Sabtu, 13 Februari 2016

Lombok Day 6 (Pantai Pink)

Pantai Pink.
Hari ini kita berencana mau ke pantai pink, yang katanya oke banget. Sempat baca di blog Amrazing dan lihat foto-fotonya yang keren abis, bikin tergoda melihatnya langsung. Secara katanya pantai pink ini hanya ada beberapa di dunia dan di lombok ini salah satunya, selain di pulau Komodo yang memang uda tersohor sebelumnya. Kumpulin info sebelumnya kalau akses jalan menuju pantai pink memang masih jelek banget, katanya kita bakal melewati jalanan tanah bergelombang dan berbatu sejauh 15km, belum lagi jaraknya yang jauh dari kota Mtaram. Karena uda tau bakal menempuh jalan yang cukup jauh dan ga nyaman, jadinya kita uda siapin mental & fisik sebelumnya.

Sengaja perginya pagi karena katanya butuh waktu kurang lebih 3 jam mencapai pantai pink dari kota Mataram. Oya sebelum berangkat kita sempat nanyain ke resepsionis hotel apakah kita uda bisa pindah ke kamar yang double bed sekarang, ternyata belum bisa karena tamunya belum check out. Kita dijanjiin sore uda bisa pindah kamar. Sebelum ke pantai pink, kita sarapan nasi kuning dulu di dekat hotel. Ga lupa beli cemilan untuk dimakan pas leyeh-leyeh di pantai nanti. Kita berdua pakai motor yang kita sewa dari hotel kemaren. Sepanjang perjalanan matahari bersinar terik, dan kita mengendarai motor berhadapan dengan matahari terbit. Alhasil gosong dan belang ni muka karena terpapar sinar mentari langsung. Tapi demi melihat pantai pink kita rela.

Setelah 2 jam melewati jalan raya mulus, akhirnya kita mesti melewati jalan tanah bergelombang dan berbatu itu. Wah si abang sampai hati-hati sekali mengendarai motornya karena takut kita jatuh. Kita kira uda dekat pantainya, ternyata itu masih jauh banget, melewati perkampungan dan hutan, mana jalannya naik turun dan rusak parah. Pantes banyak mobil rental dari mataram yang ogah anterin tamu ke pantai pink ini karena jalannya jelek banget. Setelah kurang lebih 1 jam melewati jalan jelek itu akhirnya kita sampai juga di pantai pink. Tapi alangkah kecewa kami, karena pantai itu tidak berwarna pink seperti yang difoto Amrazing hiks..hiks.. Terbayang lelahnya perjuangan sampai sini, malah ketemu pantai yang ga lagi berwarna pink, trus rame banget lagi ma anak-anak kampung yang lagi berenang, wakwaw.. Ga da lagi pantai pink yang berwarna pink dan sepi dari turis, sekarang malah uda ada orang-orang yang jualan di pantai ini.

Pantai pink yang uda rame.
Karena kecewa dan cape, akhirnya kita berdua malah mutusin buat tidur aja melepas lelah. Tinggal bentangin kain bali dibawah pohon rindang diatas pasir trus tidur deh berdua, kaya bule-bule lagi berjemur gitu. Tapi kita mah ga berjemur, memang gempor selama perjalanan pake motor 3 jam, makanya pengen tiduran he..he.. Setelah sempat tertidur bentar dan merasa seger lagi, kita pun mengabadikan moment selama di pantai pink ini. Walau kecewa, kita tetap bawa enjoy aja, namanya juga berpetualangan ga selamanya dapat yang bagus-baguskan he..he...
Muka gosong.
Susah dapat spot kosong gini.
Sayang uda ga pink lagi.
You will see me.
Puas menikmati pantainya, kita tertarik buat naik ke atas bukit disisi kiri pantai. Soalnya kita lihat banyak orang yang naik ke atas bukit tersebut. Dan ternyata memang dibalik ke-apesan kita ternyata pantai pink masih menyimpan keindahan lainnya yang bisa kita nikmati diatas bukit ini. View diatas bukit itu keren abis, kita bisa melihat view kearah pantai pink dan pantai lain yang berdekatan juga. Dan satu hal lagi air laut pantai pink ini jernih, dari atas bukit saja kita bisa melihat bayangan terumbu karangnya yang masih terawat. Pantas banyak turis yang snorkling disini. Sayang saya ga bawa peralatan buat berenang, jadi ga bisa ikut nyemplung deh.

Pantai yang bersebelahan dengan pantai pink.

Pantai pink dari atas bukit, indah.

Ternyata walau uda ga pink lagi, tetap cantik dari atas sini ya.
Bukitnya ternyata cukup luas jadi kita explore sampai ke sisi lainnya yang mengarah ke tengah laut. Ternyata pemandangannya juga spektakuler abis. Saya sampai menarik kata-kata saya bahwa rugi habisin waktu 3 jam ke pantai pink yang uda ga pink lagi itu. Karena ternyata view dari atas bukit ini memang indah banget. Sampai-sampai rasanya pengen foto-foto terus saking indahnya he..he.. Nah itulah nikmatnya traveling sendiri kita bebas menentukan dan menikmati waktu kita ditempat-tempat yang kita suka tanpa diburu-buru. Jadi buat teman-teman yang mau ke pantai pink, silakan saja nikmati perjalanannya yang panjang dan melelahkan. Tapi semua itu terbayar kok dengan view yang dihadirkan dari atas bukit pantai pink. Jadi jangan takut item ya he..he..

Keliling bukit, viewnya kayak gini.
Lagi kangen yoga ni ceritanya.

That view.

Abang disisi bukit yang lain.

Pantai pink done.

