Rabu, 03 Januari 2018

Keliling Praha dan Diakhiri Pertemuan dengan Duta Besar Indonesia yang Penuh Kesan (Euro Trip 2017 Day 10).

Charles Bridge.

Berdasarkan pengalaman sulitnya mencari stasiun metro hari sebelumnya dan melihat banyaknya tram yang lewat persis didepan tempat-tempat wisata, membuat saya berpikir sepertinya kota Praha ini bisa dikelilingi dengan naik tram saja. Semalaman saya mempelajari peta jalur tram Praha dan menemukan bahwa stasiun tram terletak sangat dekat dengan tempat-tempat wisata kota ini. Jadi kesimpulannya memang sangat mudah berkeliling Praha dengan tram. Karena itu, hari ini kami memutuskan untuk naik tram saja berkeliling kota Praha dan menikmati sisi lain yang ditawarkannya.

Tram tua di Praha.

Ketika sarapan di hostel, kami mendapat kabar khususnya Papa, diminta datang untuk menemui Duta Besar Indonesia untuk Republik Ceko yaitu Bpk Aulia Rahman. Papa pun mengontak Kedutaan RI di Praha dan bertanya apakah Pak Dubes ada waktu bertemu hari ini. Karena belum juga ada jawaban setelah menunggu sekian lama, kami pun keluar hostel dan berpikir mungkin Pak Dubes sibuk dan tidak ada waktu. Hal berikutnya yg kami lakukan adalah menukar uang Euro ke CZK lalu membeli one day pass ticket seharga 110 CZK distasiun Hlavni Nadrazi. Tiket ini bisa digunakan untuk naik bus, metro ataupun tram sepuasnya selama 24 jam. Ketika di stasiun ini karena mendapat sinyal wifi, ternyata ada WA balasan dari Pak Dubes bahwa kami bisa bertemu beliau dan bertanya kami mau datang jam berapa ke kedutaan.

Tiket 24H (one day pass ticket) keliling kota Praha.
Suasana didalan tram kota Praha.

Sayangnya WA ini terbaca setelah kami naik tram, jadinya Papa kesulitan membalas WA karena tidak ada wifi gratis didalam tram. Setelah berdiskusi, kami memutuskan untuk tetap berkeliling kota sampai siang, nanti sekitar jam-2an kami datang ke kedutaan. Mudah-mudahan bisa ketemu Pak Dubes dan waktunya pas. Kalau pun tidak ketemu, yang penting kita kesana dulu.

Tempat menarik yang pertama kami kunjungi adalah Dancing House. Sebuah bangunan modern yang unik dan sangat kontras dengan bangunan-bangunan tua disekitarnya. Bentuknya seperti seuatu yang sedang berliuk dan menari oleh karena itu disebut dancing house. Untuk kesana dari stasiun tram Hlavni Nadrazi kami naik tram jalur no.5 dan turun di stasiun Jiraskovo namesti. 

Dancing house.

Setibanya di stasiun Jiraskovo namesti kami turun dan kita bisa langsung melihat dancing house ini berada persis didepan stasiun tram. Dengan penuh semangat kita pun menyebrang dan berjalan mendekati bangunan unik ini. Beberapa turis tampak sedang asyik mengambil foto dancing house. Kami pun mengeluarkan semua peralatan kamera kami dan mengabadikan moment disini. 

Suasana ketika baru tiba di dancing house.

Dance with me.

Mama mencari spot lain di dancing house.

Sesekali kita mesti melihat kebelakang dan belajar dari kesalahan yang kita buat.

Mama Papa di dancing house.

Bangunan ini terlihat kontras dengan gedung di sampingnya.

Papa minta foto di patung yang ada di depan dancing house.

Ada yang tau ini patung siapa?

Dari dancing house kami lalu berencana untuk kembali berkunjung ke Charles Bridge, karena kemaren belum puas dan sudah keburu gelap. Jadinya pagi ini mesti dipuas-puasin biar ga merasa rugi he..he.. Dancing house berada tidak jauh dr Charles Bridge. Jaraknya hanya beberapa stasiun tram saja. Dari stasiun tram Jiraskovo namesti tinggal naik tram jalur no.17 dan turun di stasiun Karlovy jazne.

