Kamis, 25 Januari 2018

Pelangi di Colosseum Roma (Euro Trip 2017 Day 14).

Rainbow at Colosseum Rome.

Tidak terasa sudah 2 minggu saja kami menjalani euro trip ini. Pada hari ke 14 ini kami melanjutkan perjalanan kami dari Venice ke kota Roma Italia. Pagi itu setelah sarapan kami pun check out dari AO hotel Venice. Lalu sambil menggeret koper-koper besar nan berat ini berjalan menuju stasiun Venice Mestre. 

Seperti biasa kami tiba di stasiun setengah jam sebelum jadwal keberangkatan kereta, sekitar jam 9 pagi. Pagi itu suasana di stasiun Venice Mestre sedikit berbeda, karena terlihat banyak polisi yang berlalu lalang. Dan suasana pun jauh lebih ramai daripada kemaren pagi saat kami tiba di Venice Mestre. Anehnya saya tidak melihat rombongan preman yang kemaren pagi "mengganggu" kami. 

Suasana di stasiun Venice Mestre pagi itu.

Mama dan kereta cepat Italia.

Selama menunggu kereta yang akan kami naiki datang saya baru tau jawabannya. Ternyata preman-preman itu tetap ada, tapi mereka kucing-kucingan dengan polisi yang berlalu lalang. Sampai tiba-tiba seorang polisi berbaju preman berteriak dan menghardik seorang preman yang tertangkap sedang "pura-pura" membantu mengangkat koper seorang turis (yang mana ujung-ujungnya meminta uang sebagai imbalan). Polisi ini langsung mendekati si preman yang buru-buru lari menjauh.

Ihh..asli gemes banget lihat preman-preman yang ada di stasiun Venice Mestre ini. Untungnya pagi ini banyak polisi yang berjaga-jaga dan berlalu lalang. Sehingga gerombolan preman ini tidak berani berkeliaran dan memeras para turis. Selain preman, polisi-polisi ini juga mengejar para gadis gipsi yang kerap mengemis di stasiun Venice Mestre. Mudah-mudahan kedepannya bisa lebih aman. Amin YRA.

Setelah hampir setengah jam menunggu akhirnya kereta yang akan mengantarkan kami ke Roma datang juga. Kami naik kereta Intercity 585, berangkat jam 09.29 dari Venice Mestre dan tiba di Roma Termini jam 15.30. Lama ya perjalanannya, hampir 6 jam. Sebenarnya banyak kereta cepat yang bisa 3 jam sampai Roma tapi harga tiketnya mahal. Karena mau ngirit kita pakai kereta biasa aja, tapi ya gitu resikonya lama dijalan he..he.. 

Ga banyak yang kita lakukan selama didalam kereta. Makan, tidur, ngobrol sampai bosan dan tidur lagi ha..ha.. Saya banyakan tidur sih, soalnya semalam susah tidur ga tau kenapa. Jadinya balas dendam diatas kereta. Ini menjadi kereta antar kota terakhir yang kami naiki dalam perjalanan euro trip kali ini. Pemandangan selama di kereta ini lumayan bagus. Soalnya kita hampir mengeliling Italia dari ujung ke ujung.

Pemandangan selama diatas kereta dari Venice ke Roma.

Indah ya pemandangan selama perjalanan diatas kereta.

Nikmati perjalanan.

Suasana diatas kereta Intercity.

Enak bener bobo diatas kereta.

Akhirnya kereta pun berhenti di pemberhentian terakhir yaitu di stasiun Roma Termini. Stasiun ini merupakan stasiun utama dan terbesar di kota Roma. Karena uda pernah kesini, jadinya saya ga kagok lagi ketika sampai. Dengan semangat 45 dan kepercayaan diri yang lumayan tinggi saya langsung mengajak mama papa menuju hotel yang letaknya cuma selemparan batu dari stasiun Roma Termini. 

Kawasan disekitar stasiun Roma Termini memang dipenuhi dengan penginapan yang lumayan murah. Saking banyaknya kita bisa bingung memilih yang mana. Kalau saya selain faktor lokasi dan harga yang terjangkau, juga melihat review hotel/hostel yang saya pilih. Usahakan pilih penginapan dengan rating review diatas 7. Review biasanya bisa kita lihat di tripadvisor, atau situs-situs pemesanan hotel seperti booking.com atau agoda.

