Kamis, 14 Juli 2016

Turkey Trip Day 9 - Teleferik Uludag, Grand Bazaar, Ulucamii, Karabas-i Veli Kultur Merkezi (Bursa)

Mt. Uludag.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 5 jam dengan bus malam dari Selcuk ke Bursa, akhirnya jam 5 pagi kami sampai di otogar Bursa. Suasana otogar bursa subuh itu sudah ramai. Otogar Bursa ini terletak cukup jauh dari tengah kota, oleh karena itu kita mesti naik bus lagi untuk mencapai tengah kota. Terminal bus antar kota dan terminal bus dalam kotanya terletak berdekatan. Tapi karena kami tidak tau posisinya jadi bertanya ke petugas informasi yang ada di dalam terminal bus antar kota. Kami akhirnya diantar dan ditunjukan tempat beli tiket bus sekali jalan untuk menuju pusat kota (hotel). Kami menginap di Onuncukoy Hotel Bursa, dari otogar Bursa kita naik bus no. 94. Karena bus no. 94 ini baru beroperasi jam 6 pagi, jadinya kita pun menunggu dihalte bersama penumpang lainnya.

Untuk sekali jalan kita bisa membeli kartu transportasi sekali jalan (Bursa Card) seharga 3 TL perorang, tempat belinya di kedai kecil tak jauh dari halte bus. Bursa card ini bisa untuk bus maupun metro. Saat sudah dalam bus kami bertanya lagi ke penduduk setempat dimana kami berhenti jika ingin ke Onuncukoy dengan memperlihatkan peta hotel. Ternyata kami mesti turun di Halte Gokdere (yang berhubungan dengan stasiun metro Gokdere). Lalu jalan kaki sekitar 800 meter menuju hotel. saat turun ini kami sempat salah jalan dan tersesat. Bertanya dengan penduduk setempat, tapi dia juga ga tau hotel Onuncukoy ini. Sampai akhirnya ketemu pos polisi dan diantar oleh Pak polisinya ke hotel Onuncukoy yang memang sudah dekat posisinya. Pak polisi sempat mewanti-wanti kami untuk berhati-hati di Bursa ini, karena tingkat kriminal di Bursa cukup tinggi. Pak Polisi juga tidak menyarankan kami untuk jalan-jalan di malam hari.

Syukur Alhamdulillah, pagi itu kami sampai juga di hotel Onuncukoy, setelah sempat salah jalan. Untung ketemu pos polisi dan diantar oleh Pak polisinya. Sampai di hotel kami disuruh menunggu karena kamar hotel penuh, nanti jam 9 baru ada yang check out. Selagi menunggu kita pun dipersilakan untuk bikin teh oleh petugas hotelnya. Jam 9 kamar kami pun siap dan kami dipersilakan untuk check in oleh petugas hotelnya. Sampai kamar kita beres-beres dan tidur lagi sampai siang.

Kamar sederhana di Onuncukoy Hotel Bursa.
Kamar mandi di Onuncukoy Hotel.

Toilet Onuncukoy Hotel.

Perabotannya sudah jadul di Onuncukoy Hotel.

Sehabis zuhur, kami baru keluar dari hotel. Sebelumnya kita bertanya ke resepsionis hotel bagaimana cara menuju Teleferik Bursa. Kita pun diberikan peta Bursa dan dijelaskan tempat-tempat yang bakal kita kunjungi hari ini. Teleferik Bursa adalah cable car atau kereta gantung yang menghubungkan pusat kota Bursa dengan Mt. Uludag. Mt. Uludag yang ada di Bursa ini terkenal sebagai ski resort saat musim dingin di Turki, karena salju yang ada di Mt. Uludag ini cukup tebal. Walau kami datang saat musim semi, tapi kita masih bisa melihat salju di puncak gunung Uludag ini. 

Salju yang mulai menipis di Mt. Uludag.

