Rabu, 12 April 2017

Persiapan Japan Sakura Trip 2017.

Pink & White Cherry Blossom.

Jujur saja Jepang bukan negara impian saya. Tapi entah kenapa banyak sekali teman yang bertanya apakah saya sudah pernah ke Jepang he..he.. Seolah-olah negara ini memanggil saya untuk berkunjung. Malah ada seorang sahabat meminta saya untuk traveling ke Jepang biar saya bisa share perjalanan saya di blog, dan bisa jadi referensi untuk trip dia ke Jepang he..he.. Finally doa sahabat saya ini terwujud tak lama setelah obrolan kami saat lebaran di Padang. "Yen, ini berkat doa lu gw bisa jalan-jalan ke Jepang. Berkat energi positif lu juga gw berusaha buat share perjalanan gw selama disana sesegera mungkin." Nah pengen tau kan apa saja persiapan saya sebelum trip ke Jepang, berikut detailnya :

1. Berburu tiket Promo.

Perjalanan ini berawal dari komen adik sepupu suami di FB saya, "kak, kapan ke Jepang? Mumpung Vina masih di Jepang.." kira-kira seperti itu komennya. Lalu tidak lama setelah kami saling komen di FB, air asia mengadakan promo tiket murah salah satuya ke Jepang. Iseng saya cek harga tiketnya KL-Tokyo, Osaka-KL cuma 3jt perorang. Wah langsung sinyal-sinyal kebelet traveling karena tiket promo muncul dibenak saya. Langsung nanya Papa tanggal berapa biasanya sakura mekar, secara papa dulu pernah stay di Jepang. Info dari Papa sekitar akhir Maret sampai awal April. Oke fix, tanggal yang dimau harganya masih promo, telpon suami yang lagi dikantor buat persertujuan dia. Suami kaget karena mendadak ditelpon & mau beli tiket buat ke Jepang, akhirnya suami cuma pesan mesti pas jadwal dia off. Seterusnya dia menyerahkan semua ke saya. Kontak Vina (adik sepupu yang tinggal di Jepang) buat ngabari kami mau kesana pas sakura dan bakal ngerepotin dia he..he.. Semua oke dan setuju, saya langsung ambil tiket saat itu juga.

Tiket promo ini saya beli bulan September 2016 untuk keberangkatan akhir Maret 2017. Kebayangkan persiapannya dari 6 bulan sebelumnya. Alhamdulillah dapat tiket promo berdua PP ke Jepang ga sampai 6jt rupiah pas sakura. Tapi akhirnya tiket ini nambah kok jadi 6jt-an karena saya beli bagasi dan makanan selama perjalanan diatas pesawat he..he.. Mungkin saja teman-teman lain bisa dapat lebih murah, soalnya ada yang bisa dapat 2jt saja pp ke Jepang (hebat ga tuh). Intinya kalau mau hemat rajin-rajin cek tiket promo ya. Kalau dapat dan sesuai budget, jangan ragu untuk ambil dulu tiketnya, persiapan yang lain bisa menyusul, karena biasanya tiket promo pasti dibelinya jauh-jauh hari jadi masih banyak waktu buat menyiapkan hal lainnya. Jangan lupa melakukan web check-in sebelum berangkat ya, untuk Air Asia web check-in sudah bisa dilakukan 14 hari sebelum tanggal keberangkatan. Fungsinya agar kita sudah tau seat kita dipesawat nanti dan semakin awal kita web check-in maka semakin kecil kemungkinan kita dapat seat/kursi terpisah dengan teman atau rombongan seperjalanan.

