Selasa, 10 Desember 2019

Jalan-Jalan Keliling Swiss Hari Ketiga (Eurotrip 2019 Day 3).

Schilthron summit.

Seperti biasa, subuh-subuh sudah bangun karena masih jetlag. Sibuk packing dan siapin sarapan. Cek cuaca Alhamdulillah dikabarkan bakal cerah. Jadinya kita berdua makin semangat. Hari ini kita bakal check out dari airbnb di Interlaken ini. Karena nanti malam mesti bertolak ke negara berikutnya dengan kereta malam dari Zurich.

Setelah sarapan dan beres-beres, kami pun menitipkan koper di lantai bawah dekat ruangan staff airbnb ini. Nanti malam tinggal ambil koper dengan menggunakan kode kunci yang sudah diberikan oleh pemilik airbnb ini sebelumnya. Itinerary utama hari ini adalah naik ke salah satu puncak pegunungan Swiss Alps yaitu puncak Schilthron.

Couple goals.

Di puncak gunung.

Sejauh mata memandang.

Puncak Schilthron ini terkenal karena pernah menjadi lokasi syuting film James Bond 007 pada tahun 1969. Jadi tak heran puncak gunung ini dihiasi dengan segala macam atribut film James Bond 007. Schilthron sendiri berada di ketinggian 9744 kaki dari permukaan laut dan dari sini kita bisa melihat puncak gunung Titlis, Jungfrau, Monch, Eiger dan banyak puncak gunung lainnya yang terletak di kawasan Bernese Alps.

Mr Bond tahun 1969.

Logo 007 di puncak Schilthron.

Deretan puncak pegunungan di Bernese Alps.

Untuk menuju ke Schilthron, dari Interlaken kita mesti ke Lauterbrunen dulu. Dari Lauterbrunen kita lanjut menuju Murren. Nah untuk ke Murren ada 2 cara, pertama dari Lauterbrunnen naik bus dulu ke Gimmewald lalu dari Gimmewald naik cable car ke Murren. Cara kedua dari Lauterbrunnen langsung naik cable car lalu lanjut naik scenic train menuju Murren. Kedua cara ini ada kekurangan dan kelebihannya. Saya sendiri memilih jalur kedua karena menurut saya paling banyak kelebihan dan keuntungannya pakai cara kedua ini. Syukurnya hari ini cable car dari Lauterbrunnen menuju Murren sudah aktif kembali, karena beberapa hari sebelumnya tutup dalam rangka maintenance.

Pilih jalur kedua biar bisa menikmati view seperti ini.

Fotograferku lagi beraksi.

Happy traveler.

Alasan utama saya memilih naik ke Schilthron daripada ke puncak-puncak Swiss Apls lainnya karena untuk tahun ini kita masih gratis naik ke Schilthron dengan menggunakan Swiss Pass. Sedangkan puncak-puncak lainnya berbayar walau dapat diskon 50% dengan Swiss Pass tetap aja mahal saudara-saudara ha..ha.. Dan mulai tahun depan Schilthron pun berbayar untuk pengguna Swiss Pass dengan diskon 50%. Maka dari itu rugi banget kalau uda punya Swiss Pass tapi ga ke Schilthron tahun ini, ye kan..he..he..

Mumpung tahun ini masih gratis dengan Swiss Pass.

Siapa yang nolak lihat view ini.

Naik gunung ala Chimin.

Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, kami memilih jalur kedua yaitu naik cable car ke Murren dari Lauterbrunnen. Dari stasiun Interlaken West kami naik kereta dulu ke Interlaken Ost, lalu lanjut naik bus ke Lauterbrunnen. Bus stop di Lauterbrunnen lokasinya persis di depan stasiun cable car menuju Murren. Jadi turun bus langsung cuss masuk ke stasiun cable car. Karena masih pagi jadi cable car yang kami naiki tidak terlalu penuh. Sehingga bisa leluasa foto-foto didalamnya.

Foto dulu sebelum naik cable car.

Jalur cable car menuju Murren.

Ini cable car-nya, gede ya.

