Jumat, 13 Desember 2019

Jalan-Jalan Keliling Budapest Hari Pertama (Eurotrip 2019 Day 4).

Dancing in front of Parliament Building of Hungaria.

Pada penasaran ya habis dari Swiss saya kemana lagi pada Eurotrip 2019. Yup, jawabannya saya lanjut ke negara Hungaria tepatnya ke kota Budapest. Banyak orang bilang Budapest itu kota yang cantik dan menawan. Dan tentu saya ingin membuktikannya sendiri.

Budapest.

Setelah semalaman tidur di kereta, akhirnya tiba jua kami di Budapest. Menurut info yang saya dapat, tidak disarankan untuk menukarkan uang di area dekat stasiun utama. Karena biasanya ratenya kurang bagus. Tapi saya mesti tukar uang, buat beli tiket transportasi untuk ke penginapan, jadi mau ga mau mesti tukar uang Euro ke HUF atau Forint. Yup, walau Hungaria masuk ke dalam Uni Eropa tapi mereka menggunakan mata uang mereka sendiri, bukan pakai Euro. Jadinya mau ga mau kita mesti tukar uang ke mata uang mereka.

Terlintas niat buat ga nukar uang dulu, dan naik tram aja ke penginapan tanpa tiket. Tapi ternyata Budapest ini cukup luas dan punya beberapa stasiun utama. Kereta kami dari Zurich berhenti di stasiun kereta Keleti di Budapest. Sedangkan penginapan/apartemen yang saya sewa berada di dekat stasiun Nyugati. Sehingga cukup jauh dari Keleti ke Nyugati dan mesti naik metro. Mau ga mau mesti beli tiket transportasi karena kalau naik metro ada pengecekan tiket oleh petugas di pintu masuk metronya.

Saya sengaja keluar dari stasiun dan berkeliling membandingkan rate penukaran uang yang ada di sekitar area luar stasiun. Saya menemukan satu money changer yang cukup bagus ratenya dibanding yang lain, letaknya memang di belakang stasiun, bukan di area depan. Dan penduduk lokal ada yang tukar uang di sana. Dibandingkan western union yang ada di depan stasiun (dan banyak dimasuki para turis untuk tukar uang) rate money changer ini jauh lebih baik dan masuk akal. Akhirnya saya menukar uang Euro jadi Forint di sini.

Mnginjakkan kaki di Budapest.

Setelah Forint (Ft) didapat saya kembali ke stasiun untuk membeli tiket transportasi 24jam. Tiket ini bisa digunakan untuk semua transportasi di Budapest seperti tram, bus, dan metro dalam 24jam. Nah drama dimulai saat saya ingin membeli tiket ini. Pertama adalah ketika saya bertanya kepada petugas informasi di stasiun dimana lokasi penjualan tiket ini, si petugas ini menjawab dengan bahasa Hungaria (tidak dengan bahasa Inggris) dan berwajah sangat tidak ramah. Sedikit aneh melihat petugas informasi berwajah tak ramah, karena biasanya selama saya keliling Eropa petugas bagian informasi ini rata-rata ramah dan bisa berbahasa Inggris. Oke kita ikuti saja petunjuk arah dari tangannya.

Dia suruh turun tangga, kita pun turun dan melihat deretan counter penjualan tiket. Kami pun antri di situ. Eh pas uda sampai di depan tiket, lagi-lagi disambut dengan wajah masam oleh ibu-ibu petugasnya. Ketika saya bilang ingin beli tiket transportasi 24 jam, makin masam wajahnya dan mengusir saya sambil ngomong dengan bahasa Hungaria bla..bla..bkk..bkk. Duh makin bingung kan eyke, bkk apaan sih tau gw bkk tu singakatan buat Bangkok ha..ha.. Untung ada petugas yang dengar BKK, lalu menunjuk counter BKK yang dimaksud si ibu. Huf..ternyata salah counter, jadi yang barusan counter buat tiket kereta antar kota, nah kalau dalam kota belinya di counter BKK ini. Baiklah..

Di BKK ini kita di sambut oleh pak satpam, bisa bahasa Inggris dan memberikan kami nomor antrian. Ada 2 counter yanh aktif dan yang antri lumayan banyak. Jadinya kami mesti sabar menunggu, untung ada kursi buat duduk disediakan. Setelah menunggu nomor kami pun dipanggil. Kami segera ke counter dan menjelaskan ingin membeli tiket transportasi 24jam untuk keliling Budapest. Lagi-lagi petugas yang melayani kami berwajah masam. Dia menjelaskan transportasi apa saja yang bisa kami naiki beserta rutenya. Saya lalu bilang kami ingin beli tiketnya 2×24jam, secara kami bakal 2 hari keliling Budapest. Duh wajahnya makin masam. *sumpah ingin ku berkata kasar.. What's wrong with this people..!?? Gw turis lho, mau kasi duit ke negeri kalian, kok dilayaninya kayak gini amat. Jadi sepertinya dia males ribet karena kalo beli tiket 2×24jam itu dia mesti ngatur jam di tiketnya dengan benar.