Berbekal info dari petugas hotel, kami pun pergi ke Teleferik ini. Rutenya, pertama mesti jalan kaki sampai ke daerah pertokoan dekat Ulucamii (Great Mosque Bursa). Dari sana cari tempat nge-tem dolmus menuju teleferik. Kalau bingung, tanya saja ke orang-orang setempat atau polisi. Dolmus ke teleferik ini berupa sedan yang bisa diisi 4 orang, tarif menuju teleferik 2.25 TL perorang yang dibayar ke supirnya langsung saat diatas dolmus. Dengan dolmus ini kita nanti diantar sampai ke depan teleferik. Sesampainya di teleferik kami pun membeli tiket naik cable car ini seharga 35 TL perorang untuk perjalan pulang pergi. Walau cuaca mendung siang itu, tapi pengunjung teleferik cukup ramai lho.

Cable Car di Bursa.

Tiket sudah ditangan kita pun langsung naik cable car nya. Wah seru banget, apalagi dalam cable car ini hanya kita berdua isinya. Jadi bebas berekspresi dan berkomentar selama perjalanan. Pemandangan saat cable car baru naik sungguh memukau, kita bisa melihat kota Bursa dari ketinggian. Ditengah-tengah perjalanan ada terminal cable car dimana kita bisa berhenti dan turun dari cable car. Pada terminal pertama ini terdapat pusat rekreasi dan pertokoan souvenir khas Bursa. Disini dari kejauhan kita sudah bisa melihat puncak gunung Uludag yang tertutup salju. Kami turun dan foto-foto disini.

Ketika cable car di teleferik baru saja berangkat.

Pemandangan ketika kita naik cable car.

Turun di terminal Cable Car yang pertama.

Disini terdapat pertokoan dan cafe.

Terminal cable car ditengah perjalanan menuju Mt. Uludag.

Bursa Sign.

Hati-hati ketika menaiki cable car ini.
Enjoy.

Setelah puas foto-foto di terminal cable car pertama kami pun melanjutkan naik cable car lagi ke terminal cable car kedua atau yang paling tinggi. Pemandangan pun berganti dengan pepohonan pinus dan cemara yang tinggi-tinggi khas pergunungan salju. Semakin lama, puncak gunung Uludag pun makin jelas terlihat. Sampai di pemberhentian terakhir kereta gantung, kita pun turun dan jalan mengikuti turis lainya mencari sopt foto. Karena kami datang sudah akhir bulan mei, jadinya salju hanya tampak di puncak Mt. Uludag. Kalau awal April di pemberhentian cable car ini masih  bersalju katanya. Dingin pun sudah mencapai tulang, jadinya kita pun memakai pakaian berlapis yang memang sudah dipersiapkan sebelumnya. Sebenarnya kita bisa mencapai puncak gunung bersalju dengan menyewa mobil yang ada di depan terminal cable car terakhir ini. Tapi kami tidak minat, karena sudah pernah main salju di pegunungan Swiss tahun lalu he..he..

Menuju puncak Mt. Uludag.
Abang di Mt. Uludag.

Langsung pakai pakaian berlapis.

Senangnya bisa ke gunung salju lagi he..he..

Berpelukan..

Mendung, tapi saljunya masih kelihatan.

Suasana di puncak Mt. Uludag.

Puas menikmati suasana dan keindahan alam di teleferik Mt. Uludag, kami pun lalu turun lagi ke bawah dengan cable car. Ingat tiket cable car tidak boleh hilang selama disini, karena tiket akan selalu dicek oleh petugas dipintu masuk teleferiknya. Dengan tiket pula kita baru bisa masuk, kalau tiket hilang mesti beli lagi sayangkan. Perjalanan dengan cable car teleferik dari Bursa ke Mt. Uludag dan sebaliknya kurang lebih 1 jam perjalanan. Sampai di terminal paling bawah teleferik, kami pun kembali mencari dolmus untuk kembali ke tengah kota (Ulucamii). Tarif dolmus dari teleferik ke Ulucamii sama dengan arah sebaliknya yaitu 2.25 TL perorang.

Mt. Uludag ketika kami turun dengan cable car.

Nice view.

Ketika akan sampai di teleferik paling bawah di pusat kota Bursa.