Lelah 3 jam diatas motor terbayarkan.
Dengan penuh senyuman kami menuruni bukit. Merasa lelah diatas motor 3 jam dengan jalan penuh liku itu terbayar oleh view diatas bukit ini. Benar-benar mengobati kekecewaan yang sempat hinggap kala melihat pantai pink yang sudah tidak pink lagi he..he.. Karena merasa sudah puas berkeliling pantai pink, kami pun memutuskan untuk balik ke kota Mataram. Melewati jalanan rusak nan jauh itu. Apalagi pas pulang ini kami sempat diguyur hujan deras. Tanpa jaket hujan kita tetap lanjutin perjalanan, sampai baju yang tadinya basah karena kehujanan jadi kering lagi, kita baru sampai di kota Mataram. Huaa..benar-benar perjalanan yang penuh perjuangan kalau saya bilang he..he.. Sampai di Mataram kita balik dulu ke hotel karena akan pindahin barang ke kamar yang tipe double bed. Setelah pindah kamar, kita solat dan istirahat dulu.

Kamar double bed di M Hotel Mataram.
Sehabis itu sorenya kita berdua rencananya mau nyari tempat makan ayam taliwang di Mataram. Pas nanya-nanya ke orang, diarahkan ke depan Mataram Mall, katanya disana banyak yang jual. Sebenarnya didekat hotel uda ada yang jual tapi kok saya ga berselera lihatnya. Pas mau menuju Mataram Mall, kami melihat satu tempat makan bebek goreng yang rame dikunjungi orang-orang. Kalau ga salah nama tempat makannya Bebek Goreng bumbu hijau khas Surabaya. Karena ramai kita pun penasaran dan berhenti. Maklum prinsipnya kalau ada tempat makan yang ramai itu berarti pasti enak, apalagi ramenya bukan oleh turis tapi oleh penduduk asli kota Mataram. Saya pun masuk ke tempat makan ini buat lihat menu-menunya. Wah makin ngiler pas lihat bebek gorengnya dihidang. Lapor ke Bang Tomi, kayaknya enak bang, gimana?? Akhirnya kita berdua mutusin buat makan disini aja, besok aja makan ayam taliwangnya he..he..

Kita pun duduk di meja yang masih kosong dan langsung didatangi pelayan yang mengantarkan menu. Setelah melihat-lihat akhirnya kita pesan nasi, bebek goreng, ayam goreng dan 1 porsi ceker ayam goreng. Pesan ceker ayam goreng ini karena melihat pesanan meja sebelah yang menggiurkan ceker ayam gorengnya huaha..ha.. Minumnya es teh manis. Ga lama pesanan pun mulai datang. Dan tampilannya menggugah selera.
Tapi ada yang sedikit aneh melihat sambel yang dikasi cuma seumprit yaitu cabe merah dan cabe hijau. Karena merasa dikit banget sambelnya ya saya minta lagi dong. Secara orang Padang kan doyan cabe. Tetap dikasinya seumprit lagi he.he.. Ya uda, saya pikir ni tempat makan pelit amat kasi sambel. Cabe mahal kali. Ternyata pas mulai makan, barulah saya tau kenapa tu cabe ga dikasi banyak-banyak karena pedasnya ampun-ampunan. Kita berdua sampai ga bisa berkata-kata mentolerir rasa pedasnya, pedas gila. Jadinya buat suapan berikutnya ambil cabenya dikit-dikit biar ga kepedasan huaha..ha.. Alhasil cabe tambahan yang dikasi pun ga tersentuh karena memang pedas banget. Ha..ha..Orang Padang kelimpungan makan cabe ni ceritanya. Pesan moralnya adalah, jangan sok dulu pas pesan cabenya banyak-banyak sampai suudzon segala, cobain dulu baru yahokk ha..ha..

Bebek goreng endes di Mataram.
Tapi asli ini tempat makan rekomended banget, soalnya makanannya memang maknyus. Kita aja sampai nambah makan disini he..he.. Trus rumah makannya juga bersih dan halal. Pantesan selalu ramai. Menu paling wajib dicoba adalah bebek goreng dan ceker ayam gorengnya. Benar-benar crispy dan bumbunya enak. Oya semua menu gorengannya dilengkapi dengan lalapan. Jadi pasti ada sayurannya. Saya sempat ngobrol-ngobrol ma ibu bapak pemilik tempat makan ini, ternyata cabe yang dipakai buat bikin sambelnya adalah cabe merah dan cabe hijau segar tanpa campuran cabe kering, jadinya pedasnya cuma sementara, sampai di perut ga bikin mules. Beneran lho pedasnya hilang setelah kita selesai makan dan perut pun tidak terasa panas oleh sambelnya, jadi ga berasa mules, pedas sehatlah intinya.

Setelah kenyang kita pun balik ke hotel buat istirahat. Besok kita bakal check out dari M Hotel Mataram, tapi masih jalan-jalan dulu ke desa Seneru di kaki gunung Rinjani. Jadi ikuti terus perjalanan kami ya. Semoga bermanfaat..

3 komentar:

  1. Wah gak pink ya mba btw tebing bolong nya kayak di Bali tuh💕

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya lagi ga pink, maklum lah pantai pink ini memang ga selalu pink, karena warna pink itu berasal dari ganggang yang ada dilaut. Kalau sedang banyak, warnanya pink, kalau lagi dikit ya ga pink he..he..

      Hapus
  2. Thanks for info, jangan lupa kunjungi website kami http://bit.ly/2ohZxf3

    BalasHapus

JAPAN WINTER TRIP 2025 DAY 3 - ASARI STATION, OTARU, HOKKAIDO, JAPAN.

Otaru Steam Clock. Hari ketiga pada winter trip 2025 ini kita berencana pergi ke kota yg tak jauh dari Sapporo, nama kotanya Otaru. Tapi seb...