Jumat, 21 Oktober 2016

HongKong Macau Trip 2016 Day 1 (Padang - Kuala Lumpur - HongKong)

It's a journey.

Bulan September 2016 yang lalu adik sepupu saya menikah di Padang. Jadi saya pun pulang kampung untuk menghadiri acara pernikahan tersebut. Tidak ada terbersit akan melakukan perjalanan ke luar negeri dalam waktu dekat saat itu. Tapi pulang kampung kemaren saya memang membawa serta paspor, niatnya kalau ke Jakarta sehabis dari Padang bisa urus visa. Saat di Padang saya iseng mengecek website Air Asia ternyata sedang ada promo tiket ke HongKong. Lalu saya beritahukan kepada Mama mengenai hal ini. Siapa tau Mama mau jalan-jalan ke HongKong dan saya bisa nemenin jadi tour guidenya karena sudah pernah kesana 3 tahun yang lalu. Ternyata disambut baik bukan hanya oleh Mama, tapi juga Papa pengen jalan-jalan kesana. Alhasil malam itu kita langsung ambil tiket promonya. Lumayan dapat tiket Kuala Lumpur (KL)-HongKong & Macau-KL seharga 1,5jt perorang (jadi memang sengaja kembalinya dari Macau biar ga bolak-balik). Kali ini saya perginya bertiga saja sama Mama Papa, Bang Tomi ga ikut karena mesti ngantor. Beberapa hari setelahnya baru kita ambil tiket Padang-KL & KL-Padang pakai Air Asia juga, dapatnya harga normal 1jt PP Per-orang.

Perjalanan ini bisa dibilang mendadak dan saya mesti cepat bergerak melakukan semua persiapan menjelang keberangkatan dan mengatur itinerary. Termasuk booking hotel untuk di HongKong dan Macau. Untungnya ke Hongkong & Macau bebas visa bagi pemegang Paspor Indonesia (WNI), jadi ga perlu repot mengurus visa. Karena sudah pernah sebelumnya kesana jadi saya sudah cukup PeDe mengatur perjalanan dalam waktu singkat dan membawa Mama Papa yang sudah tidak muda lagi kesana. Walau begitu, semangat jalan-jalan kedua orang tua saya jangan ditanya, umur boleh tua tapi semangat jalan-jalannya ga kalah sama yang muda he..he.. Jadi ga aneh kan kalau saya suka traveling, karena memang nurun dari kedua orang tua saya. Perjalanan kami kali ini kurang lebih memakan waktu seminggu (maklum ga bisa lama-lama soalnya Pak Bos (Papa) masih aktiv mengajar di kampus dan jadi dokter di Rumah Sakit.

Urusan tiket dan hotel sudah beres. Jangan lupa persiapkan juga Dollar HongKong-nya untuk disana. Kalau di Padang, kita bisa mendapatkan HKD (HongKong Dollar) di toko mas Genewa Pasar Raya Padang. Waktu saya tukar uang dapat harga 1740 untuk 1 HKD. Karena niat awalnya ke Padang mau menghadiri pesta adik sepupu, jadinya saya ga bawa sepatu yang pas buat traveling. Jadinya pinjam punya adik sepupu yang ukuran kakinya sama dengan saya he..he.. Untuk baju mix match baju yang saya bawa dari Batam dengan koleksi baju Mama yang ada di Padang, pokoknya tetap tampil oke walau persiapan mepet he..he.. Oya kita ga beli bagasi saat berangkat, jadi setiap orang cuma boleh bawa koper ukuran kabin dengan berat maksimal 7kg. Jadi mesti pinter-pinter tuh ngatur yang mesti dibawa he..he.. Sedangkan untuk pulangnya mama beli bagasi 20kg.

Karena sudah terbiasa web check-in sebelum berangkat, jadinya beberapa hari sebelum berangkat saya pun melakukan web check-in pada penerbangan kami ke Hongkong, begitu juga pada penerbangan dari Macau sampai Padang. Untung sistem di Air Asia kita bisa melakukan web check-in 14 hari sebelum keberangkatan, jadinya bisa web check-in tiket pulangnya sekalian ketika masih di Padang. Setelah semua urusan beres, kami pun menanti hari keberangkatan. Oya Mama juga sibuk mempersiapkan rendang dan dendeng untuk dibawa kesana, secara susah cari makanan halal jadinya bawa bekal dari Padang. Dan kita berangkat ga lama setelah Hari Raya Idul Adha, jadi stok daging kurban masih banyak he..he..