Sampai di terminal dolmus dekat Ulucamii, kami pun lanjut jalan kaki ke Grand Bazaar Bursa. Wah disini adalah surga wanita, karena banyak barang keren-keren yang dijual disini. Mulai dari baju, sepatu, jilbab, sampai rempah dan buah pun ada. Kami pun menjelajahi pasar terbesar di Bursa ini. Sore itu ramai sekali pengunjung dan rata-rata semua orang menenteng belanjaan. wah saya pun tergoda untuk belanja, karena harga-harga yang ditawarkan pun tidak mahal. Pantes banyak orang yang belanja karena bisa dikatakan disini harga barangnya murah dan terjangkau. Saya membeli 4 jilbab khas Turki yang memang saya inginkan beberapa hari ini. Alhamdulillah ketemu pas di Grand Bazaar Bursa. Oya Bursa terkenal dengan Silk atau Sutra nya jadi memang ga salah banyak sekali toko jilbab dan sutra disini. Tadinya tergoda mau beli sepatu juga, tapi karena di Korea sebelumnya uda banyak beli sepatu jadinya mesti nahan diri dulu lah he..he..

Grand Bazaar Bursa.

Belanja di Grand Bazaar Bursa.

Ada pasar buah juga ada Grand Bazaar Bursa.

Puas belanja di Grand Bazaar, kami lalu ke Great Mosque Bursa (Ulucamii). Sore itu hujan cukup deras jadi banyak orang yang berteduh didalam mesjid terbesar di Bursa ini. Sekitar 2 minggu sebelum kami datang sempat terjadi bom bunuh diri didepan mesjid ini. Interior didalam mesjid ini sangat khas Turki. Langit-langit tinggi tapi lampu besarnya digantung rendah. Yang unik di mesjid ini adalah dibagian tengahnya terdapat kolam air mancur yang berfungsi sebagai tempat wudhu.

Ulucamii Bursa.

Suasana didalam Ulucamii Bursa.

Air mancur di tengah mesjid untuk tempat ber-wudhu.

Dari Ulucamii, kita lanjut menuju Karabas-i Veli Kultur Merkezi yaitu pusat peribadatan Islam Sufi yang ada di Bursa. Berbekal peta dan bertanya ke orang-orang setempat kita pun jalan kaki ke sana. Jaraknya cukup jauh kurang lebih 20 menit berjalan kaki. Sesampai disana ternyata ramai sekali orang Turki yang datang, dipekarangannya memang tersedia banyak kursi-kursi yang sebagian besar sudah diduduki oleh penduduk setempat. Saat kami datang kami disambut oleh salah seorang pengurusnya. Terlihat kalau kami turis asing, dia langsung menyambut kami.

Saat kami datang ke rumah peribatan Sufi di Bursa.

Kami pun menjelaskan maksud kedatangan kami ke Karabas-i Veli Kultur Merkezi adalah untuk melihat Whirling Dervish yang terkenal itu. Dan disini adalah tempat kita bisa melihat whirling dervish original secara gratis karena memang merupakan rumah peribadatan Islam Sufi. Jika di Istanbul kita memang bisa melihatnya tapi fungsi whirling dervish di Istanbul sudah sangat komersil dan turistik tidak lagi original untuk berdoa. Di Istanbul kita mesti mengeluarkan uang sebesar 50 TL atau lebih untuk menikmati whirling Dervish ini. Nah disini karena memang rumah peribatannya langsung jadi memang original dan otentik, mereka melakukan whirling dervish memang untuk berdoa kepada Allah SWT. Jadinya kita pun diperbolehkan menonton secara gratis.

Ternyata sore itu sedang ada acara besar di sana, karena Kyai atau Ulama terbesar Sufi di Turki sedang berhadir dan akan mengadakan pengajian disana malam ini. Makanya sore itu ramai sekali penduduk setempat yang datang. Hari itu adalah hari Sabtu dan katanya memang setiap malam minggu ada pengajian disana. Tapi kami tetap bisa menonton Whirling Dervish nya setelah acara pengajian karena memang mereka akan berdoa bersama. Tapi acara Whirling Dervish baru akan dimulai dekat tengah malam. Namun pengurus yang menyambut kami ini, mengatakan tunggu saja dan ikutlah santap malam bersama kami disini.

