Minggu, 04 Oktober 2015

Day 6 - 11 Sep 2015 Gyeongbokgung, Gwanghwamun & Cheonggyecheon Stream (Korea Trip 2015)

Gerbang Gyeongbokgung.
Karena kemaren kami pulang sudah agak larut dari Everland, jadinya bangun pun kesiangan. Hari ini kita berdua berencana ingin ke Gyeongbokgung, salah satu istana terbesar peninggalan kerajaan Korea. Setelah beres-beres dan makan kita baru jalan. Uda agak siang kita keluar karena memang sengaja ga terlalu ngoyo buat jalan hari ini, dibawa santai dan enjoy aja. Untuk mencapai Gyeongbokgung dari stasiun Hongik kita naik subway line 2 menuju stasiun Euljiro-3(sam)ga, lalu transit dan pindah jalur subway line 3 menuju stasiun Gyeongbokgung. Sesampainya di stasiun Gyeongbokgung tinggal jalan menuju exit 5, yang merupakan pintu keluar menuju istana ini.

Saat kami mencapai exit 5 ternyata cuaca kurang bersahabat dan hujan. Agak sedikit menyesal kenapa saya ga sempat mengecek prakiraan cuaca sebelum berangkat tadi. Untung kami selalu sedia payung didalam tas, jadi walau hujan perjalanan tetap dilanjutkan. Sesampainya di gerbang istana Gyeongbokgung kami ga buru-buru beli tiket dan masuk ke area istana. Tapi kami terlebih dahulu melihat jadwal upacara pergantian penjaga istana. Karena kita penasaran mau lihat upacara tersebut. Kami sampai sekitar jam 12.30, sesuai jadwal upacara pergantian penjaga istana bakal ada lagi sekitar jam 13.00. Kita mutusin buat nunggu, sambil jalan-jalan dan foto-foto di depan gerbang istana ini.

Foto-foto dulu yuk.

Ini gerbang Gyeongbokgung dari depan jalan.

Abu-abu.
Walau sedikit gerimis upacara pergantian penjaga istana tetap dilaksanakan tepat waktu. Wah upacara ini memang sangat direkomendasikan buat dilihat, karena kaya budaya dan bahasa pengantar selama upacara berlangsung dalam 3 bahasa yaitu Korea, Jepang dan Inggris. Prosesi pergantian penjaga istana ini berlangsung kurang lebih 30 menit. Setelah acara ini selesai, kita langsung beli tiket masuk dan menjelajahi area istana Gyeongbokgung ini. Ketika didalam area istana, kita sempat juga ikut tour berbahasa inggrisnya jadi bisa tau fungsi masing-masing bangunan yang ada didalam istana. Tapi kita ga sampai selesai ikut tournya. Jadinya dipertengahan tour kita memisahkan diri karena mau foto-foto di area istana ini.

Prosesi pergantian penjaga istana mau dimulai.

Tabuh prosesi mau dimulai.

Prosesi ini dilengkapi dengan pasukan pembawa alat musik tradisional.

Penjaganya mau berganti tugas.
Baru masuk ke istananya.

Lihat itu dibelakang kita ada 2 gadis ber-Hanbok.

Ayo jalan-jalan ke istana di Korea.

Love.

Tour guide kita yang berbahasa inggris.

Korea.
Ada hal yang menarik yang kita lihat di area istana ini salah satunya orang-orang yang sengaja datang memakai Hanbok (pakaian tradisional Korea) ke Gyeongbokgung. Kebanyakan yang datang memakai Hanbok ini remaja putri, atau pasangan muda-mudi. Sepertinya ini bisa jadi ide yang bagus foto-foto memakai Hanbok di istana Gyeongbokgung. Dijamin pasti keren dan dapat banget suasana Koreanya. Kalau mau beli Hanbok banyak dijual didaerah Namdaemun.

Kalau capek muterin istananya duduk aja dulu.

Berasa jadi putri yang lagi nunggu pangerannya.
Jam matahari.
Di depan ruang pribadi Sang Raja.

Keren pintu-pintunya.

Megah istananya.

Pas mau keluar ada prosesi pergantian penjaga lagi.

Ini jadwal prosesi pergantian penjaga di Istana Gyeongbokgung.
Puas mengitari area istana kami akhirnya keluar dan mau melanjutkan jalan-jalan ke Gwanghwamun square. Tapi saat keluar istana ternyata pas upacara pergantian penjaga istana untuk yang jam 3 sore. Jadinya kita melihat upacara ini lagi sampai selesai. Oya disamping istana ini ada museum, tapi saya cuma numpang pipis di museum ini ga sempat explore he..he.. Prosesi upacara pergantian penjaga istana selesai, baru kita jalan menuju Gwanghwamun. Area Gwanghwamun ini sendiri terlihat dari gerbang depan istana Gyeongbokgung, jadi tinggal jalan kaki saja ke sana. Di Gwanghwamun square terdapat 2 patung, yaitu patung Admiral Yi Sun-Shin dan patung King Sejong yang merupakan raja Korea dan juga yang menciptakan tulisan Hangeul. Saat kami datang ternyata nanti malam akan ada acara musik yang digelar disini, jadi kami sempat melihat pesertanya sedang gladi resik.

