Sabtu, 05 Maret 2016

Bali Day 1 - (Padang Bai - Legian - Kuta)

Sunset di pantai Kuta.
Setelah semalaman didalam kapal selama perjalanan mengarungi selat Bali-Lombok akhirnya kami sampai juga di Pelabuhan Padang Bai Bali. Perjalanan kurang lebih 5 jam, jadi kami sampai jam 5 pagi di pelabuhan Padang Bai. Pas turun dari kapal pelabuhan tampak masih gelap dan sepi. Oya sebelumnya kami sudah memesan mobil travel untuk mengantarkan kami dari pelabuhan Padang Bai ke hotel di daerah Legian. Nama travelnya Perama Tour & Travel, Perama ini menyediakan transportasi shuttle dari beberapa daerah di Bali, termasuk mobil shuttle dari pelabuhan Padang Bai ke Legian. Kalau mau lihat detail shuttle yang dilayani dan harganya bisa cek website Perama. Karena shuttle paling pagi ke Legian adanya jam 9 pagi. Jadinya kami mesti menunggu. Kami berdua memutuskan untuk menunggu di ruang tunggu penumpang, ternyata ada mushola yang cukup besar di pelabuhan ini, kita pun pindah ke mushola untuk sholat subuh dan numpang mandi he..he.. Memang jiwa backpacker, dalam kondisi sulit (kondisi kamar mandinya jauh dari kata bersih) pun masih bisa mandi di mushola dari pada gerah & lengket badannya.

Sekitar jam 7.30 kita pun memutuskan untuk menunggu di depan kantor Perama Tour saja, kebetulan kantornya persis disebelah mushola. Kantornya belum buka, tapi ada tempat duduk disana jadi kita nunggu aja. Pas nunggu inilah kita sempat dipaksa oleh supir omprengan untuk naik ke mobilnya. Saya santai aja jawab kalau kami uda pesan shuttle di Perama. Eh ni supir malah marah-marah dan ngancam saya, katanya ga boleh naik shuttle bus Perama kalau bukan tamu. Lah kita memang tamu kok, uda pesan jauh-jauh hari. Dia tetap nyolot sambil nunjuk-nunjuk. Saya dan suami cuek aja, tetap makan roti dan ga peduliin orang itu. Capek sendiri dia pergi deh he..he.. Kadang-kadang memang butuh mental baja buat traveling mandiri gini, ga jarang kita nemuin hal-hal kayak gini. Apalagi di pelabuhan gini, pasti ada aja preman. Tapi selama kita ga salah, kenapa mesti takut.

Tiba-tiba dari dalam rumah samping kantor Perama ini, keluar ibu-ibu yang bilang "tenang aja mbak, supir-supir omprengan disini memang suka gitu, ga usah ditanggapi." "Iya buk" jawab saya. Ga lama suami si ibu datang, namanya Pak Dian, ternyata suami ibu ini lah yang bertugas di kantor Perama Padang Bai. Sepertinya Pak Dian diberitahu oleh istrinya apa yang kami alami, jadinya Pak Dian duduk menemani kami sampai shuttle bus nya datang. Kami pun akhirnya berbincang-bincang akan banyak hal dengan Pak Dian ini. Beliau tipikal Bapak-Bapak yang suka diajak ngobrol, jadi ada aja yang kita bicarakan. Mulai dari suasana tahun baru di Bali, keadaan ekonomi dan pariwisata Bali saat ini, sampai tradisi dan kepercayaan orang-orang Bali, pokoknya menyenangkan. Ga terasa jam 8.45 shuttle bus nya datang. Saat itu ada 2 minibus yang datang. Kami pun membayar tiket ke Pak Dian sebesar 75ribu perorang. Tepat jam 9 kita berangkat, pagi itu hanya kami berdua penumpang di minibus ini.

Di dalam minibus supir mengatakan kita bakal ke daerah Ubud dulu untuk menjemput penumpang. Oke ga masalah, kita enjoy aja menikmati perjalanan shuttle bus ini. Bang Tomi malah tidur, karena kecapean & begadang semalaman. Nyampe Ubud, minibus lumayan penuh ada 5 penumpang yang masuk. Saat di Ubud inilah kita dikasi tau kalau jalan Legian tutup. Jadi minibusnya bakal muter dan ga lewat legian, turun didekat bom bali monument yang jauh dari hotel kita. Saya sempat bingung masa iya, jalannya ditutup. Setelah sempat nanya dan kasi lihat petunjuk arah ke hotel kita, keliatan supirnya rada ragu mau antar kita apa ga. Saya langsung aja bilang "masa iya jalannya tutup mas, paling jalanan macet karena ini tahun baru dan perama malas antar kita ke Legian karena macet. Tapi tolonglah mas." Saya pun kasi win-win solution pake peta biar mas nya ga kena macet di legian tapi tetap bisa antar kami ke hotel. Akhirnya setelah cukup alot mempertahankan pendapat saya, dengan mas supir, lalu dengan managernya juga (dia sampai telpon managernya karena saya kekeuh minta diantar ke hotel), saya mengatakan bayar 75ribu untuk diantar sampai hotel dan saya membawa koper jadi ga mungkin jalan jauh sambil geret-geret koper. Akhirnya pihak perama pun nyerah dan mau antar kita sampai hotel he..he.. Dan benar tebakan saya, jalan ke legian ga ditutup kok, cuma memang macet, makanya supir peramanya malas lewat sana.