Dari stasiun Karlovy jazne kita bisa melihat view Charles Bridge yang indah. Selain itu terdapat lorong pertokoan souvenir yang berjejer sebelum tiba di Charles Bridge. Dari trotoar disamping stasiun ini kita dapat melihat jembatan Charles yang dilatar belakangi dengan view kastil diatas bukit. Kami pun mengambil beberapa foto disini.

Charles Bridge yang kami lihat ketika turun dari tram.

Mama pun langsung minta foto.

Pose kangen suami pake banget.

Ah kayaknya mesti ke sini lagi bareng Bang Tomi.

With Mom.

Duo sejoli.

Papa pun tak mau ketinggalan.

Lalu mulai berjalan kaki mendekat Charles Bridge. Tapi sebelum tiba di jembatan tua nan indah itu, kita bakal melewati sebuah lorong/gang yang penuh dengan pertokoan yang menjual souvenir khas Praha. Salah satu souvenir yang khas adalah hiasan dari kristal. Banyak sekali yang menjual berbagai macam hiasan dari kristal. Saya mendapat snowball kota Praha murah disini. Harganya cuma seperempat dari harga snowball yang saya beli di Berlin he..he.. Kami pun membeli 2 sebagai kenang-kenangan dan pajangn di rumah Batam dan Padang.

Puas cuci mata dan membeli souvenir di pertokoan tersebut, kami lalu melanjutkan perjalanan ke Charles Bridge. Setibanya di sini kita langsung disambut dengan alunan biola yang merdu dari para musisi jalanan. Kami pun berhenti dan menikmati alunan musik penuh keceriaan sembari menikmati keindahan pemandangan di Charles Bridge. Angin dingin yang berhembus pagi itu tak terasa mengganggu karena suasana yang amat sangat menyenangkan disini. Apalagi lagu-lagu yang dimainkan oleh pemain biola ini adalah lagu-lagu international yang saya kenal seperti lagu So Young-nya The Corrs, lagu I'll be There for You soundtrack serial Friends dll.

Hiasan bersimbol agama Kristen di charles bridge.

Pake jaket tebel untuk mengusir dingin Praha.

Enjoy.

Pak Bos berkacak pinggang he..he..

Tipsnya datang sepagi mungkin ke charles bridge ini agar tidak penuh dengan turis.

Gerbang charles bridge.

Asyik foto-foto.

Memaknai setiap perjalanan yang sudah ditempuh.

Kami berjalan semakin ke tengah jembatan dan lagi-lagi bertemu dengan para musisi jalanan lainnya. Kali ini para musisi disini memainkan lagu-lagu lokal Ceko, walau saya tidak begitu tau lagunya, tapi musiknya yang indah dan kadang bertempo energik membuat hati semakin senang dan suasana semakin hidup. Kami pun mengabadikan moment disini. Dan tidak bosan-bosannya berfoto dalam berbagai macam gaya dan latar jembatan ini.

Bagian tengah charles bridge.

Mama dan gayanya.

Musisi jalanan di charles bridge.

Prague Castle yang tampak dikejauhan.

Masa emak-emak zumba ga bisa lompat tinggi, nih buktinya ha..ha..

Soulmate.

Suasana Charles Bridge yang mulai rame.
 
Suasana menyenangkan disini.
 
Menikmati pemandangan di charles bridge.

Setelah rasanya puas menikmati Charles Bridge barulah kami beranjak dan menuju destinasi berikutnya yaitu Prague Castle. Kastil indah yang berada diatas bukit ini memang salah satu destinasi wisata wajib oleh para turis. Untuk menuju kesana dari Charles Bridge kami berjalan kaki ke stasiun Karlovy jazne lalu naik tram jalur no.2 atau no.17 atau no.18 menuju stasiun Narodni divadlo. Di stasiun ini kami berpindah tram ke jalur no. 22 menuju stasiun Prazsky hrad.

Di stasiun tram.

Suasana didalam tram menuju kastil Praha.

Pintu dan petunjuk nama stasiun berikutnya didalam tram.

Setibanya di stasiun Prazsky hrad kami lalu menyebrang dan mengikuti petunjuk arah menuju Prague Castle. Sebelum masuk ke area kastil ini terdapat antrian pemeriksaan barang oleh pihak keamanan disana. Semua barang bawaan mesti diperlihatkan termasuk tas mesti dibuka dan diperlihatkan isinya. Para petugas keamanan ini juga membawa anjing besar yang ikut berjaga. Proses ini berjalan lancar sehingga antrian bergerak cepat.