Hari keberangkatan pun tiba, pagi-pagi sehabis subuh kami langsung ke bandara mengejar pesawat pagi dari Padang ke KL. Sesampainya di Bandara Internasiona Minangkabau (BIM) ternyata antrian di counter check-in Air Asia sudah panjang. Saya mendekati salah satu petugas Air Asia yang sedang berdiri didekat antrian tersebut, saya bilang kalau kami bertiga sudah web check-in apakah masih harus ikut antri, sedangkan kami tidak ada bagasi. Mbak petugasnya langsung melihat kertas print web check-in yang saya bawa dan bilang saya ga perlu antri. Cukup mengikuti dia menuju counter lain. Disana mbaknya meminta paspor kami bertiga dan melakukan pengecekan pada data kami di komputer, lalu mbaknya juga menanyakan tiket pulang kami ke Indonesia, saya pun menunjukkan tiket pulang kami. Alhamdulillah semuanya oke. Kertas print web check-in yang saya bawa tadi langsung menjadi boarding pass kami dan dimasukkan ke paspor kami masing-masing sesuai nama penumpangnya. Koper kabin kami pun ternyata tidak ditimbang, hanya diangkat sebentar oleh mbaknya, seperti mengira-ngira. Lalu dengan ramah mbaknya memberikan paspor kami kembali beserta boarding passnya dan mempersilakan kami menuju gate keberangkatan. 

Ruang tunggu keberangkatan Internasional di BIM.

Leganya setelah selesai proses check in. Ternyata petugas imigrasi di BIM belum datang saat kami sampai dilantai 2. Jadinya kami bertiga masih punya waktu buat sarapan. Soalnya tadi memang belum sempat sarapan dirumah. Kita bertiga sarapan nasi goreng dulu deh sebelum berangkat. Ga lama setelah itu petugas imigrasinya datang, dan kami pun antri untuk cap paspor. Tepat jam 08.30 pagi pesawat kami berangkat ke KL. Ternyata penerbangan dari Padang ke KL hanya 50 menit, lebih singkat dari penerbangan Padang-Batam. Jadinya benar-benar sebentar rasanya mengudara he..he..

Kami mendarat jam 10.40 waktu KL. Sesampainya di Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA2) kami pun segera menuju counter transit, untuk menanyakan apakah kami perlu keluar imigrasi atau cukup menunggu penerbangan berikutnya di transit area bandara. Mengingat penerbangan kami bukan connecting flight, tapi kami tidak ada bagasi dan sudah web check-in sebelumnya, jadinya ragu akan hal ini. Ternyata jauh juga jarak gate ketibaan kami dengan counter transit, untung perginya sama orang tua jadi bisa naik fasilitas golf car airportnya menuju conter transit.

Senangnya naik Golf Car Airport di KLIA2.

Sesampainya di counter transit, saya langsung bertanya ke petugas Air Asia yang bertugas disana. Menurut dia karena pernebangan kami bukan connecting flight jadinya mesti keluar imigrasi dulu, dan melakukan cap paspor lagi saat masuk transit area. Mendengar hal itu agak sedikit kecewa, tapi kami ikuti kalau memang aturannya seperti itu. Saat cap paspor, mama iseng bertanya ke petugas imigrasi yang men-cap paspornya tentang perihal kami yang hanya transit beberapa jam di KLIA2 tapi mesti keluar imigrasi segala. Ternyata menurut petugas imigrasi tsb, kami ga perlu keluar imigrasi segala kalau memang ga ada bagasi dan sudah web check-in. Wah jadi makin bingung deh, tapi paspor saya dan papa sudah di cap sebelumnya, jadinya kita tetap keluar imigrasi dulu. Ya gapapa lah buat banyak-banyakin cap imigrasi di paspor baru saya. Lumayan buat modal ngurus visa ke negara lain tar he..he..

Tetap Happy walau bolak balik cap paspor he..he..