Lauterbrunnen.

Lauterbrunen dilihat dari jendela cable car.

Salju tipis menghiasi Lauterbrunnen.

Semakin tinggi naik.

Sesampainya diatas, kita belum benar-benar sampai Murren baru sampai di Grutschalp, kita lanjutkan naik scenic train dari Grutschalp ke Murren. Asli pemandangan sepanjang jalur kereta ini menakjubkan. Oya selama naik transportasi ke Murren ini tiket/Swiss Pass kita selalu di cek ya guys, jadi ga kan bisa curi-curi naik karena petugasnya selalu ada siaga berjaga he..he.. Perjalanan dengan scenic train ini sekitar 20-30 menit tapi rasanya sebentar karena kita tak puas-puas melihat view dari jendela kereta.

Grutschalp.

View di atas scenic train menuju Murren.

Penasaran itu desa apa ya.

Tiba-tiba ada rumah dong nyempil satu.

Ini baru di atas kereta ya guys.

Gini nih menikmati viewnya.

Suasana didalam scenic train.

Sepi, aku suka..aku suka..

Itu masinis kereta-nya.

Penampakan scenic train dari depan, uda jadul tapi masih terawat.

Setibanya di Murren langsung berasa suasana desanya. Hari kami ke sana bertepatan dengan hari Minggu jadinya terasa sepi karena pertokoan di Swiss rata-rata tutup pada hari Minggu. Enak banget jadinya jalan-jalan keliling desa ini. Belum lagi desa ini juga salah satu desa yang melarang adanya kendaraan bermotor. Jadinya bebas banget buat pejalan kaki jalan-jalan tanpa khawatir adanya kendaraan yang lalu lalang.

Ajib bener view di Murren.

Menikmati panorama pegunungan.

Murren.

Disuruh suami foto di sini.

Baru keluar stasiun viewnya uda gini.

Makasih suamiku, fotonya bagus-bagus.

Matahari bersinar cerah.

Tersesat di pegunungan Swiss Alps.

Menyusuri Murren.

Dari stasiun kereta di Murren kita mesti berjalan kaki sekitar 10 menit menuju stasiun cable car ke Schilthron. Nah selama jalan kaki ini view yang didapat benar-benar indah. Sekaligus kita bisa melihat dan eksplore desa Murren ini. Saya tak henti bersyukur memilih jalur kedua ini karena bisa melihat banyak hal dengan view yang luar biasa. Kekurangan jalur kedua ini hanya kita perlu jalan kaki 10 menit di Murren ini, tapi semua terbayarkan dengan view yang diberikan desa Murren ini. Cek aja viewnya pada foto-foto berikut.

Jump.

Desa Murren yang tenang.

Sepi ya.

Eh, ada Olaf.

Jatuh cinta sama Murren.

Mengelilingi desa cantik ini.

Ditemani dia he...he...

Jalanan tanpa kendaraan bermotor.

Boneka salju dan bendera Swiss.

Enjoy.

Sebelum tiba di stasiun cable car.

Stasiun cable car menuju Schilthron di Murren.

Tiba di stasiun cable car menuju Schilthron kami tanpa bertanya-tanya langsung main masuk aja dengan memperlihatkan Swiss Pass kepada petugas penjaga di palang pintu. Lalu langsung naik cable car. Kaget juga pas tau cable car nya sepi hanya ada 4 orang pengunjung dan 2 petugas, sedangkan cable carnya besar, bisa nampung puluhan orang. Sesampainya diatas disuruh pindah cable car, ya ikut aja, tapi tiba-tiba pas di cable car kedua saya menyadari cable car ini jalannya turun bukan naik. Lho kok, aneh.. Kami lalu bertanya ke petugas, cable car ini rutenya kemana ternyata ke Gimmewald. Wah..wah ternyata kami salah naik cable car guys ha..ha.. Jadinya malah turun ke Gimmewald. Karena mau ke Schilthron si petugas bilang nanti ga usah turun dari cable car ini, karena setibanya di Gimmewald juga bakal naik lagi ke Murren.