2. Visa Ke Jepang.

Bulan Juli 2016 paspor saya habis masa berlakunya dan langsung diperpanjang dengan buat E-Paspor baru. Akhir November gantian Bang Tomi yang perpanjang Paspor dan buat E-Paspor baru. Jadi menjelang keberangkatan ke Jepang paspor kami berdua sudah E-Paspor. Alhamdulillah untuk pemegang E-Paspor Indonesia gratis visa ke Jepang. Dan untuk urus visanya pun ga pake ribet. Dokumen yang saya persiapkan untuk pengajuan Visa saat itu adalah :
  • E-Paspor.
  • Formulir pengajuan Visa wisata yang didownload dari website kedutaan Jepang.
  • Pas Foto terbaru (6 bulan terakhir) ukuran 4,5cm x 4,5cm masing-masing satu lembar saya dan suami. Foto ini langsung ditempel pada formulir pengajuan Visa Jepang.
  • Fotokopi Kartu Keluarga.
  • Fotokopi KTP.
  • Fotokopi buku nikah.
  • Surat Rekomendasi Bank.
  • Cetak saldo rekening Bank 3 bulan terakhir.
  • Slip Gaji 3 bulan terakhir.
  • Fotokopi tiket ke Jepang.
  • Paspor lama.
Dari semua yang saya persiapkan cuma 4 item yang diminta saat pengurusan Visa Jepang bulan Januari lalu, yaitu E-Paspor, Formulir pengajuan Visa Jepang, Pas Foto yang sudah ditempel di formulir pengajuan Visa dan fotokopi Kartu Keluarga, itu saja tanpa perlu menyertakan yang lainnya. Tapi barusan saya cek di website Kedutaan Jepang sudah banyak persyaratan yang diminta, jadi lebih baik menyesuaikan dengan prasyaratan yang tertera di website kedutaan Jepang di link ini. Untuk formulir pengajuan visanya juga bisa download langsung dari website kedutaan Jepang.

Ada hal yang jadi pemikiran saya untuk proses pengajuan visa ini. Yaitu pembagian wilayah untuk proses Visa Jepang, jadi untuk Visa Jepang ini kita mesti mengajukan visa sesuai dengan Kantor Konsuler atau Konsulat Jenderal Jepang yang sudah ditentukan sesuai dengan tempat dikeluarkannya paspor kita (tempat tinggal kita). Info detailnya bisa cek di link berikut. Karena Paspor saya dari Batam jadi semestinya saya apply visa Jepang di Konsulat Jenderal Jepang di Medan. Tapi karena ga ada rumah di Medan, jadinya saya beranikan diri coba apply visa di Konsuler Kedutaan Besar Jepang di Jakarta. Alhamdulillah pengajuan visa saya diterima di Kedutaan Jepang Jakarta. Mungkin karena sudah E-Paspor jadi lebih dipermudah. Tapi kalau masih Paspor biasa mesti ditempat yang ditentukan pengajuan visanya.

Awal Januari 2017 saya datang sendirian ke kedutaan Jepang di Jakarta yang tidak jauh dari bundaran HI & Plaza Indonesia, proses untuk memasukan data aplikasi pengajuan visa dilayani dari jam 08.00 pagi sampai jam 12.00 siang. Sebaiknya datang pagi-pagi agar tidak terlalu panjang antriannya. Saya waktu itu datang sekitar jam 09.00 pagi, nunggu sekitar 30menit sampai nomor antrian saya dipanggil. Selama menunggu saya tak henti berdoa semoga aplikasi pengajuan visa saya ini diterima di Kedutaan Jepang Jakarta, sehingga saya ga perlu jauh-jauh ke Medan. Ketika dipanggil langsung saya mendatangi counter yang telah ditentukan. Untunglah pegawai Kedutaan jepang yang melayani saya adalah wanita muda orang Indonesia he..he.. Proses berikutnya saya memberikan data aplikasi pengajuan visa dan yang diambil oleh mbaknya hanya 4 item yang saya sebut diatas. Lalu mbaknya memberikan surat pengambilan Visa dan Paspornya. Kata Mbaknya visa dan paspornya sudah bisa diambil besok dari jam 13.30 sampai jam 15.00.

Setelah keluar dari Kedutaan Jepang, tetap saja saya belum bisa tenang karena masih harap-harap cemas apakah aplikasi visa kita ini diproses dan disetujui. Keesokan harinya sekitar jam 14.00 saya datang ke Kedutaan Jepang Jakarta lagi untuk pengambilan Paspor dan visa. Saat itu saya berbarengan datangnya dengan Tyas Mirasih salah satu artis Indonesia. Si Tyas ini datang bareng pacarnya dan juga mau ambil paspor + visa Jepangnya. Saat sampai didalam gedung, ternyata sudah ramai dan penuh orang yang antri pengambilan paspor, saya sampai rebutan sama Tyas buat dapatin tempat duduk kosong he..he..

Nunggu sekitar 45menit sampai nomor antrian saya dipanggil, ketika dipanggil pegawai kedutaan memberikan paspor kami berdua dan Alhamdulillah sudah tertempel visa multiple entry Jepang selama 3 tahun untuk kunjungan selama 15 hari. Alhamdulillah semua tanpa biaya alias gratis, ini artinya saya bisa bolak balik ke Jepang tanpa perlu urus visa lagi selama 3 tahun untuk waktu kunjungan 15 hari. Bahagianya saya ketika keluar dari kedutaan Jepang, baru pertama kali dapat visa multple entry soalnya apalagi gratis gini he..he.. Langsung deh ngabarin Bang Tomi via telpon dan bilang "Japan, we're coming!!!"

