Jumat, 22 Desember 2017

Jalan-jalan Mainstream dan Anti Mainstream di Paris (Euro Trip 2017 day 5).

Menikmati Paris.

Hari ketiga kami di Paris tepat hari Sabtu alias weekend. Dari info yang saya dapat sebelumnya, kalau pas weekend harga tiket transportasi di beberapa kota di Eropa diskon, termasuk di Paris. Diskonnya bisa sampai 50%. Karena itu hari ini kami berniat untuk membeli tiket Paris Mobilis lagi agar bebas naik turun bus/metro selama seharian penuh. Lumayan kan harga tiket 7.5€ jadi 3.75€ per-orang.

Sesampainya di stasiun Gare Du Nord, ternyata counter penjualan tiket tempat biasa kami membeli tiket tutup karena weekend. Sempat bingung, lalu mau beli tiket Paris Mobilisnya lewat mesin yang ada, harganya tidak diskon alias normal. Akhirnya bertanya ke counter tourist information apakah ada counter penjualan tiket yang lain. Ternyata ada yang buka dilantai bawah.

Sesampainya dibawah ternyata antrian orang didepan counter penjualan tiket lumayan panjang. Mau tidak mau tetap ikut antri, dengan harapan dapat harga diskon beli tiket Paris Mobilisnya. Nah pas antri ini kami didatangi oleh seorang gadis, perawakannya kecil dan wajahnya tidak seperti Parisian, berambut hitam lebih mirip seperti imigran (kaum gipsi). Dia memperkenalkan diri, mengatakan bahwa dia adalah petugas stasiun (sambil menunjukkan id card) lalu mengajak kami untuk keluar antrian dan ikut dengan dia untuk dibantu membelikan tiket kereta di mesin.

Saya yg dari awal sudah curiga langsung menolak dan tidak mengacuhkan gadis ini. Mama Papa awalnya percaya, tapi selama dia ngobrol sama Papa saya selalu melihat ke id card yang tertempel di dada nya, karena saya ga yakin gadis ini adalah petugas, sebelumnya saya sempat berbicara dengan petugas stasiun id card yang mereka gunakan berwarna orange, sedangkan gadis ini id cardnya berwarna hijau. Karena sadar saya memperhatikan id card nya gadis ini langsung menutup id card-nya dengan tangan dan pergi.

Eh ga sampai 10menit datang lagi gadis lain dengan modus yg sama menghampiri kami dan mengajak kami ke mesin dengan lagak petugas stasiun yang ingin membantu. Cara kerjanya sama dan id cardnya pun berwarna hijau. Kali ini saya sangat yakin kalau ini scam (penipuan) langsung saja kami menolak. Lucunya tidak semua orang didalam antrian didekati gadis ini, cuma orang-orang yang kelihatan seperti turis yang dihampiri. Seperti kita bertiga yang berwajah Asia, kalau yang tampangnya Parisian tidak akan dihampiri mereka. Saya melihat ada orang yang tertipu dan ikut ke mesin penjualan tiket, ujung-ujungnya dimintain duit setelah ditolong. Hati-hati sama gadis-gadis (wanita-wanita) gipsi gini ya guys, banyak lho di Eropa dan modus penipuannya beragam. Banyak yang tukang copet juga. Nah kalau nenek-nenek gipsi di Eropa kebanyakan jadi pengemis, kalau ga dikasi mereka marah-marah, nyebelin banget deh tingkahnya. 

Setelah tiba giliran kami maju didepan counter penjualan tiket, saya langsung membeli tiket Paris Mobilis untuk kami bertiga dan sekalian menanyakan perihal harga diskon weekend-nya. Ternyata untuk turis seperti kami harganya tetap normal, harga diskon diberikan untuk yang punya kartu residen Uni Eropa saja. Yah ternyata..ha..ha.. Baiklah kalau begitu, kita pun cap cuss dari Gare du Nord menuju Gereja Notre Dame.