Pak Bos & Buk Bos di KLIA2.

Untuk boarding pass ternyata tidak perlu ditukarkan lagi di counter check in, jadi cukup dengan kertas print web check-in sudah dianggap sebagai boarding pass. Jadinya kita pun langsung menuju transit area dan mencari gate keberangkatan. Penerbangan kami ke HongKong berangkat jam 13.50, jadinya kami masih punya banyak waktu buat makan siang dan sholat di transit area KLIA2. Jam 13.30 kami mulai boarding, dan berangkat tepat waktu. Sayang sekali papa dapat kursinya tidak sejajar dengan kami, tapi Papa duduk dibelakang kami. Sedangkan saya dan Mama duduk bersebelahan.

Boarding.

Papa bersiap naik pesawat.

Ini dia kursi kami bertiga.

Ternyata pesawat kami dari KL ke HongKong ini dilengkapi fasilitas wifi onboard. Jadinya bisa nonton film melalui HP atau gadget yang dibawa secara gratis. Sedangkan untuk wifi data internetnya berbayar. Penerbangan selama kurang lebih 4 jam ini kami manfaatkan untuk tidur dan nonton film. Ketika akan mendarat di Hongkong International Airport (HKIA) pesawat kami sempat oleng dan tidak seimbang. Wah saya langsung terdiam dan berdoa karena belum pernah mengalami pesawat tiba-tiba oleng kayak gitu. Maklum, saya selalu tidak nyaman berada diatas pesawat alias takut terbang hiks..hiks.. Alhamdulillah pilotnya bisa mengendalikan pesawat dengan baik dan mendarat sempurna di HKIA. Tapi memang ada masalah disayap kanan pasawat, pilotnya sempat memberitahu ketika pesawat oleng tadi. Huuh..seremnya kalau dingat-ingat.
Wifi onboard sign.
Sayap kanan yang bermasalah.

Saat mendarat kami disambut kabut yang cukup tebal. Jam menunjukkan pukul 17.45 waktu Hongkong, tapi karena berkabut jadi terasa lebih gelap. Sesampainya di HKIA kita pun langsung menuju area ketibaan. Antrian imigrasi di HKIA sore itu cukup ramai. Tapi petugas imigrasinya sigap mengatur pengunjung, sehingga antrian tidak terlalu lama. Urusan imigrasi lancar jaya, langsung di cap paspornya. Sekarang waktunya mencari counter penjualan octopus card. Octopus Card ini adalah kartu isi ulang yang dapat digunakan untuk pembayaran semua transportasi yang ada di HongKong dan bisa digunakan untuk membayar belanjaan dimini market juga. Pokoknya kalau keliling Hongkong 3 hari atau lebih, lebih baik menggunakan kartu ini. Selain lebih hemat uang, juga lebih hemat waktu ga perlu antri dimesin tiket tiap akan naik metro dll.
Disambut kabut saat mendarat di HKIA.

Fasilitas kereta dari gate kedatangan menuju area imigrasi didalam HKIA

Alhamdulillah Mama Papa sampai juga di Hongkong.

HKIA.

Counter penjualan Octopus Card ini letaknya sama dengan counter penjualan tiket kereta api ekspress HKIA. Setelah keluar area pengambilan bagasi, tinggal ikuti arah menuju terminal bus, nanti counter ini ada disebelah kanan dari pintu keluar bandara yang menuju ke terminal bus. Arah terminal bus sendiri adalah sebelah kiri dari pintu keluar tersebut. Saya membeli 2 Octopus Card untuk dewasa seharga 150 HKD perorang dan 1 Octopus Card untuk senior (Papa umurnya sudah diatas 65thn jadinya masuk kategori senior) seharga 70HKD. Kedua jenis kartu ini berisikan saldo 100HKD dan 50HKD sebagai deposit. Nanti jika sudah tidak digunakan lagi octopus cardnya dapat dikembalikan ke petugas stasiun dan deposit beserta sisa saldo yang masih ada, dapat diuangkan kembali. Beruntung ya membawa orangtua yang sudah masuk kategori senior biaya transportasinya jauh lebih murah he..he.. Sejak itu saya selalu mengingatkan diri saya agar selalu ingat kalau papa masuk kategori senior jadi kalau membeli tiket jangan lupa mengatakan hal ini, soalnya harganya pasti lebih murah dari tiket dewasa.

