Kamis, 28 Juli 2016

Turkey Trip Day 10 - Mudanya, Gulhane Park, and Galata Bridge (Bursa - Istanbul)

Galata Bridge.

Hari ini kami akan kembali ke Istanbul setelah seminggu lebih berkeliling kota-kota lain di Turki. Menurut rencana awal saya kami akan naik bus dari Bursa ke Istanbul. Setelah check out dari Onuncukoy Hotel Bursa, kami pun jalan kaki menuju halte bus, untuk menunggu bus no.38 yang akan mengantarkan kami ke otogar Bursa. Tapi entah mengapa dalam perjalanan ke halte tersebut saya berubah pikiran dan mau mencoba naik kapal ferry saja untuk ke Istanbul-nya. Memang ada 2 moda transportasi yang bisa kita naiki untuk ke Istanbul dari Bursa ini, selain bus kita juga bisa naik kapal ferry. Berdasarkan rencana yang telah saya susun sebelum ke Turki, mestinya kami naik bus. Karena memang informasi untuk naik bus ini yg saya kumpulkan sebelumnya. Tapi entah mengapa pagi itu saya tertantang untuk keluar jalur dan mau mencoba untuk naik kapal ferry ke Istanbul.

Berbekal informasi dari Pak Polisi, kami pun dapat nomor bus yang akan menuju Mudanya tempat pelabuhan ferry ke Istanbul. Tapi ternyata bus tersebut sudah lewat setengah jam yang lalu, baru lewat lagi nanti jam 11.30. Ga mungkin naik bus, akhirnya kami diberitahu orang sekitar untuk naik metro saja ke Mudanya. Mendengar hal itu, saya langsung semangat dan kami pun jalan kaki menuju stastiun metro yang jaraknya lumayan jauh. Ternyata sampai di stasiun metro, kami baru tau kalau dari stasiun metro kita mesti naik bus atau dolmus lagi menuju pelabuhan ferry di Mudanya. Karena kecapean dan males balik lagi ke halte bus yang jauh, akhirnya kami pun tetap melanjutkan perjalanan menuju Mudanya dengan metro.

Saat di metro, ternyata kami salah turun stasiun. Susahnya di Turki, metronya tidak seperti MRT di Singapura yang kalau salah turun kita bisa pindah ke jalur sebaliknya tanpa dipungut biaya. Kalau di Turki hal ini berbeda, jika mau naik metro arah sebaliknya mesti bayar lagi. Karena tampak kebingungan, sepasang kakek nenek berbaik hati membantu kami saat itu. Malah si nenek dengan ikhlas memberikan kami uang recehnya untuk beli tiket bus menuju pelabuhan. Karena kami tidak punya receh sedangkan tiket bus berupa card hanya bisa dibeli dengan uang koin.

Tapi ternyata bus yang ditunggu tidak kunjung datang, akhirnya kami bertanya ke orang lain bagaimana cara ke pelabuhan. Ternyata bisa dengan dolmus atau angkot. Disini pula kita baru tau kalau ada 2 pelabuhan ferry di Mudanya ini yaitu IDO dan MUDO. Bedanya kalau ferry dari MUDO berhenti di Kabatas Istanbul. Sedangkan ferry dari IDO berhenti di Yenikapi Istanbul. Dan 2 pelabuhan ini letaknya berjauhan dan dolmusnya pun beda. Karena saya pikir dari Kabatas tinggal naik tram sekali saja ke arah hotel di Gulhane jadinya saya pilih naik ferry di pelabuhan MUDO saja. Kami pun naik dolmus ke arah pelabuhan MUDO. Ongkos naik dolmus ke MUDO adalah 3.5 TL perorang. Untungnya koin receh pemberian nenek tadi belum kami belikan ke Bursa Card, jadi bisa pakai koin itu.

Ternyata drama kami belum selesai, sesampainya kami di pelabuhan MUDO ternyata tiket ferry ke Kabatas Istanbul untuk siang itu sudah habis dan hanya tersisa untuk ferry jam 20.30 malam. Asli saat itulah saya benar-benar menyesali keputusan saya untuk naik ferry ke Istanbul. Sedangkan rencana awal saya adalah naik bus. Walaupun sedikit kecewa dan menyesal dengan keputusan yang saya ambil. Tapi saya berusaha untuk berpikir jernih dan bertanya ke orang-orang setempat bagaimana cara menuju pelabuhan IDO dari pelabuhan MUDO ini. Ternyata bisa naik dolmus tujuan Guzelyali, nanti bilang saja ke supirnya untuk turun di IDO.

Geret-geret koper mencari tiket ferry ke Istanbul.