Dalam perjalanan ke Notre Dame.

Karena kemaren belum sempat ke Notre Dame, makanya pagi ini saya jadwalkan untuk kesana. Dari Gare du Nord tinggal naik metro line B menuju stasiun St-Michel Notre Dame. Jarak cukup dekat dan tidak perlu transit berganti jalur kereta. Setibanya di stasiun St-Michel Notre Dame kami sempat bertanya ke orang yang disana arah menuju Gereja Notre Dame, soalnya pintu exit stasiun ini lumayan banyak. Setelah tau, kita pun jalan menuju Gereja Notre Dame. Tapi menjelang sampai katedral gotik ini kita bakal ketemu spot-spot yang keren untuk foto-foto, seperti dibawah ini.

Salah satu spot turis yang kita temukan sebelum sampai di gereja Notre Dame.

Dibelakang saya ada rombongan tour yang lagi berkumpul he..he..

Begaye.

Spot yang keren untuk photoshoot.

Langit biru, bangunan tua dan sungai..Eropa sekali.

Alhamdulillah bisa foto bertiga.

Langitnya keren.

Setibanya di depan Gereja Notre Dame sudah tampak keramaian turis. Ada yang sibuk foto ada juga yang sibuk antri untuk masuk ke dalam gereja. Masuk ke gereja ini gratis jadi saya sarankan untuk masuk. Antriannya walau terlihat panjang tapi bergerak cepat, jadi tidak terasa. Di depan pintu masuk ada petugas keamanan yang berjaga dan mengecek semua barang bawaan kita termasuk tas tangan dan ransel.

Papan petunjuk di Notre Dame.

Pose kalem.

Pose ga kalem he..he..

Sebelum masuk ke dalam gereja.
 
Itu yang dibelakang ganggu banget deh.

Kenapa saya menyarankan teman-teman untuk masuk ke gereja ini. Karena didalamnya terdapat pengetahuan sejarah bagaimana gereja ini di bangun. Mulai dari bangunan awal sampai yang terlihat saat ini. Buat saya yang senang akan sejarah suka membaca pengetahuan seperti ini. Informasinya juga dilengkapi gambar dan miniatur jadi tidak bosan membacanya. Selain itu didalam juga terdapat peninggalan sejarah umat Katolik di Paris. Tidak ada larangan bagi penganut agama lain untuk masuk gereja di Eropa termasuk bagi wanita berjilbab seperti saya. Intinya saling menghormati dan menghargai, salah satunya jika berada di dalam tempat ibadah jangan berisik.

Langit-langit Gereja Notre Dame.

Bagian tempat beribadah.

Makam salah satu Pendeta.

Patung-patung yang menghiasi bagian dalam gereja.

Patung dengan sebuah kisah.

Miniatur gereja.

Diorama proses pembuatan awal gereja.

Salah satu sudut.

Bukan penampakan ya he..he..

Lampu-lampu kristal yang menghiasi bagian dalam gereja.

Setelah puas melihat bagian dalam Gereja Notre Dame yang megah, kami lalu beranjak keluar. Mengambil beberapa foto suasana di sekitar pelataran Gereja Notre Dame. Disisi kanan gereja ini terdapat deretan toko souvenir. Saya lalu mengatakan ke Mama kalau beli souvenir bisa ditoko-toko ini. Kami pun akhirnya belanja beberapa barang di toko souvenir yang ada disini. Harganya pun termasuk murah. Tips belanja disini, jangan langsung beli jika melihat barang yang kita suka, sebaiknya lihat juga ke toko-toko disebelahnya untuk membandingkan harga. Karena barang-barang yang dijual disini hampir sama tapi dengan harga berbeda. Oya tawar menawar tidak berlaku disini, semua barang sudah ada label harganya jadi tinggal membandingkannya saja. 

Notre Dame.

Baru keluar dari dalam gereja.

Papa lagi cobain topi baru.

Mama sibuk pilih-pilih.

Topi-nya langsung dipakai setelah dibeli.