3. Membeli / Tukar uang Yen di Indonesia.

Setelah tiket dan visa ditangan, saatnya untuk mempersiapkan mata uang yen. Di Batam saya beli mata uang yen di Toko Emas Bandar Baru yang terletak di Lucky Plaza Batam. Waktu pertama beli yen dapat seharga 120 rupiah untuk 1 yen nya. Lalu awal Januari 2017 saya beli Yen lagi di money changer yang ada di Grand Indonesia Jakarta seharga 114 rupih untuk 1 yen nya, tapi stoknya mereka saat itu ga banyak cuma 20ribu yen. Sisanya saya beli dari Mama dan Dedek (adik saya) yang kebetulan punya sisa Yen lumayan banyak yaitu sekitar 80ribu yen dengan harga 114 rupiah untuk 1 yen nya. Jadi estimasi saya untuk 12 hari perjalanan ke Jepang ini kami berdua butuh 10-12jt. 

Dan ternyata memang ga jauh meleset dari prakiraan awal, sisa uang Yen saya saat balik ke Indonesia sekitar 15ribu Yen. Total uang yang saya bawa sekitar 120ribu yen. Uang ini diluar biaya JR Pass. Tapi uang ini dipakai untuk beli tiket masuk tempat wisata termasuk Universal Studio Japan (USJ), transportasi diluar JR Pass, biaya hostel, biaya makan dan belanja. Saya tidak lagi melakukan penukaran uang selama di Jepang. Alhamdulilah uang yang dibawa lebih dari cukup.

4. Mengumpulkan informasi tentang JR Pass dan Pass-pass lainnya lainnya.

Hal ini sudah saya lakukan tidak lama setelah membeli tiket di Jepang. Satu hal yang perlu teman-teman ketahui, Jepang adalah negara MAHAL, terutama transportasinya. Jadi rajin-rajinlah mengumpulkan informasi mengenai sistem transportasi di Jepang dan pelajari pass apa saja yang bisa digunakan agar menghemat biaya transportasi selama disana. Yang paling menguntungkan dan terkenal adalah menggunakan Japan Rail Pass (JR Pass). Saya setelah sekian bulan melakukan perhitungan akhirnya memutuskan untuk membeli JR Pass 7 hari di kantor JTB Jakarta dan membeli kartu Welcome Tokyo di Haneda Airport untuk 72Hr (3 hari) keliling Tokyo dengan Tokyo Subway.

Keputusan membeli JR Pass ini diambil setelah saya coba hitung menggunakan bus malam + biaya hotel untuk itinerary saya lebih mahal, ketimbang saya membeli JR Pass dan bolak balik naik shinkansen ke Tokyo. Karena di Tokyo kami akan tinggal di apatonya Vina adik sepupu Bang Tomi. Kebetulan Vina sekarang memang tinggal di Jepang menemani suaminya yang sedang ambil S3 disana. Jadi budget hotel di Tokyo kita pakai untuk membeli JR Pass. Saran saya jika teman-teman punya kerabat yang tinggal di Jepang, lebih baik nebeng sama mereka untuk tinggal karena ini sangat menghemat biaya selama trip ke Jepang. Tapi tentu kalau mereka bersedia ya he..he..

Kartu sakti keliling Jepang.

JR Pass 7 hari kami beli seharga 29.110 yen untuk tipe ordinary, sekitar 3,4jt perorang. Dengan JR Pass ini kita bebas naik shinkansen dan semua transportasi dalam naungan perusahaan JR dan mendapat diskon untuk masuk beberapa tempat wisata. Tidak hanya bebas naik shinkansen kita juga gratis untuk reserved seat (memesan kursi) diatas shinkansen ataupun kereta khusus lainnya. Perbandingannya jika tidak menggunakan JR Pass dalam sehari, saya bisa menghabiskan biaya 10.000-26.000 yen pulang pergi dengan shinkansen (tiket + reserved seat). Kita ambil nilai tengahnya sekitar 15.000 yen sehari dikalikan 7, pemakaian saya bisa sampai 105.000 yen, betapa hematnya saya dengan menggunakan JR Pass yang hanya dibeli seharga 29.110 yen. Begitu kira-kira perhitungannya jika menggunakan JR Pass. Jadi, jika tinggal dirumah kerabat atau saudara di Jepang, lebih baik beli JR Pass, jadi bisa digunakan maksimal pulang pergi naik shinkansen.