Orang-orang berkumpul sore itu di pusat pengajian Sufi ini.

Bapak-bapak bertopi merah adalah yang bertugas untuk memasak dan menyajikan makanan ke setiap tamu.


Cute baby look at me.

Ternyata pas Magrib nanti ada makan bersama gratis disana, sebelum pengajian dimulai malam harinya, jadi kami pun diundang untuk ikut. Mendengar bakal ada acara makan-makan gratis kami pun senang dan penasaran he..he.. Kami pun dipersilakan duduk didekat pemuka-pemuka agama mereka. Wah berasa jadi tamu terhormat ni kita. Saat Magrib menjelang, minuman khas Turki Ayran pun dibagikan. Ayran adalah minuman yogurt asin yang sangat khas di Turki. Selain itu juga dibagikan air mineral. Lalu makanan pun dibagikan berupa nasi berisi potongan-potongan daging sapi. Saat azan Magrib berkumandang, semua orang lalu makan bersama. Sepertinya mereka berpuasa dan buka bersama disana. Kami pun ikut makan bersama pemuka-pemuka Sufi di Bursa.

Duduk diantara  pemuka agama Sufi di Bursa.
Ayran minuman khas Turki.

Nasi daging yang dihidangkan oleh anggota Sufi Bursa.

Selesai makan kami juga diberi baklava sebagai dessert. Baklava juga makanan khas Turki yaitu berupa kue manis berisi kacang-kacangan. Wah kami benar-benar dijamu oleh mereka disana. Selesai makan, orang-orang lalu bersiap untuk ikut acara pegajiannya. Karena tempat terbatas, dan orang sangat ramai kami tidak kebagian tempat untuk solat Magrib, jadinya kita pun memutuskan untuk jamak solat Magrib diwaktu Isya nanti.

Awalnya kita berdua ragu, apakah ingin menunggu sampai acara pengajian ini selesai untuk melihat whirling dervish, atau kembali saja ke hotel. Tapi karena malam itu gerimis, kami pun takut jalan kaki ke hotel yang jaraknya cukup jauh, akhirnya kami tetap saja disana mengikuti pengajiannya. Berharap nanti bisa minta tolong orang yang ada disana untuk diantar ke hotel. Soalnya saat kami tanya taxi pun ke orang-orang disana tidak aman di malam hari.

Kami pun duduk didalam ruangan pengajian bersama orang-orang Bursa lainnya. Bangunannya terdiri dari 2 lantai, lantai bawah khusus untuk pria dan lantai atas khusus untuk wanita. Karena malam itu sangat penuh saya pun hanya kebagian duduk ditangga. Nah disini lah saya berkenalan dengan Emine seorang gadis cantik asli Bursa yang duduk disebelah saya. Setelah ngobrol-ngobrol akhirnya saya beranikan diri untuk bertanya ke Emine apakah kami bisa menumpang dengan mobilnya untuk balik ke hotel. Emine kesini memakai mobil bertiga dengan ayah dan adik perempuannya. Dia tak langsung mengiyakan, karena mesti bertanya ke ayahnya dulu. Setelah ayahnya setuju, dia pun berkata ke saya, nanti bisa ikut dengan mereka saat balik ke hotel. Alhamdulillah kekhawatiran saya untuk balik ke hotel pun sudah teratasi.

Suasana saat pengajian akan dimulai, ruangan penuh sesak.

Ulama besar kaum Sufi Bursa memberikan pengajian.

Emine dan adiknya Fatmanur dewi penolong saya di Bursa.