Sebelum tau kalau salah naik cable car.

Se-sepi ini cable car-nya.

Kosong cuy.

Bebas mau foto kayak apa.

Penumpangnya cuma kami berdua dan mereka ini.

Mumpung sepi jadi ya foto-foto aja.

Sesaat sebelum sadar kalau cable car nya salah naik ha..ha..

Gimmewald.

Cable carnya turun, bukan naik ha..ha..

Setiba di Gimmewald, buset rame banget orang yang naik cable car. Kebanyakan tour dari Tiongkok dan India. Sampai-sampai ga bisa bergerak bebas. Beda banget suasananya saat kami naik cable car dari Lauterbrunnen tadi. Disini kita tau kalau rute jalur pertama ke Schilthron (yang saya jelaskan sebelumnya) banyak digunakan oleh agen tour & travel, yang membawa puluhan peserta tournya ke Schilthron. Kelebihan jalur ini kita ga perlu jalan kaki 10 menit di Murren, karena tiba di Murren langsung di stasiun cable car menuju Schilthron. Kekurangan ya mesti berdesakan di cable car dan ga bisa melihat view Murren yang keren abis. Karena salah naik cable car ini kami jadi tau perbedaan kedua jalur ini dan merasakan kedua jalurnya he..he..

Tiba kembali di stasiun cable car Murren, lagi-lagi kita naik cable car menuju Schilthron dengan puluhan peserta tour nan berisik ini. Bang Tomi orangnya kan males desak-desakan jadinya minta kita naik next cable car aja. Nunggu sekitar 15 menit, untungnya cable car berikutnya ga serame tadi pengunjungnya. Lumayan bisa nikmati dan foto-foto kitanya.

Ini pintu menuju cable car ke Schilthron.

Petanya.

Meninggalkan stasiun cable car di Murren.

Semakin tinggi.

Itu Murren dilihat dari jendela cable car.

Naik-naik ke puncak gunung.

Tinggi-tinggi sekali.

Btw kita mesti berganti cable car di Birg. Saat tiba di sini selagi nunggu cable carnya kita sempatin foto-foto sebentar di luar stasiunnya. Di sini aja view uda bagus lho. Oya salah satu cara agar mencegah altitude sickness adalah dengan menghirup udara luar stasiun di Birg ini. Maklum kita bakal naik ke salah satu puncak gunung jadi bisa saja tubuh kita belum terbiasa dan kena altitude sickness.

Curi-curi foto disini.

Sebelum cable car nya datang.

Saljunya numpuk di sini.

Lanjut naik cable car lagi.

Ga lama cable car datang dan lanjut mengantarkan kita ke puncak Schilthron. Stasiun cable car di sini bergabung dengan sebuah restoran terkenal namanya Piz Gloria. Buat yang ingin merasakan makan dengan view puncak-puncak Swiss Alps bisa coba makan di sini. Kalo kami langsung naik ke atas dan keluar melihat view puncak Schilthron ini.

Baru sampai di pelatarannya saja kami sudah di sambut oleh foto James Bond dkk. Kita langsung semangat foto-foto pastinya. Apalagi langit biru dan matahari bersinar cerah. Spot foto di pelataran Piz Gloria ini banyak banget. Belum lagi viewnya MasyAllah bangus banget. Jadi rasanya ga puas-puas ambil foto sebanyak-banyaknya di sini. Di kejauhan kami lihat ada bangunan lain yang merupakan view point di Schilthron. Bang Tomi pun mengajak saya ke sana.

Abang dan Mr Bond.

Tembak juga nih.

Puncak Schilthron.

Happy couple.

Yeay, we did it honey.

Puas-puasin foto di sini.

Modalnya HP & kamera, serta minta tolong aja ma turis lain.

2970 meter di atas permukaan laut.

Visit swiss.

Pizz Gloria.

Kita lagi foto berdua, Mr Bond liatin aja di kanan ha..ha..

Bisa lihat puncak-puncak Swiss Alps lainnya dari teropong ini.

Travelust.

Jangan sampai mati gaya guys.

Enjoy aja, ga usah malu he..he..