Patung King Sejong.

Ada yang lagi gladi resik.

Patung si panglima.
Di ujung Gwanghwamun square ini kita juga bakal melihat tenda-tenda kuning yang sengaja didirikan oleh keluarga korban dan simpatisan tragedi tenggelamnya kapal di Korea setahun yang lalu. Tragedi ini menewaskan 300 orang lebih dan kebanyakan korbannya adalah siswa SMA. Ada foto-foto para korban yang ditampilkan didalam tenda itu. Kami berdua tau akan tragedi ini. Didepan foto-foto para korban yang dipajang, saya membacakan Al-Fatihah dan mengirimkan doa, semoga kebaikan mereka selama diatas dunia diterima oleh Tuhan. Lalu tiba-tiba kami dihampiri salah seorang simpatisan aksi ini dan akhirnya dia pun menjelaskan aksi mereka ini. Mereka saat ini sedang mengumpulkan tanda tangan masyarakat, jika mereka bisa mengumpulkan sampai 1 juta tanda tangan mereka bisa mengajukan petisi agar tragedi ini bisa diungkap sejelas-jelasnya dan meminta bangkai kapal yang tenggelam itu untuk diangkat ke permukaan. Menurut simpatisan yang berbicara dengan kami ini, mereka merasa pemerintah Korea tidak terbuka dan menutup-nutupi apa yang sesungguhnya terjadi pada tragedi ini. Saya sempat sedih mendengar simpatisan ini bercerita apa yang menimpa kapal naas ini, dan bagaimana siswa-siswi sma ini terapung-apung dan tenggelam tanpa ada bantuan yang segera datang menolong mereka. Miris sekali mendengarnya. Setelah ikut membubuhkan tanda tangan, kami mendapat souvenir berupa tanda turut berduka atas tragedi ini. 

Souvenir dari simpatisan tragedi kapal tenggelam di Korea.
Dari Gwanghwamun square kita lanjut jalan kaki ke Cheonggyecheon Stream, jaraknya memang tidak jauh dari situ. Di sini kita menikmati aliran sungai buatan Cheonggyecheon. Area Cheonggyecheon Stream memang merupakan salah satu tempat nongkrong favorit bagi warga Seoul, karena bersih dan kita bisa menikmati aliran sungai yang jernih. Sore itu lagi ada perlombaan melukis bagi remaja disana, jadi cukup ramai. Oya jangan lupa mencoba aksi lempar koin dan make a wish di area ini. Saat kami duduk ditepi Cheonggyecheon, kita bisa melihat ikan-ikan kecil yang berenang-renang sepanjang aliran sungai yang jernih.
Lagi asyik duduk berduaan, tiba-tiba disamping kami berdiri seorang kakek berjas, yang mengeluarkan biskuit lalu biskuitnya diinjak dan remahannya itu dilempar ke arah sungai. Seketika ikan-ikan kecil disungai langsung berrebutan memakan remahan biskuit yang dilempar oleh kakek itu. Wah kami pun ikut senang melihat atraksi si kakek. Lalu si kakek juga memberikan biskuitnya ke kami, biar kami ikut mencoba menginjak biskuit lalu memberi makan ikan-ikan itu.

Lampar koin dan make a wish.

Lagi ada lomba lukis.

Si Abang lagi nyobain lempar koin 500 perak.

Ikan-ikan kecil di sungai buatan.
Si kakek pemberi makan ikan.
Tapi sayang aksi si kakek tidak berlangsung lama, karena tiba-tiba ada petugas yang menghampirinya dan menegur si kakek agar tidak berbuat demikian. Wah ternyata hal itu dilarang ternyata he..he.. Jadinya si kakek pergi deh dengan kecewa. Kita lalu lanjut foto-foto didaerah ini. Puas menikmati Cheonggyecheon Stream, kami lalu memutuskan untuk ke Myeongdong. Ke Myeongdong ini untuk nyobain chickengalbi Yoogane Restaurant yang terkenal itu. Pas lihat peta sepertinya Cheonggyecheon Stream tidak jauh dari Myeongdong. Ternyata perkiraan saya benar, setelah nanya ke salah seorang pegawai kantoran, ternyata Myeongdong memang bisa ditempuh berjalan kaki dari Cheonggyecheon Stream ini.

Menikmati sore itu di pinggir sungai.

Cheonggyecheon Stream.