Nyampe Legian langsung disambut arak-arakan kayak gini.

Alhamdulillah kami pun sampai di Si Doi Hotel Legian. Ternyata kamar kami belum ready, karena tamu yang sebelumnya belum check out pas kami datang. Akhirnya kita memutuskan untuk titip koper di lobi, lalu jalan-jalan disekitaran hotel. Kami nyari jasa laundri, soalnya lumayan banyak baju kotor dari perjalanan di Lombok kemaren. Untung ketemu, letaknya pun ga jauh dari hotel, trus didepan laundri kita melihat warung nasi Padang, wah pas banget kita memang uda laper dan pas jam makan siang. Beli nasi padang tapi dibungkus, soalnya mau makan di kamar hotel saja. Nyampe hotel, ga lama kamar kami pun ready dan kami langsung check in. Kesan pertama sampai di Si Doi Hotel Legian adalah suka dengan suasana cafe hotelnya dan keramahan petugas resepsionisnya. Petugas resepsionis yang melayani kami benar-benar ramah dan baik, lupa nanya namanya, tapi selama kami nginap disana dia satu-satunya petugas resepsionis perempuan disana. Oya dia juga yang menelponkan rental motor untuk kami. Jadi sebelum kami datang ke Bali saya sempat kirim email ke Si Doi Hotel, menanyakan apakah mereka bisa menyediakan rental motor? Dijawab ada, oleh pihak hotelnya dan harganya 70rb perhari. Untung saya uda email dan deal harganya 70rb perhari. Karena ternyata kata mbak resepsionisnya selama libur tahun baru ini rental motor tarifnya naik jadi 90-150rb perhari. Kami minta motornya diantar jam 5 sore saja, karena siang ini mau istirahat di kamar dulu.

Beres urusan rental motor, kita pun makan siang di kamar lalu istirahat. Ga lupa kita request es batu dalam gelas diantar ke kamar buat minum teh botol yang uda dibeli di suermarket sebelumnya he..he.. Intinya pelayanan hotel ini patut diacungi jempol. Jujur kami berdua ga punya ekspektasi tinggi untuk hotel di Bali ini, karena merasa dapat kamar dengan harga cukup murah saat liburan tahun baru ga mungkin berharap banyak. Harga yang kami dapat saat itu 300rb permalam. Ternyata kamar hotel kami cukup luas, bersih, kamar mandi pakai bathub, tv, AC dll, juga ada tempat duduk didepan kamar plus jemuran baju. Dan kenapa dari awal pilih hotel ini, karena melihat foto kolam renangnya. Ternyata memang area kolam renangnya ditata dengan sangat cantik. Wah fasilitas dan pelayanannya jauh sangat baik dari ekspektasi kami berdua. Mbak resepsionis yang menerima kami pertama kali memberikan kami sarapan gratis untuk 2 malam pertama, walau harga yang kami bayar belum termasuk sarapan, tapi dia dengan sangat baik memberi kami sarapan gratis. Dan senangnya sarapan di hotel ini bisa dilakukan kapan saja, jadi dilayani selama 24jam untuk sarapan, tinggal ke cafe atau telpon dari kamar ke cafenya lalu pesan menu sarapan apa yang kita mau. Benar-benar menyenangkan, saya sangat merekomendasikan hotel ini.
Kamar di Si Doi Hotel Legian.

Kamar mandi Si Doi Hotel.
Kamarnya cukup luas.
Kolam renangnya yang menyenangkan.
Setelah istirahat siang itu, sorenya kami pun siap-siap untuk mengejar sunset di pantai Kuta. Jam 5 motor yang kami sewa diantar oleh Bapak rental motornya. Urusan rental motor ditangani oleh Bang Tomi. Karena uda ada motor kita pun langsung jalan ke pantai Kuta. Wah ternyata sore itu pantai Kuta ramai sekali, untungnya pakai motor jadi walaupun macet kita bisa selap selip lewat jalan pintas he..he.. Sore itu sunsetnya pas banget, ga ketutupan awan. Jadi langsung pasang aksi buat foto-foto narsis he..he..
Walau pantai Kuta ramai, tapi kita tetap happy.