Tapi sebelum ke sana kami ke sisi belakang dulu karena dari mencuri dengar percakapan seseorang katanya di bagian belakang viewnya juga ga kalah keren. Ya kami juga ga mau ketinggalan dong buat lihat. Tetap aja ada atribut James Bond 007 di sini he..he.. Tapi memang viewnya mantap jiwa.

Bagian belakang Pizz Gloria.

Ada yang mau main ski.

Hati-hati ya.

Difotoin turis India.

Dari sini lanjut jalan ke bangunan view point yang kami lihat dari atas pelataran tadi. Cukup sulit mencapai bangunan ini karena salju yang lumayan tebal dan licin. Siap-siap sepatu mesti terbenam di salju dan nahan dingin. Tapi semua terbayarkan dengan view yang bakal kita dapat.

007.

Mau ke view point di belakang sana.

Saljunya tebal dan licin.

Jadi mesti extra hati-hati ya guys.

Sesampainya di view point kita malah ketemu 1 keluarga dari Indonesia juga. Akhirnya kita malah asyik ngobrol dengan ibu dan 2 bapak ini. Cerita-cerita tentang perjalanan kita. Jarang-jarang kami bertemu orang Indonesia di luar negeri yang hangat seperti ini. Sungguh sangat berkesan dan menjadi cerita tak terlupakan di Schilthron. Karna sering juga kita ketemu sesama orang Indonesia di luar negeri tapi malah mereka sok cuek gitu. Mungkin mereka karena pakai tour jadi ga punya banyak waktu ngobrol dan ramah tamah sama backpacker kayak kita ha..ha..


Sampai juga dengan selamat di view point ini.

Foto ala-ala pre-wed dulu ah..

Di belakang kami adalah Pizz Gloria dengan logo 007 nya.

Dapat keluarga baru di sini.

Kedinginan tapi happy.

View point Schilthron.


Cukup lama kami menghabiskan waktu di puncak Schilthron ini. Sampai rasanya benar-benar puas baru kita beranjak balik ke Murren. Tapi sebelumnya pipis dulu di toiletnya dan lucunya toilet di sini pun semua dihias dengan James Bond 007. Malah pas lagi flushing ada suara James Bond dan tembak-tembakan ha..ha.. Kaget tapi lucu, videonya bisa teman-teman lihat di Instagram saya @chi2min.


Saatnya balik.

Yuk sayang.

Toiletnya tetap pakai atribut James Bond 007.

Bye, Schilthron.


Sebelum benar-benar sampai di Murren, kita mesti ganti cable car dulu di Birg. Nah teman-teman yang transit di Birg, jangan buru-buru naik cable car berikutnya. Karena ada hal yang spektakuler di sini. Jadi sebelum naik cable car berikutnya, ada pintu yang mengarahkan keluar. Kami iseng keluar, karena penasaran sama view-nya. Eh ternyata ada sky walk keren banget di sini.

Birg.

Pas sampai Birg, jangan lupa keluar ya.

Bisa merasakan jalan di sini soalnya.

Turun ke Sky Walk.

Viewnya spektakuler.

Baru jalan langsung nemu view foto yang keren nih kayaknya.

Bergandengan tangan.

I'm with you.

Sky walk ini sengaja dibangun di lereng gunung dengan material baja nan kuat. Asli pemandangan di sini bikin kita takjub. Selain pemandangan yang keren, ada aktivitas seru dan memacu adrenalin yang bisa dicoba di sini yaitu, berjalan di atas seutas tali tambang dengan jurang di bawah kita. Atau mencoba berjalan di atas lantai kaca di ketinggian 2000 meter ini. Ada yang berani!? Saya sih coba keduanya. Asli memang awalnya gemetaran apalagi yang jalan di atas tali tambang. Tapi kadang kita mesti mengalahkan rasa takut itu untuk bisa lebih maju dan mengembangkan diri. Dan saya sukses berjalan di tali tambang ini tanpa terjatuh. Malahan nyobain sekali lagi dan lebih santai untuk yang berikutnya. Video-videonya bakal saya upload di instagram @chi2min ya, jadi jangan lupa follow instagram saya.

