Selasa, 14 Mei 2024

Sering Dipandang Sebelah Mata, Ternyata Wisata Negara Balkan Seindah Itu.

 

Kotor Bay - Montenegro.


Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu saya baru saja kembali dari trip beberapa negara di Eropa. Pada trip kali ini saya memilih rute yang sedikit berbeda dari kebanyakan rute Eropa trip biasanya. Kalau biasanya kita sering mendengar rute keliling Eropa Barat, atau rute keliling Eropa Timur. Kali ini saya memulai trip dari negara di Eropa Tengah (Jerman, Austria dan Slovenia), lanjut ke negara Balkan (Kroasia, Bosnia Hergezovina, Montenegro) dan berakhir di negara Italia yang berada di Eropa Selatan dan Barat. Memang rute trip kali ini agak unik, karna tidak bisa dibilang rute trip Balkan murni, tapi keunikan rute ini malah membuat kita bisa merasakan experience yang beragam. Mulai dari perubahan budaya, tingkat kemajuan negara dan kota yang dikunjungi, sampai perubahan suhu dan cuaca yang cukup significan sepanjang perjalanan ini. Jujur saya sendiri tidak berekspektasi rute trip kali ini bakal membuat saya kagum. Tapi ketika perjalanan trip ini dimulai saya merasa ini bakal jadi salah satu rute trip yang bakal saya kenang.

Konigsee - Jerman.

Sebelum berangkat tentu ada beberapa persiapan yang mesti saya lakukan. Salah satunya pengurusan visa Schengen untuk masuk ke negara Uni Eropa. Lalu mempersiapkan pakaian yang sesuai dengan suhu dan cuaca kota yang akan saya kunjungi. Untuk persiapan mata uang, saya hanya membawa mata uang Euro secukupnya dan sisanya saya akan lebih banyak melakukan transaksi pembayaran dengan kartu kredit. Maklum negara-negara tujuan saya kali ini tidak semuanya tergabung pada negara Uni Eropa, sehingga ada yang memakai mata uang mereka sendiri. Tak lupa satu hal yang penting dipersiapkan sebelum berangkat adalah jaringan internet selama perjalanan ini. Karna rute trip kali ini agak unik, tidak ada provider di Indonesia yang menyediakan layanan roaming International yang mencakup semua negara yang akan saya kunjungi. Tapi untungnya saya selalu memilih menggunakan modem internet dari Javamifi untuk setiap trip saya keliling dunia. Karna modem internet Javamifi sudah bisa digunakan dan terkoneksi dengan jaringan internet terbaik di lebih dari 200 negara di dunia, termasuk negara-negara yang saya tuju pada rute trip kali ini. 

Dokumen untuk visa Schengen yang mesti dipersiapkan.

Perjalanan saya dimulai pada tanggal 22 April lalu dimana Eropa sedang memasuki musim semi, musim yang paling saya sukai untuk travelling. Saya bertolak dari Jakarta menuju Munich Jerman dengan pesawat Etihad Airways. Sebelum berangkat, saya sempatkan diri untuk mampir di booth Javamifi yang ada di terminal 3 Bandara Soetta untuk mengambil pesanan modem internet saya. Prosesnya sangat mudah dan tidak memakan waktu lama. Lanjut check in dan boarding. Dalam penerbangan kali ini saya transit di Abu Dhabi sekitar 3 jam, lalu kemudian melanjutkan penerbangan ke Munich Jerman.

Sebelum berangkat ambil modem Javamifi dulu di booth nya.

Travelmate sejatiku.

Longflight artinya bersiap untuk tidur he..he..

Rute penerbangan pertama.

Abu Dhabi Airport yang baru.

Tiba di Munich pagi hari, saya disambut dengan suhu 6°C. Sempat kaget karna ternyata prakiraan suhu di google meleset, Munich pagi itu masih dingin banget bagi kita orang Indonesia. Untung saya sudah persiapkan coat dan syal untuk menahan hawa dingin pagi itu. Tak lupa begitu mendarat di Munich Airport, saya langsung aktifkan modem Javamifi agar bisa menghubungi keluarga di Indonesia dan mengabari kalau saya sudah sampai di Munich. Seperti biasa proses aktivasi modem Javamifi sangat mudah dan tidak perlu menunggu lama, begitu modemnya mendapat sinyal, tinggal masukkan username dan password wifinya di hp, maka kita bisa langsung terkoneksi dengan jaringan internet. Senangnya lagi modem ini baterainya sudah di-cas full ketika kita ambil dari booth Javamifi, jadi bisa langsung digunakan begitu tiba di negara tujuan. Setelah melewati imigrasi dan pengambilan bagasi bandara, saya langsung menuju ke pusat kota Munich untuk explore area old town nya. Di sini kita bisa melihat Marienplatz atau area alun-alun pusat kota Munich/Munchen. Di sini terdapat Marian Monument, bangunan Balai Kota Baru, bangunan Balai Kota Lama dan deretan pertokoan. Di bawah alun-alun ini sendiri terdapat stasiun sentral Marienplatz. 