Sebelumnya JR Pass hanya bisa dibeli diluar Jepang, tapi sejak bulan Maret 2017, kita sudah bisa membeli JR Pass di Jepang dengan harga lebih mahal yaitu 33.000 yen. Saya membeli JR Pass ini 1 bulan sebelum saya berangkat di kantor JTB Jakarta. Kantor JTB ini terletak di lantai 2 gedung Wisma Keiai, Jl Jend. Sudirman Jakarta. Selain bisa membeli JR Pass kita juga bisa beli tiket masuk tempat-tempat wisata disini seperti Disney Land, Disney Sea, USJ dll. Saya sih cuma beli JR Pass trus ambil semua brosur + peta tentang Jepang yang ada disana he..he.. Dan ternyata ini sangat membantu saya menyusun itinerary dan brosur Universal Studio Japan yang saya ambil sangat berguna ketika kami tiba di USJ, karena disana yang tersedia cuma brosur dan peta berbahasa Jepang. 

Voucher JR Pass + Brosur detail info tentang JR Pass yang diberikan saat membeli JR Pass di JTB Jakarta

Saat kita membeli JR Pass di Jakarta, kita hanya diberi voucher, nanti voucher ini mesti ditukar lagi untuk mendapatkan JR Pass aslinya di kantor JR (Japan Rail) di Jepang. Limit waktu penukaran voucher ini dengan JR Pass aslinya adalah 3 bulan, jadi kalau lewat 3 bulan vouchernya belum ditukar akan hangus. Kantor-kantor JR untuk penukaran voucher ini banyak tersebar di Jepang terutama di stasiun-stasiun besar dan bandara. Oya sebenarnya membeli JR Pass ini bisa juga di agent travel lain di Jakarta, tapi jika beli di travel agent lain, voucher JR Passnya tidak langsung diterima hari itu juga, karena mereka mesti issued ke JTB dulu jadi kadang butuh waktu 2-3 hari kerja. Jadi memang lebih baik langsung beli di JTB saja karena langsung terima voucher saat itu juga.

JR Pass Saya.

JR Pass Bang Tomi.

Bagian dalam JR Pass.

Untuk teman-teman yang tidak menggunakan JR Pass bisa memakai bus antar kota untuk pindah-pindah kota, yang terkenal ada Willer Bus atau Nohi Bus. Bus-bus antar kota ini bisa dibooking online sebulan sebelum tanggal keberangkatan. Saran saya sebaiknya ambil bus malam untuk pindah kota agar menghemat waktu dan biaya hotel 1 malam. Untuk di Kyoto ada one day bus pass seharga 500 yen dimana kita bisa menggunakan bus keliling kota Kyoto seharian. Di osaka juga ada one day Pass yang bisa digunakan. Ada juga Tokyo Wide Pass seharga 10.000 yen yang bisa digunakan untuk berkeliling Tokyo dan kota-kota sekitarnya dengan shinkansen selama 3 hari berturut-turut, pass ini bisa digunakan sampai Gala Yuzawa. Lalu ada Tokyo Subway Pass 24hr, 48hr dan 72hr, ada Tokunai Pass seharga 750 yen untuk naik jalur JR seharian di Tokyo dll. Teman-teman bisa googling sendiri untuk mencari Pass yang sesuai dengan perjalanan trip ke Jepang masing-masing. Untuk Welcome Tokyo Pass bakal saya jelaskan nanti dirincian perjalanan ya. Biar terus ikuti blognya dan jangan malas baca he..he..

5. Mendownload serta mempelajari aplikasi transportasi di Jepang dan Peta Subway + Stasiun besar kota-kota di Jepang yang akan dikunjungi.

Banyak orang bilang transportasi di Jepang itu ribet, mungkin peta subway paling ribet sedunia ada di Tokyo he..he.. Dan saya setuju akan hal itu. Disinilah gunanya kita belajar sebelum berangkat. Pelajari peta subway Tokyo InsyAllah ga kan berasa ribet-ribet amat kok pas sampe sana. Jika Tokyo khatam, maka kota-kota lain seperti Osaka dan Kyoto bakal mudah dilalui. Untuk mempermudah bisa juga download aplikasi tokyosubway di Play Store, aplikasi ini sangat membantu untuk transportasi subway selama di Tokyo dan dapat digunakan secara offline.