Saya sampai beberapa kali ganti hotel untuk di Roma ini sebelum kami berangkat. Untung semuanya free cancelation jadi ga kena biaya apa pun walau dicancel. Sampai akhirnya fix memilih Hotel Suite Caesar yang memiliki rating review 7.9 di booking.com. Keunggulan hotel ini selain harga yang murah, lokasinya sangat dekat dari stasiun Roma Termini dan fasilitas lumayan oke ditambah dengan adanya free breakfast. 

Kebanyakan hotel-hotel di sekitaran  stasiun Roma Termini berada dalam satu gedung tua, yang mana dalam satu gedung itu terdapat beberapa hotel. Jadi bisa saja ada 2 atau 3 hotel dengan alamat yang persis sama, karena berada dalam gedung yang sama. Yang membedakannya hanya letak lantai-nya saja.

Begitu juga dengan Hotel Suite Caesar yang kami pilih. Hotel ini berada dalam gedung tua dimana terdapat beberapa hotel lain dalam gedung yang sama. Untuk bisa naik keatas hotel, kita terlebih dahulu memencet bel yang sesuai dengan nama hotel yang kita pesan. Bel ini biasanya terlihat disamping pintu masuk gedung. Setelah memencet bel, maka pintu akan otomatis terbuka dan kita bisa naik lift menuju lantai hotel yang kita pesan.

Karena sudah tau lift di gedung-gedung tua Italia gimana, jadi saya ga kaget lagi melihat lift tua dan kecil itu ketika masuk gedung hotel kami. Saya lalu mengajarkan mama papa cara kerja lift ini. Saat lift-nya datang kita buka pintu lift-nya, lalu buka kerangkeng besi lift-nya semua secara manual. Setelah masuk lalu tutup kerangkeng besi + pintu lift-nya baru pencet tombol lantai yang diinginkan baru liftnya jalan. Setelah sampai buka lagi kerangkeng besi + pintu liftnya, setelah keluar dari lift jangan lupa tutup pintu + kerangkeng besi agar lift-nya bisa digunakan kembali. Lift tidak akan bergerak kalau pintu + kerangkeng besi ini tidak ditutup sempurna.

Karena lift-nya benar-benar kecil jadi kami pun naik bergantian. Setelah tiba didepan pintu hotel, pintu-nya pun otomatis dibuka oleh resepsionis hotel. Kami pun disambut oleh seorang wanita yang saat itu bertindak sebagai resepsionis. Kami langsung check in dan diantar ke kamar. Tidak lama di kamar, kami pun memutuskan untuk jalan-jalan sore melihat kota Roma.

Kamar mandi Hotel Suite Caesar.

Ini kamar yang kami inapi di hotel Suite Caesar.

Setelah berdiskusi akhirnya diputuskan sore ini kami akan melihat Colosseum. Sebuah bangunan peninggalan sejarah yang paling terkenal di Roma. Tentu kita semua tau, Colosseum yang dulunya dibangun sebagai tempat pertunjukan para Gladiator oleh penguasa Roma saat itu. Konon katanya masih terdapat bekas noda darah dari para gladiator ini didalam Colosseum. Ihh..serem juga ya, yakin deh pasti horor dan angker kalau malam hii..

Untuk mencapai Colosseum cukup mudah, tinggal naik metro jalur B dari stasiun Roma Termini ke stasiun Colosseo. Jaraknya hanya 2 stasiun saja. Untuk naik metro ini kami membeli tiket seharga 1.5€ perorang, dimesin-mesin tiket yang ada di pintu masuk metro. Tiket 1.5€ ini bisa dipakai berulang dalam range waktu 100menit. Saya pun menghampiri salah satu mesin tiket yang tersedia.

Ada yang aneh saat kami membeli tiket dimesin tiket ini. Di setiap mesin tiket ada ibu-ibu yang berdiri. Ketika saya membeli tiket, ibu-ibu ini membantu saya, awalnya saya pikir dia memang petugas stasiun yang tugasnya membantu para turis. Nyatanya saya tertipu pemirsa..ibu-ibu ini ternyata ibu-ibu gipsi alias preman yang ujung-ujungnya minta duit setelah membantu saya. 