Setelah melewati pos petugas keamanan, kita langsung dapat melihat Kastil besar dan indah dikejauhan. Kami pun semakin semangat jalan dan mendekati bangunan-bangunan yang ada dikawasan ini. Untungnya cuaca hari ini cerah sehingga kami sangat menikmati perjalanan berkeliling area Prague Castle ini. Bangunan yang ada disini terawat baik dan menunjukkan betapa indahnya peninggalan sejarah di kota ini.

Prague Castle.

It's autumn.

Jalanan memasuki kastil Praha.

Ada petugas bagai patung.

Pelataran menuju kastil.

Mengagumi Prague Castle.

Berfoto dengan latar kastil.

Tampak samping he..he..

Sebelum tiba didepan kastil foto-foto dulu.

Asyik banget ya he..he..

Hello from Prague Castle.

Ketika tiba didepan pintu kastil, kami pun meminta bantuan salah seorang turis untuk mengambil foto kami bertiga. Soalnya kami baru ngeh kalau jarang foto bertiga he..he.. Setelah mengambil foto kami lalu masuk kedalam Prague Castle, untuk masuk kedalamnya tidak dipungut biaya alias gratis. Keindahan bangunan kastil ini tidak hanya pada arsitektur bagian luarnya saja, tapi juga bagian dalamnya. Langit-langit yang tinggi ditompang oleh pilar-pilar besar dimana terdapat ukiran di dinding maupun langit-langitnya.

Akhirnya bisa foto bertiga.

Pintu kastil.

Cakep juga foto disini.

Bagian dalam Prague Castle.

Pilar-pilar dan langit-langit yang tinggi.

Puas melihat bagian dalam kastil kami lalu keluar dan berjalan ke sisi samping kastil yang lebih sepi akan turis. Terdapat area yang lebih luas disamping bangunan Prague Castle. Dari sini kita dapat melihat bentuk sisi samping dari kastil indah ini. Kami pun mengambil beberapa foto sebelum akhirnya keluar area Prague Castle. 

Kastil Praha dilihat dari samping.

Kastil ini yang tampak dari charles bridge.

Bangunan kastil diatas bukit menambah kecantikan kota Praha.

Bangunan antik yang masih terawat baik.

Tampak samping Prague Castle.

Candid.

Tampak depan Prague Castle.

Saat keluar area kastil, ketemu rombongan anak-anak ini.

Lagi study tour ke kastil.

Prague Castle done.



Setibanya di luar kawasan Prague Castle kami melihat jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Saatnya untuk pergi ke Kedutaan Besar Indonesia dan bertemu dengan Pak Dubes. Saya lalu mencari tau arah menuju Kedutaan Besar Republik Indonesia di kota Praha ini. Setelah mempelajari alamat dan posisi kedutaan melalui aplikasi peta di HP, saya bisa memperkirakan stasiun tram terdekat dari Kedutaan Besar RI (KBRI) ini adalah stasiun Kavarlika. Nanti dari stasiun tram ini kami baru mencari tau arah menuju Kedutaan.

Kami pun naik tram jalur no.22 dari stasiun Prazsky hrad menuju stasiun Ujezd. Disini kami lalu berganti tram jalur no.15 menuju stasiun Kavalirka. Setibanya di stasiun Kavalirka kami mulai kebingungan menentukan arah. Bertanya ke orang-orang yang ada disana tidak satu pun yang tau letak KBRI. Kami pun memutuskan untuk naik taxi menuju ke kedutaan. Untungnya ada 1 taxi yang berhenti walau kami men-stop tidak pada tempatnya. 

Supir taxi kami ramah dan baik. Dia membantu kami mencari gedung kedutaan RI dengan aplikasi google map di hp-nya. Ternyata memang kawasan kedutaan kita agak sedikit jauh dari stasiun tram tempat kami berhenti. Dan Alhamdulillah kami sampai juga didepan pintu pagar KBRI dengan selamat dan ongkos taxi-nya pun cuma 100an CZK. 

Tiba didepan pintu pagar kedutaan kami celingak celinguk karena tidak ada satu orang petugas pun disana. Tapi tiba-tiba dari dalam gedung keluar seorang staff KBRI dan menunjukkan pintu pagar yang bisa dibuka dan mempersilakan kami masuk. Gedung KBRI Praha ini dibuat tinggi dimana untuk masuk kedalamnya kita akan melewati tangga yang lumayan banyak. Setelah melewati beberapa anak tangga, kami disongsong oleh seorang staff KBRI (orang Indonesia) yang menyapa kami dengan ramah dan sopan.