Mendarat di Munich langsung hidupkan modem Javamifi.

Ga butuh waktu lama langsung terkonesi dengan jaringan internet.

Foto dulu tanda uda mendarat dengan selamat di Munich/Munchen.

Oldtown Munchen.

Marienplatz.

Bagian dalam gedung Marienplatz.

Dingin membeku pagi itu.

Untungnya bareng suami he..he..

Alun-alun kota Munich.

Ada sedikit bunga tulip di sini, tanda uda masuk musim semi.

Dari semua itu yang paling berkesan buat saya adalah ketika tidak sengaja melihat patung Juliet yang terletak tak jauh dari Marienplatz. Ternyata patung Juliet disini merupakan hadiah dari kota Verona Italia (asal cerita Romeo & Juliet) untuk kota Munich, yang dihadiahkan tahun 1974 lalu. Ada yang unik pada patung ini, yaitu salah satu bagian dada patung ini berbeda warna dibanding area lainnya. Ternyata ini terjadi karna ada kepercayaan jika kita memegang/mengusap area dada patung ini, maka akan beruntung dalam percintaan. Karna itu selama bertahun-tahun pengunjung yang datang mengusap salah satu bagian dada patung ini sampai mengakibatkan adanya perbedaan warna di area tersebut he..he..

Mengitari area oldtown Munich.

Sampai di sini.

Patung Juliet di kota Munich.

Oldtown.

Setelah puas menikmati pusat kota Munich, saya melanjutkan perjalanan ke Danau Konigsee. Salah satu danau tercantik yang ada di Jerman. Perjalanan dari Munich ke Danau Konigsee kurang lebih memakan waktu 2 jam dengan bus. Yang menarik dalam perjalanan ini adalah tiba-tiba kami melewati area bersalju. Wah saya ga menyangka di akhir April yang mestinya sudah Spring (musim semi) saya masih bisa bertemu salju di Eropa. Perjalanan ini membuat saya semakin semangat dan penasaran dengan danau Konigsee ini. Ternyata danau ini memang cantik sekali. Danau yg dikelilingi pegunungan salju, membawa suasana romantis dan menyenangkan. Rasanya ingin berlama-lama menikmati waktu di sini, tapi perjalanan masih harus berlanjut.


Happy lihat view serba hijau ini.

Udaranya dingin tapi ga membeku.

Danau Konigsee.

Indah tempatnya.

Danau yang dikelilingi pegunungan.

Kita bisa menaiki perahu di danau ini.

Dibagian atas gunungnya masih bersalju.

Indahnya.

Ga puas-puas foto di sini.

Dari Konigsee Jerman saya lanjut ke kota Salzburg Austria. Saya menginap di kota ini satu malam. Rencananya sore hari setiba di Salzburg saya ingin meng-explore pusat kota Salzburg, tapi apa daya saat kami tiba di sana hujan tak kunjung berhenti sampai malam. Udara dingin menusuk tulang yang mengakibatkan saya malas keluar hotel dan memilih beristirahat saja di kamar hotel.

Keesokan harinya setelah sarapan di hotel, saya melanjutkan perjalanan ke Hallstatt, salah satu desa terindah di Eropa. Lagi-lagi dalam perjalanan dari Salzburg ke Hallstatt saya melewati area bersalju, kali ini area bersaljunya lebih banyak dan lebih tebal, malah bus yang saya tumpangi juga melewati hujan salju dalam perjalanan kami ke Halstatt, indah dan menyenangkan melihat butiran-butiran salju itu jatuh dan menimpa kaca bus. Tak pernah saya membayangkan bisa melihat hujan salju pada trip ini, karna trip saya ke Serbia bulan Februari lalu saat winter (musim dingin) malah tidak ketemu salju sama sekali. Makanya saya terkejut malah saat trip di musim semi saya merasakan suhu winter dan ketemu salju he..he.. Benar-benar suhu dan cuaca yang tidak dapat diprediksi. Untungnya saya sudah mempersiapkan outfit cukup hangat untuk ke Hallstatt ini.

Sarapan dulu di hotel.

Salju menghiasi perjalanan kami ke Halstatt.

Ini dia Spring rasa Winter he..he..