Ooalah kali ini saya kena tipu juga sama mereka, soalnya pakaian mereka lumayan rapi dan tidak kumal seperti gipsi biasanya. Cuma karena ogah kasi duit, saya kasi tampang pura-pura bego aja. Dan bilang maaf saya kira anda petugas stasiun. Saya ga tau kalau anda meminta upah dan gaji atas bantuan yang tak seberapa ini. Lalu saya ngeloyor pergi gitu aja. Muka ibu-ibu ini langsung sebel dan bete he.he.. Habisnya tanpa dibantu ibu-ibu gipsi ini saya juga bisa beli tiketnya sendiri, so dia juga ga bisa apa-apa, soalnya bantuan yang dia berikan juga ga seberapa. 

Oke kita lupakan ibu-ibu gipsi tersebut, lanjut perjalanan naik metro menuju Colosseum. Suasana metro sore itu lumayan penuh. Kami pun berdiri bersama penumpang lain yang ada didalam kereta. Untung cuma 2 stasiun jadi ga lama kami pun sampai di stasiun Colosseo. Dari stasiun ini tinggal cari pintu keluar maka kita langsung melihat bangunan Colosseum yang besar itu. 

Ketika kami tiba disini ternyata gerimis mengundang. Jadinya kita sibuk buka payung agar kamera ga kena air. Sesi foto pun dimulai. Lagi asyik-asyik foto ternyata hujannya sudah berhenti. Payung pun ditutup dan sesi foto dilanjutkan he..he.. Serunya karena tadi sempat hujan area Colosseum ini cukup sepi sore itu. Jadinya kita bertiga lumayan leluasa mengambil foto.

Alhamdulillah sampai juga di Colloseum.

Lumayan sepi sore itu.

Hallo again Colosseum.

JJS nya jauh bener sampai Roma he..he..

Kalau pagi dan siang tempat ini penuh turis.

Kpop style ini mah..

Mama Papa di depan Colosseum.

Kami pun berjalan mengitari area Colosseum yang besar ini. Bangunan berbentuk elips ini tampak megah dan kokoh, walau usianya sudah ribuan tahun. Selagi asyik menikmati suasana dan melihat bangunan Colosseum, tiba-tiba mata kami terpaku melihat sebuah keindahan alam yaitu pelangi yang muncul menghiasi langit diatas Colosseum. MasyAllah indahnya, setelah hujan terbitlah pelangi. Saya pun segera mengabadikan pemandangan indah nan berharga ini.

Gerimis saat itu.

Menghadirkan pelangi yang indah.

Papa dan pelangi sebagai latarnya.

MasyAllah.

Perlahan senja pun datang. Colosseum yang tadinya berwarna putih gading berubah warna menyesuaikan cahaya lampu yang menghiasinya. Asli cakep bener deh..Saya baru pertama lihat Colosseum berhiaskan cahaya lampu dimalam hari seperti ini. Kami pun langsung cari spot oke buat ambil foto. Untung ga terlalu ramai turis jadi foto-fotonya bebas dan puas. 

Ternyata kalau malam lampu-lampu Colosseum cantik lho.

Yeay..ada foto bertiga.

Makasih mbak-mbak dari Spore yang bantuin kita foto.

Bolehlah ya.

Mama in action.

Papa in action.

Papa Mama menikmati senja di Colosseum.

Mesranya..

Untung ga hujan lagi.

Dari Colosseum kami lalu jalan menuju Arco Di Costantino, yaitu sebuah gerbang yang terletak tak jauh dari Colosseum. Gerbang ini dibangun oleh bangsa Romawi kuno sebagai peringatan atas kemenangan Konstantinus I atas Maxentinus di pertempuran jembatan Milvian. Tentu sesi foto pun diadakan didepan gerbang ini he..he..

Arco Di Costantino.

Malam romantis.

Enjoy ma.

Cie..ciee...

Setelah puas melihat Colosseum dan menikmati area di sekitarnya. Kami lalu memutuskan untuk menyudahi pertualangan hari ini. Karena malam mulai larut dan sudah waktunya istirahat. Kami memutuskan untuk naik bus kembali ke hotel kami. Modalnya cuma baca rute bus di halte yang ada didepan stasiun Colosseo. 

Mungkin kami tampak kebingungan, seorang pria kulit hitam membantu kami dan bilang ikut saya karena saya juga akan menuju Roma Termini. Alhamdulillah, ada saja orang baik yang membantu kami. Pria kulit hitam ini pergi bersama saudara perempuan dan keponakannya. Sepanjang perjalanan diatas bus kami pun berbincang-bincang dengan pria kulit hitam yang ramah dan fasih berbahasa inggris ini.

