Sabtu, 02 Juli 2016

Turkey Trip Day 7 - Church of St. John & Sirince (Selcuk)

Reruntuhan gereja St. John Selcuk.

Pagi ini sebelum check out dari hotel, kami sarapan dulu. Sarapan yang disediakan oleh Ozbay Hotel Pamukkale ini berbeda dari hotel-hotel sebelumnya. Tidak disediakan prasmanan, tapi akan dihidangkan per-meja setiap tamu hotel datang ke restoran. Untuk minuman kopi dan teh tersedia unlimited dan bisa kita buat sendiri. Hidangan sarapannya menarik dan banyak pilihan khas sarapan ala Turki. Dari restoran hotel, kami bisa melihat Cotton Castle Pamukkale yang memang tidak jauh letaknya dari hotel kami. Selesai sarapan kita pun check out dari hotel, pas mau bayar kita malah dikasi diskon oleh pihak hotelnya. Wah Alhamdulillah, memang rata-rata baik ya orang-orang Turki ini.

Sarapan di Ozbay Hotel Pamukkale.

Ozbay Hotel pagi itu.

Jam 09.15 dari Ozbay Hotel, kami pun berjalan kaki menuju kantor bus Pamukkale, tempat dimana kami akan dijemput oleh bus Pamukkale yang akan mengantarkan kami ke Selcuk. Sesampainya dikantor bus Pamukkale ini, kami tidak menunggu terlalu lama, karena bus datang tepat waktu jam 09.30 pagi. Bus Pamukkale yang kami naiki untuk ke Selcuk ini ukurannya tidak sebesar bus-bus sebelumnya. Tapi keuntungannya kita dijemput langsung oleh busnya ke Pamukkale. Soalnya banyak bus-bus besar lainnya tidak menjemput penumpang ke Pamukkale, jadi kita mesti naik dolmus (angkot) lagi dari Pamukkale ke otogar Denizli, yang merupakan otogar terdekat dari Pamukkale. Walau ukuranya lebih kecil, tetap saja dilengkapi dengan pramugara dan layar tv disetiap kursinya.
 
Bus Pamukkale dari Pamukkale ke Selcuk.

Bagian dalam bus Pamukkale.

Tetap ada fasilitas TV nya.

Perjalanan dari Pamukkale ke Selcuk memakan waktu kurang lebih 4 jam perjalanan dengan bus. Saat naik bus ini kami bertemu dengan seorang traveler wanita dari China. Orangnya sangat ramah dan senang ngobrol. Di dalam bus kita sempat bertegur sapa dan ternyata dia juga pernah ke Indonesia. Dari Pamukkale bus hanya berisi 4 penumpang, yaitu kami berdua, si traveler wanita dari China, dan satu traveler pria bule. Dari Pamukkale bus menuju otogar Denizli dulu untuk mengambil penumpang lainnya. Di otogar Denizli penumpang bus ini terisi penuh. Jam 10.00 dari Denizli kami pun melanjutkan perjalanan ke Selcuk. Sepanjang perjalanan kita kebanyakan tidur, terutama Bang Tomi si raja pelor he..he..

Denizli Otogar.

Terminal bus di kota Denizli.

Sekitar jam 2 siang kami tiba di otogar Selcuk. Sesampainya disana, kita langsung menuju kantor bus Metro untuk beli tiket bus menuju Bursa besok malam. Karena sebelumnya belum pernah coba naik bus Metro makanya kami penasaran pengen coba naik bus ini ke Bursa. Tapi sayang sekali jadwalnya kurang pas, karena bus malam yang berangkat dari Selcuk tiba di Bursanya dini hari. Jadinya kami pindah ke kantor bus Kamilkoc disebelahnya. Ternyata jadwal bus Kamilkoc ada yang cocok buat kami yaitu berangkat jam 23.30 malam sampai di Bursa nya jam 06.00 pagi. Kami akhirnya beli tiket bus malam ini seharga 55 TL perorang.