Dibelakang saya adalah tempat pembelian Octopus Card di HKIA.

Octopus Card Hijau khusus untuk Papa yang masuk kategori senior, sedangkan 2 lainnya untuk saya & Mama.

Octopus card sudah ditangan, jangan buru-buru ke terminal bus nya, disamping counter penjualan tiket Octopus Card ini ada counter tourism HongKong, jadi mampir dulu buat ambil peta disana. Termasuk peta dan brosur tempat-tempat wisata juga ada disana. Saya langsung ambil peta dan brosur-brosur yang kira-kira perlu. Jangan lupa ambilnya yang berbahasa Inggris, soalnya yang lainnya huruf Cina semua he..he.. Setelah peta didapat, baru kita menuju terminal bus. Saat tiba di terminal busnya kami langsung menuju halte pemberhentian bus A21. Karena memang akan naik bus A21 dari HKIA menuju Chungking Mansion di Tsim Sha Tsui. Kami memesan Delta hotel yang berada di gedung Chungking Mansion yang terkenal itu. Kenapa saya memilih hotel didaerah Tsim Sha Tsui, karena posisinya yang strategis dan banyak direkomendasikan oleh traveler lainnya. Awalnya pengen banget nginap di Golden Crown guesthouse yang juga berada di Tsim Sha Tsui area. Tapi sayang sekali kamar disana sudah penuh saat saya booking. Jadi kami tidak kebagian.

Jangan lupa ambil peta disini.

Papa bergaya didepan Hongkong Tourism Board.
Menuju terminal bus jangan lupa foto-foto disini.

Tour guidenya Mama Papa he..he..

Saat tiba dihalte pemberhentian bus A21 terminal bus HKIA, ternyata lumayan panjang antrian orang dihalte tersebut. Sepertinya banyak turis yang sama dengan kami menginap di area Tsim Sha Tsui. Kami menunggu sekitar 30 menit sampai naik di bus A21 nya. Saat naik bus kita cukup menempelkan octopus card pada mesin yang tersedia didekat supir sebagai sarana pembayaran tiket busnya. Kalau tidak salah biaya naik bus A21 dari HKIA sebesar 33HKD perorang. Setelah masuk kita bisa meletakkan koper kita ditempat yang telah disediakan persis dibelakang kursi supir. Oya bus A21 ini bertipe double decker, jadi terdiri dari 2 lantai. Saya paling suka duduk diatas (lantai 2) jadi saya ajak mama papa untuk duduk diatas. Ga perlu takut kopernya hilang, karena dilantai atas bus ada layar cctv yang mengarah ke tempat penyimpanan koper jadi aman dan kita tetap bisa memantau keberadaan koper kita walau duduk dilantai 2. Memang sebaiknya duduk dibagian atas bus, karena viewnya lebih keren apalagi kalau duduk didepan kita bisa menikmati pemandangan kota HongKong selama perjalanan.

Antrian yang cukup panjang saat kami sampai di halte bus A21.

Ini bus yang akan kita naiki.

Dibelakang kami sign/tanda halte bus A21.

Kursi paling depan lantai 2 bus A21, diatas saya adalah layar cctv yang memperlihatkan tempat penyimpanan koper dibawah.

Mama & Papa diatas bus A21.

Perjalanan bus dari HKIA ke Tsim Sha Tsui kurang lebih 1 jam. Jika tujuan kita ke Golden Crown, Mirador Mansion dan Chungking Mansion kita bisa turun di halte no.14. No halte ini bisa terlihat dilayar yang tersedia didalam bus. Jadi kalau sudah sampai halte no.12, siap-siap turun ke bawah untuk bersiap turun di halte no.14. Kalau ragu, bisa bertanya ke Pak Supirnya tempat berhenti kita dimana. Halte no.14 dari bus A21 ini letaknya hanya selemparan batu dari gedung Chungking Mansion alias dekat sekali. Jadi ketika turun dari bus langsung terlihat gedungnya. Oya saat memasuki gedung Chungking Mansion ini kita bakal ditawari oleh banyak orang mulai menawari hotel sampai tempat makan halal. Cukup angkat tangan atau menggeleng jika memang sudah pesan hotel sebelumnya.

