Jumat, 04 Oktober 2019

Road Trip South Island New Zealand with Campervan Lake Pukaki - Mt. Cook/Aoraki (NZ Trip Day 5).

Lake Pukaki.

Kami tidur dengan nyenyaknya di dalam campervan ini. Suhu diluar yang dingin tercover dengan sistem penghangat (heater) dalam campervan. Pagi itu Lake Pukaki sangat cantik, saya rasa lebih cantik dari Lake Tekapo. Saya juga sempat mengabadikan sunrise di Pukaki ini. 

Sunrise di Pukaki.

Campervan lain yang juga nginap disini semalam.

Sekitar jam 8 pagi, mama masak nasi goreng + mie goreng buat makan kita semua. Beres makan dan bersih-bersih tanpa mandi kami semua melanjutkan perjalanan menuju Mt.Cook / Aoraki. Rencananya kita mau mencoba hiking di Hocker Valley, yaitu lembah cantik di kaki Mt.Cook. Tapi sebelum berangkat kita tentu foto-foto dulu di Lake Pukaki nan indah ini. 

Nasi + mi goreng asapnya masih ngepul.

Breakfast with view.

My mom & my brother.

Pukaki nanti kita ketemu lagi ya.

Dingin-dingin empuk.

Seger habis sarapan.

Bergandengan tangan.

Lihat pohon di belakang kami, betapa kencang anginnya.

Sebelum cabut ke Mt.Cook.

Pagi itu angin bertiup cukup kencang di Lake Pukaki. Sehingga air danau pun tanpak bergelombang seperti air laut. Angin kencang juga sepertinya membuat pergerakan awan semakin cepat dan menebal. Selama perjalanan ke Mt.Cook, mata kita selalu dimanjakan dengan indahnya Lake Pukaki di sisi sebelah kanan. Kami juga sempat berhenti di salah satu spot foto terkenal di Pukaki. 

View point lake Pukaki.

Bisa piknik nih ada meja kursi gini.

Rambut awut-awutan karna angin.

Cakep bener, pemandangannya.

Pacaran dulu ya he..he..

Eh dilarang sama mereka ha..ha..

Jadinya ma nyokap lagi jalan-jalannya.

Akhirnya melimpir ke campervan aja deh he..he..

Mendekati kaki gunung Mt.Cook, angin semakin kuat disertai hujan. Sampai-sampai campervan tidak bisa dilaju dengan kencang karena kuatnya angin menantang kami. Mt. Cook tampak semakin dekat dan besar. Tapi awan hitam dan kabut menutupi puncaknya. Kami tiba di parkiran Hocker Valley dalam kondisi hujan angin. Asli bingung, mau lanjut hiking atau tidak. Karena cuaca sangat tidak mendukung. 

Cuaca yang awalnya masih oke.

Langsung jadi gini ketika hampir tiba di kaki Mt.Cook.

Itu Mt.Cook dihadapan kita.

Area parkir Hocker Valley.

Kami melihat ada orang yang baru keluar dari area hiking track. Karena penasaran, akhirnya saya dan Bang Tomi coba juga untuk hiking dalam kondisi hujan angin ini. Minimal sampai seberapa sanggup saja. Awal-awal perjalanan hujan angin masih bisa dikendalikan dengan payung. Tapi semakin mendekati lembah Mt.Cook, angin semakin kencang. Asli serem banget karena baru sadar cuma ada kita berdua disitu. Akhirnya kita putuskan buat balik ke campervan saja. 

Mt.Cook.

Baru memulai trekking

Masih berusaha untuk happy.

Suram sudah.

Mau kesana tapi hujan badai coy..

Begitu putar arah, ga lama kami ketemu dengan sepasang turis dari Korea. Karena merasa ada teman, akhirnya kita balik lagi dan jalan dibelakang mereka. Kami berempat cuma bisa jalan sampai di lembah yang ada jembatan gantungnya. Perjalanan tidak bisa dilanjutkan karena jembatan gantung ini ditutup sebab cuaca buruk. Lagian kita berempat juga sudah basah kedinginan. Kami pun sama-sama balik ke area parkir. 

Cuma bisa trekking sampai sini.

Karena jembatan gantungnya ditutup sebab cuaca buruk.

Di suruh balik lagi nih ke NZ he..he..

Sampai ketemu Mt.Cook.

InsyAllah kami balik lagi kesini buat menjajal pesonamu.