Nyebrang bareng.
Sesampainya di Myeongdong kami langsung mencari Yoogane Restaurant. Sedikit banyak kita sudah mulai familiar dengan area Myeongdong terutama Bang Tomi karena beberapa hari sebelumnya kita juga uda pernah ke sini. Sampai di Yoogane kami langsung pesan menu chickengalbi fried rice dan menu tambahan berupa tteok, sayuran dan mie. Restoran ini cukup ramai sore itu, mungkin karena hari Jumat menjelang weekend jadi ramai. Masakan di restoran ini dimasak dihadapan kita menggunakan kompor gas yang ada ditengah-tengah meja. Lalu kita diperbolehkan mengambil makanan pendamping (banchan) sepuasnya, seperti kimchi, asinan rebung, lobak mayonaise dll. Selama di Korea saya jadi sangat menyukai banchan ini. Beda dengan Bang Tomi yang jarang memakan banchan yang saya ambil. Untuk memasak chickengalbi ini kita dibantu oleh pelayan restorannya jadi ga usah khawatir. Masakannya uda matang, saatnya kita santap. Mari makan..!!
Pertama masak bumbu dan ayamnya.

Lalu nasinya diaduk-aduk ke bumbu dan ayam.
Menunggu makanannya masak sempurna.

Siap disantap.
Enak ya Bang.
Puas makan chickengalbi, kami lalu kembali jalan-jalan di area Myeongdong. Sayang sekali malam itu gerimis, jadinya jalan-jalan diarea outdoor ini sedikit terganggu. Walau begitu saya tetap mencoba mencicip es krim 32cm yang fenomenal itu. Walau hujan dan dingin malam itu saya tetap pengen makan es krimnya. Harga eskrim setinggi 32 cm ini adalah 2000 won atau sekitar 24ribu rupiah. Kita bisa memilih rasa eskrim yang kita mau, ada coklat, vanila, stroberi, yogurt dan greentea. Malam itu saya memilih eskrim rasa yogurt dan stroberi. Wah rasanya benar-benar nikmat. Saya sanggup lho menghabiskan es krim ini sendirian dan tidak ada yang meleleh dan terbuang, semuanya habis saya makan he..he.. Sekali-kali Bang Tomi saya suruh icip, dia memang ga sanggup makan es krim karena giginya ngilu he..he..

Es Krim 32cm.
Karena hujan makin deras kita lanjut ke Lotte Dept Store yang ada di Myeongdong. Niat kesini mau belanja cemilan khas Korea. Karena disini ada Lotte supermarket. Mulai deh belanja-belinji milih cemilan apa saja yang mau dicoba. Sempat mau beli ramen khas Korea, tapi setelah nanya ternyata ada kandungan babinya jadi ga halal. Yo wes ga jadi beli deh. Setelah belanja di Lotte supermarket, kita lanjut ke stasiun Hongik.
Cemilan dari Lotte, dan susu pisangnya langsung diminum he..he..

Sampai di stasiun Hongik kita ga langsung balik ke guesthouse. Tapi kita mutusin buat menikmati suasana kawasan Hongik malam menjelang weekend ini. Wah ternyata benar-benar rame oleh anak-anak muda. Dan ternyata Etude House lagi diskon besar-besaran di sini jadinya saya belanja kosmetik lagi deh he..he.. Cukup lama kita mengitari kawasan Hongik, ga terasa uda jam 10 malam aja. Karena uda cape, akhirnya kita balik ke guesthouse. Nyampe guesthouse ga bisa langsung istirahat karena kita mesti beres-beres dan packing soalnya besok kita berdua sudah mesti check out dari guesthouse. Next saya bakal cerita pengalaman kami ke War Memorial Museum di Seoul. Tungguin ya dan semoga bermanfaat..!!!

Pengamen keren di Hongik.

Yang ini banyak fans nya.

Suasana kawasan Hongik malam hari.

3 komentar:

  1. Sy tidak tau apa ini cara kebetulan saja atau gimana. Yg jelas sy berani sumpah kalau sy ke bohongan sama sekali. Kebetulan saja buka internet dpt nomer ini +6282354640471 Awalnya memang sy takut hubungi nomer trsebut. Setelah baca-baca artikel nya. ada nama Mbah Suro katanya sih.. bisa bantu orang mengatasi semua masalah nya. baik jalan Pesugihan dana hibah maupun melalui anka nomer togel. Setelah sy telpon melalui whatsApp untuk dengar arahan nya. bukan jg larangan agama atau jalan sesat. Tergantung dari keyakinan dan kepercayaan saja. Syukur Alhamdulillah melalui bantuan beliau benar2 sudah terbukti sekarang.

    BalasHapus

Sering Dipandang Sebelah Mata, Ternyata Wisata Negara Balkan Seindah Itu.

  Kotor Bay - Montenegro. Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu saya baru saja kembali dari trip beberapa negara di Eropa. Pada trip kali i...