Suasana kota HongKong yang ramai.

Foto area Tsim Sha Tsui diambil dari atas bus A21.

Dari sekian banyak guesthouse dan hotel di Chungking Mansion, kenapa saya memilih delta hotel. Alasan pertamanya karena reviewnya cukup baik di booking.com maupun tripadvisor dan letaknya di tower A yang mana terletak dibagian depan. Sedangkan kebanyakan hotel lainnya terletak di tower C dan tower D dibelakang. Harganya hampir sama dengan budget hotel lainnya yang ada di area Tsim Sha Tsui. Berdasarkan alamat yang tertera di booking.com, Delta Hotel terletak dilantai 16 Tower A Chungking Mansion. Jadi kami pun langsung antri didepan lift khusus lantai genap tower A. Jadi setiap gedung disini ada 2 lift, satu untuk lantai genap dan satu lagi untuk lantai ganjil. Jadi mesti antri di lift yang benar agar ga perlu naik atau turun tangga lagi he..he..

Sesampainya di lobby hotel delta saya langsung mengurus proses check in. Pembayaran dilakukan didepan degan sistem cash + deposite 100HKD. Kami memesan kamar private untuk 3 orang yang terdiri dari 1 double bed dan 1 single bed seharga 2240HKD untuk 5 malam. Itu bukan biaya termurah hotelnya, karena kami datang tepat menjelang National Day Hongkong (Hari Kemerdekaan Hongkong), jadi hotel-hotel disekitaran Tsim Sha Tsui penuh dan harga pun melonjak naik. Kami beruntung masih mendapat kamar disana. Setelah proses check in beres, kami pun diantar ke kamar kami yang ternyata berada dilantai 8 gedung yang sama. Memang jaringan kamar yang dimiliki delta hotel ini menyebar luas di tower A gedung Chungking Mansion ini. Untuk masuk ke kamar, kita mesti melewati 2 pintu, pertama pintu dengan kode akses khusus lalu pintu kamar dengan kunci manual yang disediakan. Jadi keamanannya lebih terjamin. Jangan berekspektasi tinggi ya, kamar-kamar hotel di Chungking Mansion ini imut-imut semua karena memang harga lahan di area ini terkenal mahal. Tapi walau kamarnya kecil fasilitasnya lengkap, mulai dari AC, kipas angin, TV, Free Wifi, handuk, hair dryer, air panas dll. Dan yang penting kamarnya bersih dan rapi. View dari kamar kami pun langsung ke I-Square (arah depan) yaitu salah satu mall yang ada di Tsim Sha Tsui.

Kamar imut kami di delta hotel Hongkong.

Walau sempit tapi fasilitasnya lengkap.

Kamar mandi didalam kamar hotel delta.

Fasilitas AC didalam kamar.

Koper bisa disimpan dibawah kolong tempat tidur he..he..
View dari jendela kamar hotel delta lantai 8.

Karena uda malam sampai dihotelnya dan cukup lelah diperjalanan, jadinya kita makan malam dan istirahat dikamar saja. Sekalian ngumpulin tenaga untuk explore Hongkong keesokan harinya. Terus ikuti perjalanan kita ya. Next saya bakal cerita keseruan kami menjelajahi Hongkong dan menonton kembang api spektakuler di Victoria Harbour HongKong. Semoga bermanfaat..!!!


2 komentar:

  1. sekarang hongkong pake cap lagi ya mba?
    februari kesana cuma dikasih kertas aja kecil..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah saya ga memperhatikan apakah ada cap nya atau tidak dipaspor saya, karena sehabis melewati imigrasi saya langsung rempong mengumpulkan paspor mama papa utk pembelian octopus card, maklum jadi tour guide he..he.. Tapi memang ada kertas putih yg terselip. Mungkin mmg sudah tidak ada pemakaian cap lagi.

      Hapus

Persiapan Serta Tips & Trik Mengunjungi Negara-Negara Balkan.

Tirana Pyramid - Albania. Buat teman-teman yang belum tau, Balkan adalah nama historis dan geografis yang digunakan untuk menggambarkan nega...