Saya pun tenang mengikuti acara pengajian Sufi ini. Dari jauh saya memberi kode ke Bang Tomi, kalau ada kenalan yang bakal antar ke hotel nanti. Emine sekeluarga pun dengan sangat baik hati menunggu kami melihat acara Whirling Dervish sehabis pengajian sampai selesai. Malah dia minta ke ibu-ibu di lantai atas untuk memberikan saya tempat duduk di bagian depan agar bisa melihat whirling dervish dengan jelas. Dia menjelaskan kalau saya adalah turis dari Indonesia yang mau melihat Whirling Dervish. Acara doa Whirling Dervish ini berlangsung kurang lebih 30-40 menit. Benar-benar menakjubkan melihat mereka berputar-putar sambil melantunkan puji kepada Allah dan RasulNya. Kita bakal dibuat hanyut dengan lantunan doa saat Whirling dervish ini. Betapa indahnya Islam, dan saya bersyukur dengan keyakinan saya ini. Begitu banyak kemudahan yang saya dapat dari sesama saudara muslim di Turki.

Pemain alat musik untuk Whirling Dervish.

Ketika Whirling Dervish dimulai.

View dari lantai 2 tempat khusus wanita.
View Whirling Dervish dari lantai 1 tempat khusus pria.

Suasana dalam rumah Sufi saat Whirling Dervish berlangsung.
Ketika Whirling Dervish berhenti berputar.

Diakhiri dengan Doa dan Salawat kepada Rasulullah

Setelah acara Whirling Dervish selesai kami pun beranjak bersama Emine dan keluarganya. Diatas mobil kita pun bertukar instagram dan berjanji untuk tetap saling keep in touch. Ayah Emine pun sangat baik, walau tidak bisa berbahasa Inggris kami tetap berkomunikasi dengan bantuan terjemahan dari Emine. Emine berusia 17 tahun dan adiknya Fatmanur berusia 12 tahun. Gadis-gadis cantik ini bagai dewi penolong kami saat di Bursa. Kami diantar samapi didepan hotel Onuncukoy tempat kami menginap. Malam itu sudah lewat tengah malam. Bursa meninggalkan kesan manis tak terlupakan bagi kami berdua. Next saya akan bercerita pengalaman kami dari Bursa ke Istanbul dan jalan-jalan sore kami ke dari Gulhane Park sampai ke daerah Sirkeci Istanbul. Semoga bermanfaat.

6 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. mw tanya mba, Saya dr pamukalle ke bursa sktr jam 9 malam, sampe bursa jam 6 pagi. Dr bursa otogar langsung ke uludag gimana ya ? Dr uludag ke grand bazar terus balik ke bursa otogar lg pke apa ?
    Apa kira2 memungkinkan di bursa cuman 1 hari hanya utk ke uludag dan grand bazar, sore nya saya ke istanbul..
    Mohon jawaban nya. Terimakasih ^_^

    BalasHapus
  3. Hai Nurul..

    Kalau mau ke grand bazaar atau uludag teleferik dari bursa otogar ada bus yg langsung menuju kesana, untuk pasti no bus nya bisa ditanyakan ke petugas informasi bursa otogar ketika sampai disana. Kalau ga salah bus no.94 yg saya naiki salah satu tujuannya adalah uludag teleferik.

    Karna nyampenya pagi, saran saya ke grand bazaar dulu, baru nanti siangnya ke uludag.

    Dari uludag teleferik nanti tinggal naik bus yang langsung menuju bursa otogar, no bus nya sama dengan rute yang dari bursa otogar ke uludag teleferik. Jadi nanti saat bertanya ke petugas informasi di bursa otogar jangan lupa dicatat no bus nya agar tidak lupa. Kalau lupa, nanya lagi aja ke orang2 disana pasti dibantu kok.

    Bisa kok di bursanya sehari aja ga usah nginap kalau memang rutenya hanya ke grand bazaar dan uludag. Tapi di grand bazaarnya ga usah lama2 ya he..he.. Semoga membantu..enjoy Turki..

    BalasHapus
  4. Mba mau tanya dong,internet nya gimana disana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya selalu memanfaatkan fasilitas free wifi yang ada (seperti di airport atau penginapan) selama di Turki.. tidak pakai fasilitas internet yang lain.

      Hapus
  5. di istanbul adakah tempat menyimpan luggage

    BalasHapus

Day 6 UK Trip 2023 - Edinburgh.

  Dean Village. Tanpa kita sadar uda masuk hari ke-6 perjalanan kami pada UK Trip kali ini, dan masuk hari kedua di Edinburgh. Hari ini kita...