KBRI Praha.

Rasa pulang kampung tiba disini.

Bangunan KBRI kita di Praha.

Papa pun menjelaskan maksud dan tujuan kami datang kesini. Setelah mendengarkan penjelasan dari Papa, Mas ini (saya lupa namanya) lalu mempersilakan kami masuk dan menunggu didalam. Staff KBRI lalu mengkonfirmasi kedatangan kami dan men-cek apakah Pak Dubes ada waktu untuk bertemu atau tidak. Selagi menunggu ini saya lalu berbincang dengan salah seorang staff wanita yang ada disana. 

Saya bertanya sudah berapa lama dia kerja di KBRI Praha. Ternyata sudah cukup lama, lalu saya iseng bertanya apakah dia kenal dengan Reo Gumalay, teman saya dan suami semasa sekolah yang beberapa tahun lalu mendapat bea siswa S2 disini. Ternyata mbak-nya kenal dan memberikan ciri-ciri yang sama persis dengan teman saya itu ha..ha.. Dia menitipkan salam untuk Reo, yuhu..Reo dapat salam dari mbak-mbak di KBRI Praha 😄.

Tak berapa lama mas-mas yang tadi menyambut kami datang, dan mengatakan bahwa saat ini Pak Dubes mau berangkat meeting dengan Dubes Ceko untuk Indonesia. Jadi kami tidak bisa bertemu. Mendengar hal itu kami pun maklum karena datang mendadak dan berencana untuk pergi dari KBRI. Ketika mau pergi ini tiba-tiba seorang staf KBRI keluar dari ruangan Pak Dubes dan berkata kami bisa bertemu sekarang juga dengan Pak Dubes. Alhamdulillah, atas ijin Allah & RasulNya ada saja yang memudahkan langkah kami.

Kami pun segera masuk ke dalam ruangan Pak Dubes dan bertemu dengan Pak Aulia Rahman yang menyambut kami dengan hangat. Setelah mempersilakan duduk, Beliau bertanya kepada kami mau minum apa. Kita bertiga sama-sama memilih teh hangat untuk teman ngobrol sore itu, sedangkan Pak Aulia memilih kopi. Lalu beliau meminta tolong kepada mbak yang ngobrol dengan saya tadi, untuk membuatkan teh dan kopi tersebut.

Kami pun akhirnya ngobrol dengan Pak Aulia Rahman. Obrolan ringan ini dimulai dari perkenalan diri, maksud dan tujuan kami bertemu beliau sampai sejarah negeri ini. Semuanya mengalir hangat dan menyenangkan. Apalagi Pak Aulia Rahman juga merupakan Urang Minang atau Urang Awak. Dari obrolan ini banyak hal yang membuka mata saya tentang sejarah Indonesia. Kami pun diberi tahu kalau meetingnya masih 1 jam lagi, jadinya kami punya waktu 30-45 menit ngobrol dengan beliau.

Disambut hangat oleh Bapak Aulia Rahman.

Papa ngobrol dengan Pak Dubes.

Setelah hampir 1 jam ngobrol kita pun menyudahi pertemuan ini karena Pak Dubes akan berangkat meeting. Sebelum berpisah kami pun berfoto bersama Pak Dubes. Lalu Pak Dubes bertanya abis dari sini mau diantar kemana? Karena dari awal niatnya mau ke Petrin Tower, saya pun mengatakan bahwa kami mau ke Petrin Tower. Mendengar hal ini, Pak Dubes meminta salah seorang stafnya untuk menyiapkan mobil + supir agar bisa mengantar kami ke Petrin Tower.

Berfoto bersama Pak Dubes.

Alhamdulillah bisa bertemu dengan Pak Aulia Rahman.

Kami pun berpisah dengan Pak Aulia Rahman. Dan diantar oleh salah seorang staf KBRI dengan mobil menuju stasiun funicullar Ujezd menuju Petrin Tower. Dari hasil ngobrol-ngobrol dengan mas yang mengantarkan kami, kita jadi tahu gimana kehidupan orang-orang Indonesia di Ceko khususnya kota Praha. Rata-rata mereka betah dan nyaman tinggal disini. Senangnya bisa berbagi cerita dan pengalaman mereka.