Lagi milih-milih sarung tangan, modelnya lucu-lucu dan harganya oke lho disini.

Puas berbelanja kami lalu kembali ke pelataran Gereja Notre Dame untuk duduk dan beristirahat. Sebelum duduk saya sempat mengajak Papa Mama untuk mencari titik nol kota Paris yang ada disini. Seperti biasa titik nol (zero point) kota Paris ini tidak diacuhkan oleh para Turis (banyak yang tidak tahu), sampai kami asyik berfoto dengan tanda ini, baru banyak orang-orang yang berdatangan dan berfoto juga he..he..

Titik nol kota Paris.

Udah sah ke Paris, Ma.

Point Zero ya Pa.

Silakan dibaca tanda ini.

Saat asyik duduk dan istirahat tiba-tiba banyak Pastor yang keluar dari gereja. Lalu terdengar musik dan lagu seperti doa. Ternyata siang itu ada acara keagamaan di pelataran Gereja Notre Dame. Orang-orang lalu berkumpul dan berdoa diringin musik yang khas. Btw mereka bakar sesuatu kayak kemenyan juga lho, lalu asapnya di goyang-goyang, rada-rada horor juga lihatnya. Tapi ikut senang bisa lihat hal yang ga biasa seperti ini.

Kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di pelataran gereja Notre Dame.

Selesai duduk istirahat jangan lupa foto lagi he..he..

Suka sekali foto ini.

Puas menikmati kawasan Notre Dame, saya lalu mengajak Mama Papa ke tempat wisata yang anti-mainstream. Ada satu tempat di Paris yang mirip Notting Hills di London, tapi belum banyak orang yang tau, namanya Rue Cremieux. Berbekal peta di HP saya pun mengajak Mama Papa kesana. Dari stasiun St-Michel Notre Dame kami naik metro line 4 menuju stasiun Chatelet, disini kami transit dan berganti jalur metro ke line 1 menuju stasiun Gare de Lyon. Rue Cremieux ini letaknya tidak jauh dari stasiun Gare de Lyon.

Stasiun Gare de Lyon termasuk salah satu stasiun besar di Paris. Hampir sama besar dan sibuknya seperti Gare du Nord. Karena agak bingung saat keluar stasiun, saya sempat bertanya dulu ke Parisian yang disana, awalnya dia tidak tau Rue Cremieux ada dimana, tapi setelah saya perlihatkan petanya. Baru dia paham dan berkata tinggal jalan lurus lewati beberapa gang lalu cari saja nama gang Rue Cremieux. Rue Cremieux ini berada disebelah kanan dan berupa gang perumahan penduduk.

Ternyata memang gampang sekali mencari jalan/gang Rue Cremieux ini. Tak perlu jalan jauh kami sudah menemukannya. Terlihat deretan rumah warna warni yang menghiasi jalan kecil ini. Memang hal inilah yang menjadi daya tariknya. Setiap rumah dikiri kanan  Rue Cremieux ditata apik dan dicat dengan warna pastel. Kalau kata kids jaman now "Instagramable banget deh". Makanya tak heran banyak selebgram manca negara maupun orang-orang yang hunting foto datang kesini. Tapi tempat ini masih banyak yang belum tau, jadi masih sangat enak dikunjungi karena ga ramai.

Notting Hills nya Paris.

Mama Papa di Rue Cremieux.

Masih belum ramai oleh turis.

Salah satu rumah di cat pink gini.

Rumah warna-warni pastel.

Ini lucu banget warna hijau ditambah mural pohon juga di dindingnya.

Kece-kece yang lagi photoshoot disini.

Instagramable.

Lagi ngobrol apa ya kira-kira??

"Eh ada motor" kata Papa.

Chi, fotoin Papa dong he..he..