Conter BKK di stasiun Keleti Budapest.

Jadi gini kalau saya beli tiketnya jam 11 pagi ini, maka tiket 24jam yang pertama akan hangus di jam 11 pagi besok. Maka dari itu saya mesti beli tiket lagi untuk jam 11 pagi esok hari yang akan berlaku 24 jam sampai jam 11 pagi lusa. Kedua tiket ini bisa dibeli langsung seperti saya atau terpisah. Saya yang males bolak balik ke stasiun buat urusan tiket, makanya mau beli sekaligus aja. Hal ini jadi ribet karena mereka ga mengeluarkan tiket 48hr/jam. Jadinya kalau 2 hari ya beli yang 24jam nya 2 kali. Nih petugasnya tampak ogah-ogahan karena mesti mengatur tiket kami berdua dan cocokin jam-nya. Mana pakai acara error lagi komputernya.

Tiket transportasi 24jam di Budapest.

Akhirnya tiket kami pun di cetak. Harga tiket 24jam-nya 1650 Ft/orang atau sekitar 80ribuan Rupiah. Setelah tiket ditangan kami lalu bergegas menuju penginapan. Mulai kebingungan lagi mencari stasiun metro karena petunjuk arah memakai bahasa Hungaria dan minim bahasa Inggris. Sekarang sengaja cari anak muda lokal buat bertanya, dengan harapan bisa bahasa Inggris, tetap aja mereka kesulitan ngomong Englishnya. Dan untung ada seorang mahasiswa asal Bangladesh berhenti dan menawarkan bantuan pada kami.

Dia bilang, kami bisa ikut dengannya karena dia juga bakal ke arah yang kami tuju. Tentu dengan bahasa Inggris yang sangat kami mengerti. Kami lalu sama-sama naik metro, lanjut kemudian naik tram. Seharusnya si mahasiswa ini ga perlu ganti metro ke tram, tapi dia lakuin ini buat bantuin kami, agar ga tersesat dan tiba di penginapan segera. Alhamdulillah, ada saja pertolongan Tuhan, ketemu orang baik seperti ini benar-benar merasa ditolong. Semoga kebaikanmu dibalas oleh Allah dek. Mahasiswa ini cerita dia uda 3 bulan di Budapest, dapat beasiswa untuk S1 di sini. Lalu saya berkata, kok orang-orang di sini banyak yang ga bisa bahasa Inggris ya? Dia tertawa dan bilang jangankan orang awam, dosen dia aja ga bisa bahasa Inggris katanya. Sedangkan yang diajar mahasiswa asing semua ha..ha..

Suasana dalam tram di Budapest.

Kesan pertama kota ini langsung jelek dimata saya setelah pengalaman dan drama di stasiun tadi. Kami tiba di penginapan dengan selamat. Karena masih pagi, kamar kami tentu belum ready. Kami menginap di Caterina Private Rooms & Apartments. Rating penginapan ini lumayan bagus di booking.com maupun tripadvisor. Apartemen ini berada dalam sebuah gedung apartemen, jadi mesti jeli melihat tandanya pada gedung tersebut karena ini bukan hotel dengan bangunan sendiri.

Caterina Private Rooms & Apartments.

Saat tiba disana, kami langsung disambut oleh ownernya, seorang wanita berwajah sendu dan bersuara sangat pelan. Awalnya terkesan agak horor, tapi tenang nyonya Caterina ini baik kok dan tidak bermuka masam seperti kebanyakan masyarakat di Budapest. Dia malah mempersilakan kami duduk dan istirahat di ruang makan apartemennya. Selagi menunggu kamar kami disiapkan, kami mohon ijin bersih-bersih ke kamar mandi yang ada di dekat ruang makan. Dia pun mengijinkan.

Setelah beres bersih-bersih, saya membuat pop mie buat kami berdua. Untung masih ada sisa pop mie di-tas buat ganjal perut kami yang keroncongan. Dan kami pun diperbolehkan mengambil air panas di tempatnya. Baik banget kan, pantes ratingnya bagus. Lokasi apartemen ini juga strategis dan dekat sekali dengan stasiun tram Oktogon. Jadi akses kemana-mana gampang. Tak butuh waktu lama, kamar kami sudah siap dan kami dipersilakan check in, walau jam belum menunjukkan waktu check in seharusnya.