Bergegas kami berdua menuju tempat pemberhentian dolmus, tak lama dolmus tujuan Guzelyali pun datang. Ongkos menuju pelabuhan IDO dari MUDO ini sebesar 1.5 TL perorang. 15 menit perjalanan kami pun sampai didepan pelabuhan IDO. Harap-harap cemas kami bergegas masuk ke pelabuhan untuk membeli tiket. Mulut ini tak henti berdoa semoga masih ada tiket ferry siang ini untuk kami berdua ke Istanbul. Setibanya didepan counter penjualan tiket ferry kami pun langsung bertanya tiket ferry ke Istanbul siang ini. Alhamdulillah masih tersedia untuk keberangkatan jam 12.30, saat itu kami sampai disana jam 12.10 siang. Masih 20 menit lagi sebelum keberangkatan. Karena belum makan apa-apa siang ini, jadinya sebelum naik ferry saya pun membeli roti untuk kami berdua. 

Lega rasanya ketika tiket sudah ditangan. Ternyata pelabuhan MUDO dan IDO itu dikelola oleh 2 perusahaan yang berbeda. Pelabuhan MUDO lebih kecil dan ferry nya juga lebih kecil. Sedangkan pelabuhan MUDO lebih besar dan kapal ferry-nya pun ukurannya besar, malah bus-bus antar kota pun naiknya dari pelabuhan IDO. Tapi ferry untuk penumpang (orang) dengan ferry untuk bus atau kendaraan antar kota dibedakan. Ferry penumpang (orang) jauh lebih bagus dan baru modelnya dibandingkan ferry untuk bus.

Menuju ferry, Istanbul, i'm coming..
Ferry khusus penumpang yang kami naiki di IDO.

Tiket ferry dari IDO ke Yenikapi Istanbul seharga 36 TL perorang. Perjalanan dengan ferry ini kurang lebih 3 jam. Di tiket ferry tertera nomor kursi. Tapi karena nomor kursi kami terdapat di bagian bawah, kami tidak duduk di nomor yang semestinya, malah duduk di bagian atas. Soalnya saya suka pusing kalau duduk di bagian bawah kapal ferry.Awalnya kita tidak tau, kalau kapal ini bakal berhenti di pelabuhan-pelabuhan lain sebelum sampai Istanbul. Jadinya cuek aja duduk sampai tertidur di kursi bagian atas yang banyak kosong. Ternyata kursi yang kami duduki itu sudah ada pemiliknya saat tiba disalah satu pelabuhan kota lain. Jadinya kita pun pindah duduk ke kursi kosong yang lain he..he..

Ferry nya bersih dan terkesan masih baru.

Suasana didalam ferry.

Deretan kursi, yang memiliki nomor.

Jam 15.30 kami pun sampai di pelabuhan Yenikapi Istanbul. Dari pelabuhan kami pun jalan kaki menuju stasiun metro Yenikapi yang lumayan jauh letaknya. Ternyata dari Yenikapi cuma 1 stasiun metro jaraknya ke stasiun Sirkeci. Sesampainya di stasiun Sirkeci kami pun mencari petunjuk arah menuju ke Gulhane Park yang dekat dengan hotel kami menginap. Ternyata memang tidak jauh dari stasiun Sirkeci cukup berjalan kaki 10 menit, kami pun sampai di Hotel Modern Sultan Istanbul tempat kami menginap.

Alhamdulillah, setelah drama yang sangat melelahkan dari Bursa, akhirnya sampai juga kami sore itu dengan selamat di hotel Modern Sultan Istanbul. Petugas resepsionis hotel dengan sangat ramah menyambut kami dan memberikan kami 2 botol air mineral dingin. Kami pun diantar ke kamar 402  yang sudah dipersiapkan untuk kami. Kamar ini juga menghadap ke Hagia Sophia tapi kondisi kamarnya jauh lebih bagus dari kamar 302 yang sebelumnya kami tempati. Kamar mandinya juga lebih besar dan lebih baru. Melihat kamar yang diberikan lebih baik, kami pun sangat senang dan langsung beristirahat.

Kamar romantis di lantai 4 buat kami.

402 jendelanya langsung menghadap ke Hagia Sophia.

Kamar mandi bersih dan lebih baru.

Pink Toilet.

Cukup lama kami bermalas-malasan dikamar sore itu. Setelah makan dan bersih-bersih, jam 19.30 baru keluar lagi untuk jalan-jalan ke Gulhane Park. Mesti sudah jam 19.30 tapi suasana di Istanbul masih terang dan seperti sore hari. Jadi cocok sekali jalan-jalan ke Gulhane Park. Gulhane Park ini adalah taman terbesar yang berada dikawasan Sultanahmet. Gulhane Park ini sangat dekat dari hotel kami, hanya berjarak 100 meter saja. Didalam taman ini kita bisa menikmati bunga-bunga musim semi yang bermekaran. Jika bulan April taman ini penuh dengan bunga tulip, kalau bulan Mei saat saya datang Tulip digantikan oleh Mawar. Kami pun menikmati sore itu di Gulhane Park. Untuk masuk taman ini tidak dipungut biaya alias gratis.