Puas menikmati suasana perumahan pastel di Rue Cremieux, kami lalu melanjutkan perjalanan ke halte bus yang ada di depan stasiun Gare de Lyon. Awalnya kami mau kembali ke menara Eiffel sore itu. Tapi setibanya di halte karena bus menuju Eiffel tak kunjung datang, kami pun berubah pikiran untuk ke Galeries Lafayette, biar searah jalur balik ke hotel.

Nungguin bus yang ga kunjung datang.

Ada spot kece jangan disia-siakan.

Kawasan ini ga ramai turis jadi nyaman rasanya.

Setelah naik bus menuju arah Galeries Lafayette, kami malah turun di Place De La Republique. Sebuah alun-alun dekat kawasan Gare du Nord. Kenapa turun disini karena iseng mau foto-foto he..he.. Soalnya kawasan alun-alun ini juga menyenangkan dan ramai oleh Parisian yang mau malam mingguan.

Place De La Republique.

Banyak yang menghabiskan sore disini.

Patung yang ada di Place De La Republique.

Alun-alun yang besar dengan patung yang besar juga.

Pak Bos foto bareng patung singa he..he..

Dari sini Mama minta balik ke hotel karena uda capek, jadinya kita pun skip ke Galeries Lafayette nya. Naik bus dari halte Place De La Republique menuju Gare du Nord. Setibanya di Gare du Nord, Mama malah ajak belanja kosmetik dulu, karena malam ini hari terakhir di Paris. Papa duluan balik ke hotel, sedangkan saya dan Mama pergi ke toko kosmetik yang ada di Gare du Nord. Siapa sangka pas asyik milih-milih kosmetik, kami disapa seorang wanita cantik Parisian. Dia menyapa kami dengan bahasa Indonesia yang fasih. Setelah ngobrol-ngobrol baru tau kalau dia pernah tinggal beberapa tahun di Jakarta dan kangen bicara bahasa Indonesia, namanya Sonya. Senangnya ketemu Parisian yang bisa bahasa Indonesia.

Setelah beres belanja, kami berdua pun balik ke hotel. Sebelum sampai kamar sempat foto-foto dulu didepan hotel dan lobby hotel. Sebagai kenang-kenangan soalnya besok uda berangkat ke Brussels. Pas mau naik ke kamar, recepsionist hotel meng-informasikan ke saya kalau besok sudah masuk winter time, jadi bergeser lebih lambat 1 jam dari jam yang sekarang. Oya?? Kejadian lagi saya mengalami perubahan waktu di Eropa, kali ini waktu malam yang lebih panjang. Jadi bisa tidur agak lama dari malam sebelumnya he..he..

Pintu masuk hotel Ibis Gare du Nord.

Bangunan hotel kami di Paris.

Resepsionis hotel yang ramah.

Area lobby hotel yang nyaman.

Area makan.

Setelah mendapat info tersebut saya pun mengubah waktu di jam tangan dan memasang alarm. Soalnya besok pagi kami mesti naik kereta menuju Brussels Belgia. So terus ikuti perjalanan Euro Trip kali ini ya. Semoga bermanfaat dan dapat membantu teman-teman yang mau traveling ke Eropa.

1 komentar:

  1. Sy tidak tau apa ini cara kebetulan saja atau gimana. Yg jelas sy berani sumpah kalau sy berbohon. Kebetulan saja buka internet dpt nomer ini +6282354640471 Awalnya memang takut hubungi nomer trsbut. Setelah baca-baca artikel nya. ada nama Mbah Suro katanya sih.. bisa bantu orang mengatasi semua masalah nya. baik jalan Pesugihan maupun melalui anka nomer togel. Setelah dengar arahan nya bukan jg larangan agama atau jlan sesat. Tergantung dri keyakinan dan kepercayaan sja. Syukur Alhamdulillah benar2 sudah terbukti sekarang.

    BalasHapus

Sering Dipandang Sebelah Mata, Ternyata Wisata Negara Balkan Seindah Itu.

  Kotor Bay - Montenegro. Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu saya baru saja kembali dari trip beberapa negara di Eropa. Pada trip kali i...