Kamar kami berada dalam apartemen 2 kamar yang terdapat dapur dan toilet. Kamar kami sendiri sudah ada kamar mandi dan toiletnya di dalam kamar. Jadi seperti master bedroom lah di apartemen ini. Apartemen kami bersebelahan persis denga apartemen ownernya yaitu nyonyo Catarina, sehingga kalau ada apa-apa tinggal ngomong ke dia. Oya kamar yang kami sewa ternyata uda include breakfast. Harganya juga cukup murah yaitu 53 Euro untuk 2 malam.

Tempat tidurnya.

Toiletnya.

Kamar kami di Budapest.

Di kamar kami cuma meletakan koper. Lalu langsung cuss untuk eksplore kota Budapest. Destinasi pertama hari ini adalah gedung Parlemen Hungaria. Gedung ini sangat terkenal karena kecantikannya dan menjadi bangunan paling iconik di Budapest. Untuk ke sana tinggal naik tram ke stasiun Szalay utca atau ke stasiun Kossuth Lajos.

Sesampainya di gedung Parlemen Hungaria kami takjub melihat gedungnya yang besar dan megah itu. Belum lagi relief-relief cantik yang menghiasi gedung ini tampak rumit. Ga kebayang butuh waktu berapa lama buat bangun bangunan ini. Saat kami tiba disana, cuaca cerah dan langit biru. Jadi sangat mendukung dan makin cakep aja buat foto-foto.

Baru turun dari tram.

Langsung seger lihat bangunan cantik ini.

Mr & Mrs Tomi.

Dibalik foto-foto keren ini ada fotografer yang berusaha.

Tips foto berdua tanpa tripod ada di instagram ya he..he..

Mesti ada foto kenangan berdua.

Wide lens.


Langit biru.

Ada yang tau ini patung siapa?

Bagian belakang gedung parlemen Hungaria.

Tetap semangat walau semalam tidur di atas kereta he..he..


Kami mengitari gedung ini dari area belakang sampai area depannya. Selain gedung Parlemen ini, di sekitarnya juga banyak gedung-gedung lainnya yang ga kalah keren. Area di sini sepertinya memang ramah turis, terbukti dengan luasnya pelataran untuk pejalan kaki. Belum lagi kebersihan dan kerapiannya sangat dijaga. Pokoknya senanglah jalan-jalan di area ini. Oya kami datang pas hari Senin jadinya ga bisa masuk ke gedung parlemen ini, karna tiap Senin tutup buat umum.

Area di sekitar gedung parlemen.

Tram di Budapest.

Penjaga bendera.

Rasa-rasa kembali ke jaman perang liat seragamnya.

Gedung di belakang gedung Parlemen.

Patung di samping gedung parlemen.

Bagian depan gedung parlemen.

Foto-foto dulu di sini.

Jangan lupa foto berdua juga.

Yang mau foto post wedding silakan he..he..

Kalau kaki kudanya terangkat satu, artinya meninggal karena sakit atau sudah tua.



Travel blogger dengan fotografernya he..he..

Terkesan tinggi, padahal ga ha..ha..


Puas melihat gedung parlemen Hungaria, kami lanjut jalan kaki menyusuri sungai Danube menuju monumen sepatu yang ada di pinggir sungai ini. Shoes on The Danube Bank adalah monumen yang sengaja dibuat untuk mengenang korban holocaust pada perang dunia kedua. Karena dulu para Yahudi di Budapest, dijejerkan di pinggir sungai Danube lalu mereka diminta melepaskan sepatunya, sebelum akhirnya mati ditembak jatuh ke dalam sungai Danube. Sejarah yang sangat kelam.

Sungai Danube.

Shoes on the Danube Bank.

Saat kami tiba di sana ternyata ramai orang-orang berkumpul. Dan monumen ini dipenuhi taburan bunga. Ternyata belum lama ini peringatan hari peristiwa mengerikan tersebut. Karena itu banyak orang yang meletakkan karangan bunga di sini. Jujur sebenarnya monumen ini jauh lebih cantik tanpa bunga-bunga ini. Karena kesannya bunga-bunga ini malah menjadikan monumen tampak kotor dan tak menarik.

Banyak taburan bunga dan lilin.

Sejarah kelam.

Monumen sepatu, jadi saksi bisu.

Sungai Danube sendiri memberi arti penting bagi kota ini. Sungai inilah yang membelah kota Budapest, menjadi 2 bagian yaitu Buda dan Pest. Area Buda terletak di sisi yang lebih tinggi dimana terdapat Buda Castle yang terkenal itu. Sedangkan area Pest terletak di sisi sungai Danube yang lain dan terdapat gedung Parlemen di sana.

Menatap kawasan Buda, duduk di kawasan Pest.

Charles Bridge.

Matahari mulai turun.

Sungai Danube dari atas tram.