Saat di kantor bus Kamilkoc ini kami bertemu lagi dengan si Traveler wanita dari China yang tadi satu bus dengan kami dari Pamukkale. Dia juga mau beli tiket bus Kamilkoc, tapi tujuannya ke Istanbul. Dia bertanya dimana kami menginap selama di Selcuk. Saya bilang kalau kami menginap di ANZ Guesthouse. Mendengar hal itu dia nebeng bareng kita ke ANZ Guesthouse karena dia belum booking penginapan di Selcuk. Jadi bareng-bareng kita bertiga dari otogar Selcuk menuju ANZ Guesthouse yang letaknya cuma beberapa ratus meter dari otogar Selcuk. Sepanjang perjalanan singkat itu dia bercerita kalau waktu ke Indonesia dia traveling ke Jogyakarta. Kami berkenalan tapi saya lupa namanya he..he..

Sesampainya di ANZ Guesthouse kami disambut oleh Bapak Resepsionis dan anak perempuannya. Saat proses check in kami bertemu lagi dengan traveler pria bule yang satu bus dengan kami dari Pamukkale. Ternyata dia menginap di ANZ Guesthouse juga. Wah ANZ Guesthouse Selcuk ini memang terkenal dikalangan traveler terutama backpacker. Pantas saat kami nanya arah dari otogar ke ANZ Guesthouse semua orang tau dimana letaknya, termasuk petugas kantor bus Kamilkoc di otogar Selcuk. Selesai pengecekan data bookingan kami di resepsionis, kami lalu diantar ke kamar dan diperbolehkan memilih kamar yang kami mau dari 2 kamar kosong yang tersedia. Setelah memilih kamar, kami pun beristirahat di kamar.

Kamar di ANZ Guesthouse.

Lengkap dengan AC.

Kamar mandi didalam kamarnya kecil tapi bersih.

Setelah istirahat dan sholat, kami lalu bersiap untuk menjelajahi kota Selcuk dan sekitarnya. Rencana kami siang ini mau ke Reruntuhan Gereja St. John dan castle yang ada didekatnya. Lalu sorenya kami mau mengunjungi Sirince, yaitu desa kecil nan cantik peninggalan bangsa Yunani yang letaknya tidak jauh dari kota Selcuk. Sebelum jalan-jalan kami mampir ke resepsionis dulu buat bertanya rute menuju Gereja St. John. Kami pun diberikan peta kota Selcuk berikut arahan menuju tempat-tempat wisata terdekat. Dari ANZ Guesthouse kita cukup berjalan kaki menuju reruntuhan Gereja St. John jaraknya cukup dekat.

Kontur jalan di Selcuk naik turun karena memang kota ini berada di perbukitan. Sedikit mendaki dari ANZ Guesthouse kami pun sampai di peninggalan Gereja St. John. Kalau menurut sejarah Khatolik, St. John ini adalah anak murid kesayangan Yesus. Dan gereja ini dibangun di atas makamnya oleh Kaisar Justinian sebagai bentuk penghormatan. Jadi situs bersejarah ini amat berarti bagi umat Nasrani. Kami pun menghabiskan waktu berkeliling Gereja St. John. Karena Gereja ini dibangun diatas bukit, jadi view yang dapat kita lihat dari gereja ini amat sangat indah. Tidak jauh dari Gereja ini terdapat sebuah Castle (Benteng). Benteng ini dulunya digunakan sebagai tempat pertahanan semasa zaman Bizantium dan Turki Ottoman. Karena terletak diatas bukit Ayasoluk, benteng ini pun bernama Benteng Ayasoluk. Kami memutuskan menikmati benteng ini dari jauh saja. Karena mengingat waktu yang semakin sore dan segera beranjak dari Gereja St. John menuju otogar untuk naik dolmus ke Sirince.

Gerbang masuk gereje St. John.

Pilar-pilar sisa reruntuhan gereja.

Kita di gereje St. John.

Ketemu kura-kura disini.

Makam St. John yang ada didalam area gereja.

Sayang tinggal reruntuhannya saja saat ini.

Salah satu bagian gereje St. John.

Benteng Ayasoluk.

Miniatur bangunan gereja St. John saat masih utuh.

Dari kejauhan kita bisa melihat kota Selcuk yang dikelilingi perbukitan.

Abang dengan latar belakang reruntuhan gereja.

Bagian makam dilihat dari jauh.

Panas yang terik.

Bagian dalam gereja.