Setibanya di Halstatt saya disambut gerimis dan suhu 0°C, cukup dingin tapi sayangnya sudah tidak ada salju di Halstatt, hanya bagian puncak pegunungan yang mengelilingi desa cantik ini yang masih diselimuti salju. Cukup lama saya mengelilingi desa indah ini, mulai dari tepi danaunya, sampai naik ke bagian atas perbukitan desa. Sungguh pemandangan desa ini benar-benar memanjakan mata. Semakin kita naik ke bagian atas desa nya, maka makin indah view yang kita dapat. Saya dan suami menyempatkan diri untuk piknik dan makan siang di salah satu kursi taman yang tersedia dibeberapa view point area atas desa Halstatt. Walau gerimis datang dan pergi selama kami di sana, tapi keindahan Halstatt tak terlupakan.

Desa terindah di Eropa.

The view.

Halstatt.

Naik ke bagian atas desa.

Mendung tetap cantik.

View dari bagian atas desa.

Best view.

Explore lebih jauh agar dapat spot view lebih keren.

Love this.

Makin naik ke atas makin cantik viewnya.

Couple.

Spot terbaik menikmati pemandangan Halstatt.

Desa kecil nan indah.

Banyak copet juga di sini, lihat sign pickpocket.

Dari Halstatt saya melanjutkan perjalanan ke kota Ljubljana Slovenia. Perjalanan kali ini cukup panjang kurang lebih 4 jam dengan bus. Dan kita juga pastinya melewati perbatasan negara. Tapi saat melewati perbatasan negara ini tidak perlu turun dan melakukan pengecekan paspor, karna Slovenia termasuk dalam negara Uni Eropa. Saya tiba di Ljubljana sore hari, malam ini kami menginap di sini. Untung hotel saya di Ljubljana berada di tengah kota, jadinya begitu beres check in hotel, saya dan suami langsung jalan-jalan melihat kota Ljubljana. Suhu udara di Ljubljana lebih hangat dan tidak sedingin Halstatt. Kita nyaman jalan-jalan sore keliling pusat kotanya. Ada beberapa spot menarik di kota ini yang bisa kita lihat seperti foto-foto dibawah ini.

Hotel tempat kita menginap.

Ljubljana.

Pink Church.

Strolling arround.

Triple bridge.

Pusat oldtown Ljubljana.

Enjoy this city.

Dragon bridge.

Salah satu peninggalan di kota Ljubljana.

Modem Javamifi sinyalnya aman dan stabil selama di Slovenia.

Malam di Ljubljana.

Malam pun tetap cantik.

Setelah hari mulai gelap kami kembali ke hotel dan beristirahat. Keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan dari kota Ljubljana ke kota Zagreb ibukota Kroasia (Croatia). Lama perjalanan ini dengan bus kurang lebih 1.5 jam. Perbatasan negara juga langsung jalan karna kedua negara ini masuk dalam negara Uni Eropa. Setibanya di Zagreb, lagi-lagi mendung dan udara dingin menyapa. Tapi kami tetap semangat meng-explore kota Zagreb ini. Kami jalan ke area old townnya, dan naik sampai ke gereja St. Mark yang atapnya bercorak bendera dan logo negara Croatia. Beberapa destinasi di Zagreb yang saya singgahi bisa teman-teman lihat di foto-foto berikut ya.

Kemana kita ya?

Ke Gereja St. Mark dulu.

Gerejanya unik karna ada lambang dan bendera Croatia diatapnya.

Kota Zagreb dari atas.

Untung ada turis lain yang bisa dimintain foto.

Zagreb Cathedral.

Alun-alun kota Zagreb.

Mendung.

Tapi tetap semangat jalan-jalan explore Zagreb.

Pasar bunga.

Gereja St. Mark.

Happy karna uda foto sama gereja iconik ini.

Pasar di oldtown Zagreb. souvenir di sini lebih murah.

Buah-buahan di pasar Zagreb.

Art Pavilion.


Setelah puas menikmati kota Zagreb, perjalanan dilanjutkan menuju kota Split masih di negara Croatia. Nah di sini kita mulai merasakan menjelajahi negara Balkan, karna rutenya sudah menyusuri pesisir laut Adriatik. Cuaca mendung dan gerimis yang menghantui perjalanan kita beberapa hari sebelumnya berubah menjadi cerah ceria memasuki rute ini. Dan suhu udara pun mulai berubah menjadi hangat. Perjalanan road trip dari Zagreb ke Split cukup lama 4-5 jam. Tapi view sepanjang perjalanan sangatlah indah. Teman-teman yang sudah follow IG saya @chi2min pasti sudah lihat video-video di igs bagaimana indahnya view sepanjang perjalanan ke Split ini he..he..

Perjalanan ke Split.

View menuju ke Split.

Indahnya.

Foto diambil dari jendela bus yang berjalan.

Pegunungan di depan tiga sampai punya 3 gradasi warna.