Kami diantar sampai didepan stasiun funicullar Ujezd Petrin Tower. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada mas ini. Satu hal yang saya tangkap, semua staf KBRI di Praha rata-rata sopan dan ramah, terutama mas-mas yang tadi menyambut kami serta mas yang mengantar kami ke stasiun funicullar Ujezd Petrin Tower ini.

Difotoin sama mas yang antar kami ke funicullar Petrin.

Selanjutnya kami lalu naik kereta funicullar dari stasiun Ujezd menuju Petrin Tower dengan menggunakan one day pass ticket yang sudah kami beli sebelumnya. Saat itu pukul 5 sore tapi matahari perlahan sudah mulai turun dan menghilang. Kereta funicullar yang kami tumpangi perlahan menukik dan naik keatas menuju bukit dimana terdapat Petrin Tower. Pemandangan selama naik funicullar ini cukup indah karena dari kejauhan tampak kota Praha diwaktu senja dan mulai berkelap kelip oleh lampu kota.

Sejarah dan keterangan tentang Petrin Tower.

Jalur rel funicullar menuju Petrin Tower.

Pemandangan kota mulai terlihat perlahan seiring naiknya kereta funicullar.

Pemandangan kota sore itu, sayang fotonya blur.

Kereta funicullar petrin.

Kami baru keluar dari kereta funicullar.

Tata cara kerja kereta funicullar di petrin.

Pembuatan rel-nya.

Sekitar 10 menit akhirnya tiba juga kami di stasiun funicullar Petrin paling atas. Kami pun lalu turun dan segera menuju Petrin Tower yang terkenal itu. Petrin Tower adalah menara yang dibangun untuk kepentingan observasi dan transmissi. Saat ini Petrin Tower menjadi salah satu objek wisata terkenal di Kota Praha karena bentuknya yang sekilas mirip dengan Menara Eiffel (Eiffel Tower). Oleh karena itu kawasan di bukit Petrin ini sering juga disebut dengan Little Paris.

Taman di bukit Petrin.

Petrin tower.

Orang-orang antri untuk masuk dan naik ke atas Petrin Tower.

Mirip Eiffel Tower.

Mama Papa di Petrin.

Dingin sudah mulai bikin kita merasa beku.

Saatnya balik ke hostel.

Karena kami tiba sudah malam. Jadinya kami pun menikmati Petrin Tower yang bercahaya mirip seperti Eiffel Tower dimalam hari. Puas mengunjungi Petrin Tower dan berkeliling area Little Paris ini kami lalu memutuskan untuk balik ke hostel dan berisitirahat. Dari stasiun funicullar Petrin kami lalu turun menuju stasiun Ujezd.

Pemandangan Praha dari kereta funicullar saat kami turun.

Di stasiun Ujezd kami lalu naik tram jalur no.9 menuju stasiun Hlavni Nadrazi. Dan jalan kaki menuju hostel tempat kami menginap. Rasanya masih ga percaya bisa ketemu Pak Dubes hari ini. Dan kami sangat bersyukur sudah melewati petualangan hari ini dengan sangat baik. Alhamdulillah. Next saya akan bercerita tentang perjalanan kami menuju kota Vienna di Austria. Terus ikuti ya, dan semoga bermanfaat..😀😊

1 komentar:

  1. Dalam pembahasan komentar saya kali ini
    Beberapa cara untuk mengalahkan musuh pada Ayam Aduan
    Agar cepat mengalahkan musuh tersebut, Ayam Aduan kita butuh Olahraga
    Nah bukan manusia saja yang butuh olahraga, tetapi hewan Ayam Aduan juga
    Kali ini saya membuatkan artikel tajenonline

    Cara Membentukan Seluruh Otot Tubuh Ayam Aduan Kuat

    Bisa Baca Selengkapnya di sini
    https://tajenonline.net/cara-membentukan-seluruh-otot-tubuh-ayam-aduan-kuat/

    Jika anda kurang memahami nya, Boleh ditanyakan langsung dengan tajenonline
    Pasti akan langsung cepat direspon atau dibalas chatting anda.
    Terima kasih sudah menyukai komentar saya barusan.

    BalasHapus

Day 6 UK Trip 2023 - Edinburgh.

  Dean Village. Tanpa kita sadar uda masuk hari ke-6 perjalanan kami pada UK Trip kali ini, dan masuk hari kedua di Edinburgh. Hari ini kita...