Tram.

Dari sini kami lalu menuju Chain Bridge, jembatan yang paling cantik di Budapest. Dari monumen sepatu ke Chain Bridge bisa berjalan kaki. Tapi kami naik tram karena ingin melihat dari sisi seberangnya yaitu area Buda. Dengan tram kami turun di stasiun Clark Adam. Di sini kami sempatkan untuk foto-foto dulu.

Charles bridge sore itu.

Penghubung kawasan Buda dan Pest.

Foto ini oke.

Foto ini juga, jadi upload aja dua-duanya he..he..

Ujung Charles Bridge sisi Buda.

Gantian sekarang eyke yang motoin.

Sebelum naik ke Fisherman's Bastion.

Lalu kami lanjutkan perjalanan dengan bus menuju Matthias Church dan Fisherman's Bastion. Dua bangunan ini letaknya berdekatan dan sangat terkenal. Gereja Matthias ini memiliki sejarah yang panjang dan dulu pernah jadi Mesjid saat Budapest dikuasai oleh Ottoman Turki. Sedangkan Fisherman's Bastion merupakan bangunan pengintai yang awalnya dibangun untuk merayakan 1000 tahun kejayaan Hungaria.

Funicular menuju Buda Castle.

Lagi nunggu bus tetap beraksi.

Mathias Church.

Mathias Church.

Fisherman's Bastion.

Mathias church ini pernah jadi mesjid dulunya.

La..la..li..li..



Uda mulai gelap.


Bangunan ini terdiri dari 7 menara yang melambangkan 7 suku asli yang ada di Hungaria. Lalu sebagai penghargaan pada para nelayan makanya disebut dengan Fisherman's Bastion. Bangunan ini sangat cantik selain itu kita bisa melihat Gedung Parlemen, Chain bridge dan pesona sungai Danube dari atas menara ini. Belum lagi sisi area Pest yang mempesona bisa dinikmati di pelataran Fisherman's Bastion.

Budapest dari pelataran Fisherman's Bastion.

Fisherman's Bastion.

Us.

Mesti jeli cari spot foto keren di tempat wisata kayak gini.

Menjelang senja.

Budapest.

Gedung Parlemen dari kejauhan.

Yeay sampai negara ke 26.



Alhamdulillah.

Love this guy so much.
 

Kami sengaja datang ke sini pada sore hari. Karena waktu terbaik ke sini adalah saat sunset dan malam hari. Sayang saat kami tiba langit berawan, sehingga sunset-nya pun kurang sempurna. Tapi tetap cantik kok foto-foto yang dihasilkan. Kami pun mengitari seluruh area Fisherman's Bastion dan mengambil banyak foto di sini.

Ayok foto ala-ala.

Swing-swing.

Ganti spot ah.

Senja.

Digenggamannya.

Kami bertahan sampai langit gelap dan lampu-lampu menyala. Ternyata view malam jauh lebih keren. Karena Gedung Parlemen yang terlihat di kejauhan tampak bercaya bak berlian. Belum lagi Chain Bridge yang juga cantik di malam hari. Wah ga salah deh kalau menikmati sore sampai malam di Fisherman's Bastion.

Menjelang malam.

Fisherman's Bastion.

Cakep foto disini.

Mana pas bulan purnama lagi.

Ganti posisi.

Mudah-mudahan ga da yang berubah jadi srigala ha..ha..

Hasil jepretan saya dari HP.

Budapest di malam hari.

Parliament Building at the night.



Bercahaya.


Hasil jepretan Bang Tomi dengan kamera.

Ga kalah keren kan.

Walau kedinginan dan tangan beku tetap semangat foto-foto.

Hasilnya ga mengecewakan.

Love it.


Puas menikmati indahnya kota Budapest dari atas Fisherman's Bastion. Kami lalu memutuskan untuk balik ke penginapan karena sudah malam. Dari sini kami naik bus turun di halte Clark Adam yang berada persis di depan Chain Bridge. Lalu dilanjutkan dengan naik tram menuju Caterina Apartment. Next, saya bakal cerita pengalaman kami mengelilingi kota Budapest hari berikutnya. Bagaimana kesan kami pada kota ini..?? Tunggu jawabannya pada postingan berikutnya ya..😉

Charles Bridge kala malam.

Beda lagi ya pesonanya.

Foto dulu sebelum balik ke apartemen.

Husband & wife.
Hasil dari kamera HP.


Ini saya dong yang jepret, suka ma hasilnya.

Sungai Danube.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Persiapan Serta Tips & Trik Mengunjungi Negara-Negara Balkan.

Tirana Pyramid - Albania. Buat teman-teman yang belum tau, Balkan adalah nama historis dan geografis yang digunakan untuk menggambarkan nega...