karena memutuskan untuk berjalan kaki sore ini karena kami benar-benar menikmati kota Praha yang cantik dengan berjalan kaki. Walau capek tapi puas.

Otw to Charles Bridge.

Lorong-lorong cantik yang kita susuri di Praha.

Walau capek tapi puas lihat keindahan setiap sudut kota ini.

Kangen suami ini ceritanya.

Setibanya di Charles Bridge hari sudah mulai gelap. Walau jam baru menunjukkan pukul 5 sore. Kami tidak bisa berlama-lama disini karena angin yang terasa begitu dingin terus menerpa kami selama diatas jembatan ini. Alhasil mama papa tidak kuat lama-lama dan ujung jemari pun rasanya sudah mulai beku. Setelah mendapatkan beberapa foto kami pun beranjak balik ke hostel.

Wuih ramenya orang di Charles Bridge sore itu.

Papa berfoto didepan gerbang Charles Bridge.

Mama pun tidak mau ketinggalan.

Saya apalagi ha..ha..

Model yang ga kesampaian ha..ha..

Fotografer amatiran di Charles Bridge.

Jembatan cantik yang ramai oleh turis.

View indah di Charles Bridge sore itu.

Dari Charles Bridge ini kami berencana untuk naik metro menuju stasiun terdekat dari hostel yaitu stasiun Muzeum. Ternyata stasiun metro terdekat jaraknya cukup jauh dari Charles Bridge ini. Yang banyak terlihat berlalu lalang disekitar Charles Bridge adalah tram. Karena belum mengerti sistem transportasi tramnya, kami pun tidak naik tram dan tetap memutuskan naik metro. Disaat berjalan kaki mencari stasiun metro, kami ga sengaja ketemu dengan Tante Fenny Bauty dan rombongan. Saya memang tau mereka lagi ada di Praha karena saya follow instagram Zaskia Sungkar anaknya. Kami pun bertegur sapa dan berfoto dengan Tante Fenny Bauty. Sayang ga ketemu Zaskia Sungkar dan Irwansyah karena mereka uda balik ke hotel katanya.

Ga sengaja ketemu Tante Fenny Bauty.

Tante Fenny Bauty jalan bareng suami dan mama Irwansyah juga.

Ngobrol sama tante Fenny Bauty "urang awak" yang ramah, sayang ga ketemu Zaskia Sungkar-nya.

Ternyata dari situ kita sudah dekat ke stasiun metro Staromestska yang kita tuju. Dari stasiun Staromestska ini kami tinggal naik metro line A (hijau) menuji stasiun Muzeum. Kami membeli tiket metronya dari mesin tiket yang ada distasiun, tiketnya seharga 24CZK per-orang untuk pemakaian 30menit. Oya, harap berhati-hati selama disini karena kadang ada preman atau pengemis yang pura-pura membantu membelikan tiket dimesin-mesin tersebut nanti ujung-ujungnya mereka meminta imbalan berupa uang. Dan kami mengalami hal itu, mana orangnya lagi mabuk lagi, bikin orang takut aja.

Stasiun Staromestska.

Setibanya di stasiun Muzeum kami tidak langsung menuju hostel. Tapi mampir dulu ke supermarket untuk beli beras dan cemilan. Kami pun bahagia ketika tau harga barang-barang di Praha jauh lebih murah daripada di Berlin he..he.. Next saya akan bercerita tentang pertualangan kami seharian keliling kota Praha keesokkan harinya. Plus gimana serunya kami bertemu dengan Bapak Dubes RI di kedutaan besar RI di Praha. So terus ikuti perjalanan Euro Trip 2017 ini, dan semoga bermanfaat..😉😀

Siapa bilang susah nyari beras di Eropa, di supermarket di Praha ada banyak, dan harganya juga murah.

Mama memilih beras yang kira-kira mirip dengan 'bareh solok" ha..ha..

Bayar belanjaan di kasir, foto candid oleh Papa.

Day 6 UK Trip 2023 - Edinburgh.

  Dean Village. Tanpa kita sadar uda masuk hari ke-6 perjalanan kami pada UK Trip kali ini, dan masuk hari kedua di Edinburgh. Hari ini kita...