Peta Subway Tokyo.

Aplikasi lain yang ga kalah penting adalah Hyperdia, dengan aplikasi ini kita bisa men-cek jadwal kereta serta biaya perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya diseluruh Jepang. Di Hyperdia tidak hanya menampilkan jadwal kereta, tapi jadwal pesawat pun ada. Yang paling membantu saya menyusun itinerary adalah aplikasi Hyperdia, karena disini bisa terlihat kereta apa saja yang dicover secara gratis oleh JR Pass, sehingga kita bisa menggunakan JR Pass secara maksimal.

Selain memperlihat jadwal kereta, hyperdia juga memberikan estimasi waktu untuk kita pindah jalur kereta yang satu dengan jalur kereta yang lainnya di stasiun transit. Misalnya ketika saya tiba di Shinjuku jam 10.00 dan naik kereta lagi jam 10.08 berarti ada jeda waktu 8 menit, itu mesti saya gunakan untuk berpindah jalur kereta. Dan percayalah kereta di Jepang itu tepat waktu, jadi ga jarang kita mesti lari-lari pindah jalur biar ga telat naik kereta atau shinkansen he..he.. Ga da tuh kata lelet buat orang Jepang. Oleh karena itu sebelum berangkat ke Jepang saya pun men-download dan mempelajari stasiun-stasiun besar di Jepang seperti Shinjuku dan Shin-Osaka.

Peta stasiun ini berguna agar kita tahu letak track dan line setiap kereta dan bisa membayangkan berapa jauh mesti berjalan untuk pindah jalur kereta di stasiun-stasiun besar ini. Seumur hidup sepanjang saya traveling ga da stasiun kereta sebesar dan se-complicated Shinjuku. Walau sudah pelajari peta stasiunnya sebelum berangkat tetap aja di hari pertama sampai di Shinjuku kami kebingungan. Hari kedua dan seterusnya sudah mulai paham situasi dan kondisi stasiun ini. Peta stasiun juga berfungsi untuk mencari letak coin locker, agar bisa menitipkan barang sebelum check in di hotel ataupun setelah check out dari hotel. Coin locker di stasiun-stasiun ini sangat berguna, untuk menghemat waktu dan tenaga.

6. Booking Hotel atau penginapan.

Saya datang saat peak seasson di Jepang yaitu saat sakura bermekaran. Otomatis akomodasi pasti akan mahal dan cepat penuh. Oleh karena itu sebaiknya booking hotel dilakukan jauh-jauh hari. Biar banyak pilihan dan dapat akomodasi terbaik. Saya tetap melakukan booking hostel untuk di Kyoto dan Osaka sebelum berangkat melalui booking.com. Tapi pada akhirnya hanya hostel Osaka yang dipertahankan karena kami pakai JR Pass. Sedangkan hostel di Kyoto saya cancel. Biaya menginap saya dapat sekitar 600-700ribuan/permalam untuk kamar double bed (berdua) dengan shared bathroom atau kamar mandi diluar. Alhamdulillah hostel saya di Osaka bersih dan nilai plusnya lagi salah seorang resepsionisnya bisa berbahasa melayu, dan belajar agama Islam, Subhanallah.. Selebihnya kami nginap di apatonya Vina. Terima kasih buat Vina, Rijal dan Baby Zumar atas kebaikan hatinya sudah menampung kami selama disana he..he..

7. Mengumpulkan informasi tempat wisata di Jepang dan menyusun itinerary perjalanan.

Setelah saya pelajari ternyata banyak banget tempat yang keren dan indah di Jepang. Mulai dari hiruk pikuknya Tokyo, tradisionalnya Kyoto, taman bermain yang ga pernah sepi dengan antrian mengular, ski resort yang keren abis, terhanyut di museum bom atom Hiroshima, sampai terpesona dengan keindahan desa Shirakawa-go. Semuanya ditambah cantik dengan mekarnya bunga sakura sepanjang perjalanan. Alhamdulillah, saya memiliki kesempatan ini. Mengumpulkan informasi ini tempat wisata ini sangat penting, agar kita bisa mengatur dan memaksimalkan waktu kita selama di Jepang. Untuk itinerary bisa dilihat pada postingan saya berikutnya. Oya karena saya datang bertepatan dengan musim sakura, saya juga mengumpulkan informasi tentang taman-taman yang cantik menikmati sakura selama di Jepang.