Cuaca makin memburuk, Mt. Cook yang tadinya terlihat, malah tertutup kabut saat kami tiba di campervan. Sedangkan ini gunung gede banget mestinya didepan kita. Beres ganti baju, kami putuskan untuk meninggalkan Hoocker Valley dan melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya. 20 menit perjalanan dengan campervan, cuaca berubah cerah malah sampai ada pelangi. Matahari pun terlihat terang dilangit. Dedek sampai mengajak buat balik ke Hoocker Valley agar saya bisa hiking lagi dan melihat keindahan Mt.Cook. Kami sempat putar arah, tapi baru 10 menit berjalan, hujan badai kembali menerpa kami. Wah sepertinya semesta memang tidak mengijinkan kita untuk hiking di Hoocker Valley hari ini. 

Akhirnya kita kembali balik arah dan melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya yaitu kota Queenstown. Tapi sebelum mencapai Queenstown, kita mampir dulu di penangkaran ikan salmon yang ada di Lake Pukaki. Kita sempat mencoba memberi makan ikan salmon yang ada di penangkaran ini. Cuaca tetap saja masih hujan dan tentu dingin sekali. Tapi ya dibawa enjoy saja. 

Penangkaran salmon di Pukaki.

Fresh.

Ini dia kolam salmon ada bebeknya juga he..he..

Masih gerimis mengundang ini.

Abang kasi makan ikan salmonya.

Makan yang banyak ya ikan.

Dari penangkaran ikan salmon di Pukaki kita lalu lanjut jalan melalui Lindis Pass ke kota lintas Cormwell. Di sini kita mampir untuk mengisi bahan bakar, dan mencari dumb station. Dumb station adalah istilah untuk pembuangan air kotor dalam campervan. Biasanya di dumb station juga terdapat kran untuk mengisi air bersih dan kran untuk mengisi air minum. Tapi tidak semua dumb stasion menyediakan kran air minum. 

View Lindis Pass.

Nemu view bagus berhenti buat foto-foto.

Begaya dulu ya bro & sis.

Anti mati gaya.

Sebelum ada mobil yang lewat ha..ha..

Gaya flash ga pake sepatu..

Jangan tanya mak gw bawa baju berapa..

Di belakang kita sapi NZ lagi enjoy makan.

Untungnya di Cormwell dumb station nya cukup lengkap, jadi semua tersedia. Bang Tomi dan dedek saling bantu untuk urusan membuang air kotor dan mengisi air bersih ini. Untuk bahan bakarnya sendiri campervan kami menggunakan diesel/solar, harga diesel rata-rata 1.5NZD untuk 1 liter solar. Ini pengisian pertama bahan bakar di campervan setelah 1,5 hari perjalanan, kita isi full habis 86 NZD. Setelah urusan dumb station dan bahan bakar beres kami lalu melanjutkan perjalanan ke arah kota Queenstown. 

 Buang air kotor di dumb station.

Lelaki tahan dingin..salut..

Muka-muka bantal.

Berhenti lagi karena maknyak minta foto.

Golden hours.

I love u NZ.

Tak terasa matahari semakin turun dan mulai gelap. Menurut info di gps kami bakal sampai di Queenstown sekitar jam 20.30 malam. Saya lalu bertanya ke Dedek, kenapa kita ga cari camping ground gratis disekitar sini aja. Dari pada ngejar ke Queenstown jatuhnya malah kemalaman. Dedek setuju dan minta tolong saya cek di aplikasi ... apakah ada camping ground gratis didekat kami. Ternyata ada, dan dekat banget posisinya dari kami, karena campervan kami melaju cukup kencang camping groundnya malah kelewat dan kita pun putar arah untuk masuk ke area camping ground ini. 

Senja pun datang.

Lindis Pass.

Nama camping ground untuk malam kedua kami ini adalah camground Bendigo. Letaknya di pinggir danau Dunstan. Ternyata sudah banyak campervan dan mobil-mobil yang parkir untuk menginap disini. Malam ini kami tutup dengan santap malam dengan menu, bakwan, sayur tomyam dan ayam goreng plus nasi tentunya. Saya malah sempat kepikiran buat jualan bakwan ke campervan disebelah kami ha..ha.. Soalnya dingin-dingin gini memang enaknya makan gorengan panas. Next saya bakal cerita keseruan kami menjajal keindahan kota Queenstown yang epic. Terus ikuti dan semoga bermanfaat.. Btw buat yang mau lihat video-video perjalanan ini, bisa lihat di highlights instagram saya @chi2min, jangan lupa di follow ya..😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Day 6 UK Trip 2023 - Edinburgh.

  Dean Village. Tanpa kita sadar uda masuk hari ke-6 perjalanan kami pada UK Trip kali ini, dan masuk hari kedua di Edinburgh. Hari ini kita...