Kursi taman di Gulhane Park.

Swing-swing dihamparan bunga.

Saking senangnya nyampe di Istanbul, lompat-lompat.

Cool man.

Konyolnya keluar.

Gadis Turki selfie di Gulhane Park, cakep bener deh.

Pacaran dulu ditaman cantik ini.

Senyum, sedih, tawa, tangis sama kamu.
Gulhane Park sign.

Pose.

Dari Gulhane Park kami lalu terus jalan ke arah Sirkeci dimana terdapat Galata Bridge. Pemandangan sepanjang jalan dipinggir pantai itu sangat indah. Beberapa kapal menawarkan kami untuk ikut Bophorus Cruise dengan mereka. Disini kami pun melihat jadwal Bophorus Cruise yang diadakan oleh perusahaan Sehir Hatlari yang merupakan milik pemerintahan Turki. Ternyata di Sehir Hatlari hanya ada 1 jadwal untuk ikut Short Bophorus Cruise yaitu jam 14.30 siang. Kami pun berencana besok untuk ikut Short Bophorus Cruise ini.

Keluar dari Gulhane Park, dari kejauhan terlihat Galata Tower.

Menyusuri selat Bosphorus sore itu.

Berlatar Galata Bridge dan Galata Tower.

New Mosque.

Saat tiba di Galata Bridge Bang Tomi antusias melihat bapak-bapak yang sangat ramai memancing dari atas jembatan. Karena rasa penasaran itu, dia pun asyik memoto seorang Bapak yang sedang memancing, eh tanpa disangka si Bapak malah meminjamkan alat pancingnya ke Bang Tomi, agar bisa bergaya dan mencoba memancing ikan di atas Galata Bridge. Wah senangnya si Abang, langsung deh saya abadikan moment langka tersebut he..he..

Lirik-lirik dulu karena penasaran ma yang lagi mancing ikan.

Senangnya dipinjamkan alat buat coba mancing di Galata bridge he..he..
Perlengkapan dan hasil pancingan bapak-bapak di Galata Bridge.

Pemandangan dari Galata Bridge.

Galata Bridge ini adalah jembatan yang menghubungkan 2 daratan Turki yang terpisah oleh selat Bophorus. Dari jembatan ini kita bisa melihat Galata Tower yang terkenal itu. Galata Bridge ini dibangun 2 tingkat, lantai bawah dikhususkan untuk resto dan lantai atas untuk jalan. Di bagian atas Galata Bridge ini banyak sekali bapak-bapak yang memancing ikan. Ikan-ikan yang didapat cukup banyak lho dan nantinya mereka jual. Suasana di Galata Bridge sore menjelang malam itu sangat menyenangkan. Dengan latar belakang New Mosque di satu sisi dan Galata tower disisi lainnya membuat Galata Bridge ini fotogenik. Dari kejauhan kita bisa melihat sunset dan perlahan lampu-lampu kios penjual balik emek (roti ikan) yang berwarna warni terlihat, menambah indah suasana.

Jangan lupa foto-foto dengan view cantik ini.

Jangan malu minta tolong orang buat motoin kita he..he..

Galata Tower & New Mosque kala senja.

Sibuk dengan alat pancingnya.
Indahnya Istanbul.

Jingga senja di selat Bosphorus.

Datanglah ke Galata Bridge dikala senja, dan kita bisa menikmati keindahan seperti ini.

Deretan penjual balik emek di tepi selat Bosphorus.

Setelah puas menyusuri Galata Bridge kami pun kembali ke hotel. Suasana sudah berubah menjadi malam saat kami kembali ke Hotel. Ternyata suasana malam di Istanbul sepi, hanya beberapa tempat yang ramai. Sempat serem juga saat melewati jalanan yang sepi. Tapi tidak lama, akhirnya kami ketemu jalan yang ramai lagi. Pesan moral dari kejadian yang saya alami saat dari Bursa ke Istanbul adalah, jangan mencoba-coba mengubah rencana kalau informasi yang kita punya sangat minim. Kenekad-an saya mengubah rencana yang sudah matang, memberikan pelajaran berharga dan bakal jadi pengalaman yang tak terlupakan. Tapi kalau ga nekad saya ga punya cerita seseru ini he..he.. Next saya bakal cerita tentang pengalaman kami ke Tokapi Palace dan ikut Bophorus Cruise, serta saya akan memberikan bocoran satu tempat yang keren banget untuk foto-foto di Istanbul. Terus ikuti ya dan semoga bermanfaat..

Ketika malam dan Istanbul mulai sepi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sering Dipandang Sebelah Mata, Ternyata Wisata Negara Balkan Seindah Itu.

  Kotor Bay - Montenegro. Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu saya baru saja kembali dari trip beberapa negara di Eropa. Pada trip kali i...