Fully bloomed.

Ga bosan-bosan lihat Sakura di Jepang.

8. Men-cek musim dan suhu saat traveling ke Jepang (baju yang sesuai).

Karena Jepang merupakan negara dengan 4 musim (Winter, Spring, Summer & Autumn), jadi kita mesti cek dulu musim yang sedang berlangsung disana saat kita datang. Agar kita tidak salah kostum dan mempersiapkan perbekalan dengan baik sebelum berangkat. Saat saya berangkat akhir Maret lalu ternyata suhu di Jepang masih dingin, kirain uda 15 derajat ternyata rata-rata masih dibawah 10 derajat. Alhasil pake baju 3 lapis persis kayak di Eropa. Yang bikin Jepang itu berasa dingin adalah anginnya, asli kalau uda berhembus bikin beku telapak tangan he..he.. Jadi kalau pas Spring (musim sakura mekar) tetap bawa coat & jaket tebal ya, karena masih dingin apalagi buat orang tropis macam kita.

9. Persiapkan Vitamin dan obat-obatan ringan.

Ini perlu untuk menjaga kondisi sepanjang perjalanan. Saya biasanya siapkan Tolak Angin, Ester C, Antimo, Panadol, Safe Care, Counterpain dll. Selain itu kita berdua rutin olahraga setiap hari jadi biar tubuh fit selama disana. Si abang nge-gym, saya zumba atau aerobik minimal 1 jam setiap harinya he..he..

10. Perbekalan makanan.

Karena Jepang itu serba mahal dan banyak yang tidak halal, jadi bisa disiati untuk makan selama disana, dengan membawa rendang dari Indonesia. Alhamdulillah imigrasi di Jepang khususnya bandara Haneda tidak rese dan memperbolehkan kita membawa makanan dari Indonesia. Saya kemaren membawa rendang 1kg, bumbu nasi goreng berbungkus2, keripik balado, keripik macho khas Padang, coklat, serundeng, indomie, saus sambal dll. Alhamdulillah semua lewat dan lolos imigrasi. Memang sempat disuruh buka isi tas, tapi ga semua tas, hanya tas kecil saja lalu dipersilahkan lewat. Dengan membawa bekal dari Indonesia ini bisa sangat menghemat biaya makan selama disana lho. Percayalah nilai mata uang kita ini sangat tak berarti disana, bayangkan koin 500 yen itu seperti 500 perak saja nilainya, sedangkan jika di kurs kan ke rupiah nilainya lebih dari 50.000 rupiah hiks..hiks..

Cara hemat makan lain adalah dengan membeli makanan di mini market atau super market seperti 7eleven, familymart, lawson, dll. Makanan disini beraneka ragam, yang paling sering kami beli yaitu onigiri atau nasi kepal isi tuna mayones, udang dll (pilih yang isi seafood aja biar aman) seharga 100-130yen. Bisa juga beli roti, puding, keripik kentang dan cemilan lainnya. Rata-rata cemilan di Jepang enak-enak walau beli di mini market sekali pun. Kemasannya menarik harganya sekitar 100-200yen. Ada juga makanan beku dan bisa dipanaskan dengan microwave yang ada di minimarket, cuma kita ga beli, soalnya tiap mau beli makanan ini pas ditanya ke pegawai minimarketnya selalu ada kandungan pork-nya.

Serunya makanan yang dijual di mini market Jepang.

Onigiri tuna mayones favorit kita berdua.

Makanan sepanjang perjalanan dengan Shinkansen.

Jadi kalau ragu, mending nanya dulu ke pegawai minimarketnya apakah ini boleh kita makan apa ga, rata-rata pegawainya sudah paham kalau lihat wanita berjilbab. Terutama di minimarket stasiun-stasiun besar seperti di Kyoto Stasiun, Tokyo Stasiun dll. Itu tandanya traveler-traveler muslim sudah sangat familiar di Jepang, Alhamdulillah.

Demikian kira-kira persiapan yang saya lakukan sebelum trip ke Jepang. Berikutnya saya bakal posting rangkuman itinerary saya selama "Japan Sakura Trip" ini. Terus ikuti ya, dan semoga bermanfaat..!!!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sering Dipandang Sebelah Mata, Ternyata Wisata Negara Balkan Seindah Itu.

  Kotor Bay - Montenegro. Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu saya baru saja kembali dari trip beberapa negara di Eropa. Pada trip kali i...