Reruntuhan gereja jika dilihat dari atas.

Selcuk yang indah.

Sepanjang perjalanan menuju otogar kami melihat banyak sekali pohon jeruk yang berbuah lebat disepanjang trotoar di Selcuk ini. Rasanya pengen ambil, tapi takut ga boleh karena kita ga melihat satu orang pun yang ambil buah jeruk tersebut. Sampai-sampai mikir itu bukan buah jeruk, tapi buah yang mirip dengan jeruk dan ga bisa dimakan he..he.. Tiba di otogar kami langsung bertanya dolmus tujuan ke Sirince. Kami pun langsung di arahkan menuju dolmus yang bertujuan ke Sirince dan naik dolmus tersebut. Biasanya si supir dolmus bakal teriak-teriak kok "Sirince..sirince", atau "Efes..Efes.." untuk dolmus tujuan Ephesus. Setelah penumpang terisi penuh, si supir bus bakal menarik ongkos ke setiap penumpang. Ongkos dari otogar Selcuk ke Sirince adalah 3 TL perorang, begitu juga sebaliknya. Setelah urusan ongkos selesai, dolmus pun berangkat menuju Sirince.

Pohon jeruk disepanjang jalan Selcuk.

Dolmus menuju Sirince.

Tarif Selcuk - Sirince 3 TL one way perorang.

Sirince adalah desa peninggalan bangsa Yunani yang kini ditempati oleh orang Turki keturunan Yunani. Yang membuat desa ini unik dan terkenal adalah bangunan-bangunan tuanya yang masih dijaga utuh dan keindahan alam desa itu sendiri. Sirince ini berada di daratan tinggi yang asri dan kaya akan hasil alamnya. Kita bakal melewati perjalanan yang berkelok-kelok khas pegunungan dari Selcuk ke Sirince. Tapi jaraknya ga jauh kok, cuma 15-20 menit perjalanan kita pun tiba di Sirince. Sesampainya di Sirince kita langsung disambut dengan kemeriahan pasar Sirince. Sore itu ramai sekali turis yang berkunjung ke Sirince, tidak hanya turis asing, tapi wisatawan lokal pun banyak. Pasar Sirince menjual berbagai macam souvenir dan hasil alam khas Sirince. Mulai dari Olive Oil, berbagai macam sabun berbahan dasar Olive (Zaitun), asesoris dari bunga segar, minuman anggur dll. Sirince memang dikenal sebagai penghasil buah zaitun dan anggur terbesar di Turki. Untuk bisa masuk ke bagian dalam desa, kita memang mesti melewati pasar Sirince ini.

Penjual es krim di Sirince.

Baru turun dolmus langsung disambut keriuhan pasar.

Pasar Sirince yang ramai sore itu.

Salah satu toko yang pernah jadi tempat syuting film Troy.

Suasana pasar yang menyenangkan.

Saat menyusuri pasar ini, saya melihat satu penjual roti bakar yang ramai oleh pengunjung. Ketika melihat roti bakarnya berisi irisan daging sapi, keju dan sayuran seperti Hamburger. Karena penasaran dan juga laper saya pun mengajak Bang Tomi untuk coba beli. Ternyata memang enak roti bakarnya, ukurannya juga jumbo, jadinya mengenyangkan. Si penjual nya juga berbaik hati memberi kami minuman sari buah pomegranate untuk kami coba. Setelah kenyang oleh roti bakar dagingnya, kami pun melanjutkan perjalanan menyusuri pasar Sirince.

Lagi nungguin roti bakarnya.

Roti bakarnya gede, jangan lupa sambal abc juga he..he..
Saat melewati beberapa restoran saya sempat melihat seorang ibu tua yang sibuk membuat adonan seperti adonan kulit marabat telur, tapi bedanya adonan kulit ini disini dengan berbagai macam sayuran. Saking asyiknya ibu ini membuat, sampai-sampai dia tidak tau saya memperhatikan dan mengambil fotonya he..he.. Sepertinya adonan yang ibu itu buat adalah makanan khas disini. Di pasar Sirince ini saya juga banyak melihat nenek-nenek yang menjual berbagai macam bunga dan hasil alam Sirince, kebanyakan bunga-bunga itu dirangkai menjadi hiasan kepala seperti orang Yunani. Ada juga yang menjual hasil kerajinan tangan berupa rajutan. Kami sangat menikmati berkeliling pasar Sirince ini, karena banyak sekali yang bisa dilihat.