Setibanya di Roma Termini kami pun berpisah dengan pria kulit hitam ini dan melanjutkan perjalanan menuju hotel. Sebelum kembali ke hotel kami sempatin belanja makanan dan minuman di supermarket yang ada di dekat stasiun Roma Termini. Ada kejadian pilu yang sampai saat ini membuat saya sedih tiap mengingatnya.

Ketika antri membayar dikasir supermarket, mama berbisik ke saya "Chi, orang yang berdiri didepan mama ni bau banget." Saya yang repot memegang 2 jus dan makanan tak menghiraukan perkataan mama itu. Saya anggap yah bule biasakan ga mandi kalau dingin. Sampai tiba saat laki-laki itu membayar belanjaannya yang berupa sekotak jus yang harganya tidak sampai 1€, tapi ternyata uangnya yang terdiri dari beberapa keping pecahan sen itu tidak cukup untuk membayar sekotak jus tersebut. Laki-laki ini selalu menunduk, karena uangnya tak cukup dia pun kembali memungut kepingan sennya dan pergi berlalu. Petugas kasir yang seorang wanita, seperti acuh tak acuh dengan hal ini. 

Saya seketika sedih dan terluka melihat hal itu. Sedih karena baru sadar kalau laki-laki itu adalah seorang homeless (gelandangan), terluka karena saya tidak berbuat apa-apa untuk membantunya. Karena kejadiannya sangat cepat sampai saya benar-benar menyadari kalau uangnya hanya kurang beberapa sen saja untuk beli jus tersebut. Sampai saat ini saya selalu menyesal karena tidak berbuat apa-apa. Kalau cerita ini ke Bang Tomi pasti nangis dan bertanya-tanya "Apakah dia uda makan ya bang? Atau minuman itu yang bakal jadi makanannya malam itu." Mana udara dingin lagi. Nulis ini aja sambil berlinang airmata ingat kejadian itu.

Selama perjalanan dari supermarket ke hotel saya tak henti-hentinya bilang ke mama kalau semestinya tadi kita bayarin aja jus-nya ya ma.. Kasian takutnya dia belum makan atau memang kehausan. Mama pun sama menyesalnya seperti saya. Karena ga berbuat apa-apa buat nolong laki-laki itu. Soalnya kita benar-benar baru menyadari dia homeless setelah dia pergi. Hanya bisa berdoa dalam hati "Tuhan, bantu mereka yang berkekurangan, terutama untuk makan dan minum, mudahkanlah Ya Allah."

Karena kejadian ini saya bertekad dalam hati, jika menemukan hal seperti ini lagi harus langsung menolong. Biar ga nyesal seumur hidup seperti ini. Entah mengapa saya selalu iba melihat homeless atau gelandangan yang ada di negeri dingin seperti Eropa ini. Ga kebayang mesti nahan lapar disuhu yang dingin dan beku saat itu. 

Banyak hal dan hikmah yang saya petik dari perjalanan euro trip ini. Salah satunya adalah tak hentinya bersyukur hidup di negeri hangat dan serba murah Indonesia. Semiskin-miskinnya rakyat Indonesia masih bisa beli gorengan yang harganya cuma 2000 perak. Masih bisa makanlah intinya. Belum lagi sifat saling tolong menolong yang tinggi. Lihat orang-orang di Eropa ini yang sepertinya tidak peduli dengan hal-hal seperti itu. Tuntutan dan standar hidup yang tinggi, membuat rasa kemanusiaan semakin pudar. Janganlah sampai kita seperi itu, lupa diri, lupa bersyukur dan lupa beramal.

Suasana di stasiun Roma Termini malam itu.

Kehidupan para petualang.

Oya selain belanja di supermarket, kami juga pergi membeli ayam goreng halal di restoran arab yang ada di kawasan stasiun Roma Termini ini. Sesampainya di hotel kami pun makan nasi + goreng ayam yang tadi dibeli. Next saya akan berbagi pengalaman tentang perjalanan kami berkeliling kota Roma keesokan harinya, mulai dari Colosseum sampai ke Vatikan City Roma. So terus ikuti perjalanan euro trip ini ya dan semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sering Dipandang Sebelah Mata, Ternyata Wisata Negara Balkan Seindah Itu.

  Kotor Bay - Montenegro. Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu saya baru saja kembali dari trip beberapa negara di Eropa. Pada trip kali i...