Kita dan sunset.

Kiss sunset.
Hubby & sunset.
Sunset yang indah di Kuta.

Ternyata persis didepan pantai Kuta sekarang ada mall baru namanya Beachwalk, wah ketahuan uda lama ga ke Bali jadi ga tau ada mall baru ini. Eh pas mau masuk Beachwalk saya lihat ada orang foto-foto di rooftopnya. Saya pun ajak abang buat naik kesana, ternyata itu rooftop milik Sheraton hotel yang memang bersebelahan dengan beachwalk. Pas mau masuk Sheraton hotel saya tanya ke securitynya apakah kita bisa naik ke rooftop itu, ternyata bisa dan itu adalah bar mereka. Ya uda saya pun naik sama abang dan foto-foto di rooftop Sheraton hotel. Malah sampai difotoin ma mbak-mbak pelayannya he..he.. Tapi suasana senja disana memang enak banget, puas foto dan lihat-lihat kita pun turun ke beachwalk mall nya.
 
Rooftop hotel Sheraton Kuta.
Kita difotoin ma mbak pelayannya.

Memang bagus view sunset dilihat dari atas sini.

Good view.
Dibawahnya ada kolam renang hotel Sheraton.

Ini kolam renang Hotel Sheraton Kuta.

Macetnya jalanan Kuta senja itu.

Ternyata ada Victoria's Secret yang lagi sale akhir tahun disana. Wah saya benar-benar tergoda buat belanja, tapi sayang parfum bombshell kesukaan saya ga diskon. Trus pas lihat barang-barang lainnya ga da yang suka motif atau modelnya. Karena memang katanya uda banyak yang abis hiks..hiks.. Ya uda akhirnya kita jalan-jalan keliling beachwalk, sempat girang banget pas lihat ada ibu-ibu bawa minuman bubble tea chatime sekantong, trus nanya beli dimana, soalnya dari kemaren-kemaren ngidam pengen minum bubble tea. Eh si ibunya malah mau ngasi saya minumannya he..he.. Tapi saya sungkan buat ambil, walau ibunya bilang gapapa mbak, tetap saya bilang mau beli sendiri aja bu, terima kasih. Jadi dikasi petunjuk tempat belinya didalam beachwalk. Uda puas jalan-jalan di beachwalk kita pun lanjut ke nasi pedas bu Andika. Malam ini memang saya pengen makan nasi pedas bu Andika, kangen soalnya.

Nasi pedas bu Andika yang ngangenin.

Eh pas dijalan sempat lewatin pasar seni gitu. Trus minta si abang berhenti, saya bilang mau lihat-lihat sebentar sapa tau ada baju bali yang lucu dan harganya cocok. Abang nunggu dimotor aja, soalnya pasarnya juga uda tutup sebagian karena uda malam. Saya lihat-lihat pas dibelakang ada satu toko yang dress balinya lucu-lucu jadi masuk dan cobain. Lalu mulai deh tawar menawar (maklum ibu-ibu kalau ga nawar di pasar ga afdol rasanya he..he..). Harga cocok model pun oke akhirnya beli 2 baju deh disana. Abang pun senang lihat saya bawa tentengan, soalnya dia juga suka lihat saya pakai dress pantai bali kalau di rumah he..he.. Memang uda diniatin belanja selama di Bali, makanya di Lombok ga belanja he..he..

Beres dari pasar seni, kami pun lanjut ke nasi pedas bu Andika. Untung si abang masih ingat jalan ke sana. Jadi ga lama sampai. Wah ternyata malam itu suasananya ramai sekali. Saking ramainya kita duduknya satu meja bareng tamu yang lain. Untung pelayanan disini cepat, jadi ga lama kita pun langsung makan. Habis makan saya ga langsung pulang ke hotel, tapi sempatin lihat-lihat barang yang dijual di toko-toko samping nasi pedas bu Andika. Eh ada topi lucu warna pelangi, pas dicobain bisa masuk sanggul n jilbab saya, jadinya dibeli deh he..he.. Lumayan buat gaya dan menahan sinar mentari ke wajah selama di Bali. Baru deh kita balik ke hotel. Bali selalu menyenangkan buat dikunjungi, sering-sering ke Bali juga ga bakal bosan kayaknya he..he.. Next saya bakal cerita perjalanan saya ke Ubud Bali. Ikutin terus ya, dan semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sering Dipandang Sebelah Mata, Ternyata Wisata Negara Balkan Seindah Itu.

  Kotor Bay - Montenegro. Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu saya baru saja kembali dari trip beberapa negara di Eropa. Pada trip kali i...