Si ibu pembuat adonan.

Nenek-nenek penjual rangkaian bunga dan rempah.


Setelah melewati pasar, kita pun masuk ke bagian dalam desa Sirince. Disini kita bisa mengunjungi peninggalan Gereja dan Fountain of Mary. Saat mengunjungi peninggalan gereja yunani itulah kami melihat pemandangan khas desa Sirince. Dari kejauhan nampak bangunan putih bertingkat-tingkat khas Yunani yang masih dipertahankan di Sirince. Bangunan-bangunan putih ini nampak kontras dengan bukit hijau disekelilingnya. Dari gereja kami lalu pergi ke Fountain of Mary. Yaitu sebuah air mancur yang ada di tengah desa Sirince. Ada yang unik di air mancur ini, karena banyak orang yang berusaha untuk melempar koin ke dalam lubang yang ada didasar kolam air mancur ini. Konon katanya kalau koin yang dilempar bisa masuk ke dalam lubang itu, harapan kita bakal terwujud he..he.. Kita sih ga coba, cuma nonton orang-orang yang coba lempar koinnya. Ada satu keluarga yang kasi koin ke setiap anaknya dan menyuruh setiap anak melempar koin tersebut. Dari semua anak dikeluarga itu, cuma satu yang berhasil memasukkan koin ke dalam lubang dan itu anak yang paling kecil. Kita pun bersorak dan tepuk tangan ketika koinnya berhasil masuk he..he..

Desa kecil nan cantik Sirince.

Bangunan putihnya yang berderet diatas bukit itu khas bangunan Yunani.

Jalan menuju desa Sirince.

Peninggalan gereja di Sirince.

Fountain of Mary.

Lempar koin ke dalam Fountain of Mary.

Musim semi yang cantik di Sirince.


Puas menikmati bagian dalam desa, kami pun kembali menyusuri pasar Sirince. Kali ini niatnya buat belanja oleh-oleh. Soalnya oleh-oleh khas disini ga bakal kita temui di kota lain. Jadinya mesti dibeli disini. Menurut saya oleh-oleh yang dijual di Sirince sangat beragam dan khas. Kualitasnya juga bagus-bagus. Sebenarnya saya pengen icip-icip wine khas Sirince yang terkenal enak itu, tapi ga boleh sama Bang Tomi he..he.. Disini banyak banget toko yang menjual minuman berbahan dasar anggur tersebut. Rata-rata turis pun membeli sebotol atau beberapa botol wine sebagai oleh-oleh dari Sirince.

Saatnya belanja he..he..

Toko souvenir di Sirince.

Semangat pilih-pilih.

Bahagia sehabis belanja.

Happy with U.


Setelah puas berbelanja di pasar Sirince, kami pun kembali ke Selcuk dengan dolmus yang selalu tersedia di ujung pasar Sirince. Dolmus tujuan Selcuk-Sirince ini tersedia sejak pagi hingga jam 8 malam saat musim semi dan musim panas. Untuk musim gugur dan musim dingin sebaiknya tanyakan ke supir dolmusnya jadwal dolmus terakhir dari Sirince ke Selcuk agar tidak ketinggalan dolmus. Seperti sebelumnya, dolmus baru mulai berangkat setelah penuh dan ongkos sebesar 3 TL sudah kita bayarkan ke supirnya. Sesampainya di otogar Selcuk, kami mampir dulu ke minimarket untuk membeli 1 botol besar air mineral lalu jalan kaki ke ANZ Guesthouse dan beristirahat. Next saya bakal cerita pengalamanan kami menjelajahi reruntuhan kota Ephesus yang sangat terkenal itu. Terus ikuti ya. Semoga bermanfaat..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Day 6 UK Trip 2023 - Edinburgh.

  Dean Village. Tanpa kita sadar uda masuk hari ke-6 perjalanan kami pada UK Trip kali ini, dan masuk hari kedua di Edinburgh. Hari ini kita...