Mencoba berjalan di atas jurang dengan seutas tali tambang.

Ngeri cuy.

Nungguin suami.

Eh ada lantai kaca juga.

Sky walk Birg.

Supporter terbaikku.

Alhamdulillah, ada aja orang yang bisa diminta-in tolong untuk foto.

Mana orangnya baik dan ramah lagi.

Hasilnya juga bagus banget.

Setibanya di Murren kita lagi-lagi jalan kaki menyusuri desa ini buat menuju stasiun scenic train menuju Lauterbrunnen. Pulangnya tetap pilih jalur kedua karena memang suka banget view yang ada di Murren. Kali ini kita juga sempatin foto-foto di tempat yang tadi backlight saat pertama datang di Murren.


Balik lagi ke Murren.

Latar belakang yang tadinya backlight.

Sekarang uda cakep buat di foto.

Kecil banget diri ini rasanya.

Ini hasil jepretan saya.

Jepretan Bang Tomi.

Jepretan orang ha..ha..

Jangan lupa untuk tawarkan diri gantian untuk memfotokan mereka yang uda bantuin kita.

Tiba di stasiun scenic train mesti nunggu beberapa saat sampai keretanya jalan. Di sini kita sempatin buat ngemil coklat dan keripik. Dingin-dingin gini memang paling ampuh makan coklat buat hangatin badan karena tubuh butuh banyak kalori agar tidak menggigil nahan dingin. Makan coklat di suhu minus itu ga dosa kok, soalnya bakal dibakar lagi oleh otot yang menahan suhu tubuh kita agar tetap hangat.

Naik scenic train jadul ini lagi buat balik ke Lauterbrunnen.

Setibanya di Lauterbrunnen uda sore dan mulai gelap. Kami pun memutuskan untuk langsung balik ke Interlaken saja. Tiba di airbnb kami pun mengambil koper yang tadi pagi dititip. Lalu balik ke stasiun Interlaken West buat naik kereta menuju Zurich. Dengan bantuan dari modem JavaMifi kami tentu dengan mudah mengetahui jadwal kereta menuju Zurich dan mesti transit dimana aja. Tinggal buka website oebb ini dan cek jadwal keretanya.

Uda sore sampai di Lauterbrunnen.

Lauterbrunnen.

Interlaken Ost.

Di kelilingi gunung.

Dari Interlaken West kami naik kereta ke Bern, lalu di Bern berganti kereta ke Zurich. Dan ternyata keretanya cukup rame lho, sampai rebutan tempat duduk. Untung kita dapat kursi sepanjang perjalanan. Lumayan bisa istirahat selama 2 jam perjalanan kereta ini. Saya malah ketiduran segala.

Setibanya di Zurich uda malam. Kita sempat putar-putar stasiun Zurich ini karena masih ada waktu sebelum kereta menuju negara selanjutnya datang. Kami juga makan malam di sini. Sekitar jam 9 malam kami kereta yang akan kami tumpangi pun datang. Gerbong keretanya dibagi atas kompartemen-kompartemen. Kita tinggal cari gerbong dan kompartemen yang sesuai dengan tiket kereta yang sudah kolita beli sebelumnya. Kami beli tiket kereta ini melalui online sejak dari Indonesia.

Main station Zurich.

Untungnya dari malam sampai pagi tak ada yang masuk di kompartemen yang kami isi. Jadinya kita berdua bisa tidur telentang di kursi untuk 6 orang ini he..he.. Next, saya bakal cerita pengalaman kami menjelajahi kota indah di Eropa berikutnya. Dan apa saja keunikan yang kami temui di salah satu ibukota negara ini..!? So terus ikuti ya perjalanannya dan semoga bisa bermanfaat..😘

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Persiapan Serta Tips & Trik Mengunjungi Negara-Negara Balkan.

Tirana Pyramid - Albania. Buat teman-teman yang belum tau, Balkan adalah nama historis dan geografis yang digunakan untuk menggambarkan nega...