Best view.

Lagi di rest area.

View rest areanya.

Saya tiba di Split sore hari, begitu beres check in hotel di Split, saya dan suami langsung bergegas ke city center kota pinggir pantai ini. Jujur saya baru mendengar nama kota ini dan benar-benar tidak punya gambaran apa-apa tentang kota ini. Ternyata kotanya cantik banget. Ada bangunan benteng peninggalan sejarah tak jauh dari pantainya. Banyak spot menarik di kota ini. Tapi sayang karna saya tiba sore menjelang malam jadinya waktu untuk explore kota ini tidak begitu banyak. Setelah gelap kami kembali ke hotel untuk beristirahat.

Kamar hotel kita di Split.

Sampai juga di oldcity Split.

Bagus ternyata pusat kotanya ada peninggalan bangunan bersejarah juga.

Berasa di Romawi pas sampai sini.

Nikmati golden hours di Split.

Kota tuanya banyak labirin seperti ini.

Ditengah-tengah bangunan tua ini ada cafe yang menyediakan live music gitu.

Ada tulisan Split gini di pinggir pantai kotanya.

Jangan lupa foto di sini.

Ga sengaja ketemu Mba Ina dan suaminya di sini.

Menikmati sunset di Split.

Pinggir pantainya bersih dan rapi.

My love.

Split kala malam.

Kemalaman jadi museumnya uda tutup.

Enjoy our time.

Keesokan harinya setelah sarapan di hotel, saya melanjutkan perjalanan ke kota Sarajevo Bosnia dari Split. Hari ini bakal sangat panjang karna destinasi kota yang dituju cukup jauh antara satu dengan lainnya, dan mesti melewati border negara Croatia dan Bosnia, yang mana kita diwajibkan turun dari bus untuk antri cap paspor di perbatasan kedua negara ini. Kenapa mesti turun karna Bosnia tidak termasuk negara Uni Eropa, jadinya regulasi nya berbeda. Karna berdasarkan prakiraan cuaca suhu di Sarajevo antara 15°-18° saya cukup pede hanya memakai heattech dan cardigan tipis saja. Tapi ternyata ketika diperbatasan 2 negara ini suhu masih dingin, alhasil saya mesti pake jaket lagi buat menahan udara dingin ketika antri cap paspor.

Sarapan dulu guys.

Menu sarapannya cukup oke ya.


Border antara negara Croatia dan Bosnia.

Cap paspor keluar Croatia.

Terik tapi ini dingin lho ha..ha..

Uda dapat cap paspor masuk negara Bosnia, officially masuk ke negara 39 yang saya kunjungi.

Dari Split ke Sarajevo cukup jauh, butuh waktu 4-5 jam dengan bus. Dan lucunya perubahan jalan raya yang kami lewati sangat berasa, yang tadinya kita selalu melewati jalan tol yang cukup besar dan lurus, begitu masuk negara Bosnia Herzegovina kita langsung melewati jalan pegunungan kecil dan berkelok-kelok. Untuk yang perutnya kurang kuat, pasti gampang mual ketika masuk rute ini. Tapi view sepanjang perjalanan di Bosnia sangat cantik dan memanjakan mata. Pegunungan, sungai, danau akan menghiasi rute perjalanan ini. Saya sempat khawatir apakah modem Javamifi yang saya bawa akan kehilangan sinyal ketika memasuki area pegunungan Bosnia, ternyata ketika saya cek sinyalnya masih full dan tidak bermasalah dipakai untuk ber-internet ria. 

View ketika kita masuk negara Bosnia.

Ada campervan usang segala.

Cantik banget Bosnia.

Lewati jalan pegunungan dan pedesaan.

Salah satu rute favorit saya.

Sayang banget kalau tidur, karna pemandangannya keren gini.

Sinyal dari modem Javamifi tetap full dan kuat walau di daerah pegunungan dan pedesaan Bosnia.

Kami tiba di Sarajevo siang. Ketika sampai di Sarajevo saya langsung menggali ingatan saya ketika membaca Buku Harian Zlata (Jeritan Hati Anak Bosnia), sebuah buku harian seorang gadis kecil korban sekaligus saksi hidup perang Bosnia yang tinggal di Sarajevo. Waktu itu saya masih SD membaca bukunya dan rasanya seperti mimpi akhirnya saya bisa menjejakan kaki di kota yang dulu luluh lantak karna perang Bosnia-Serbia dulu tahun 90-an. Udara di kota Sarajevo sangat nyaman menurut saya. Baju yang saya persiapkan ternyata cocok karna suhunya sesuai perkiraan cuaca. Saya sangat menikmati waktu kami di Sarajevo. Melihat old town nya. Berkunjung ke mesjid peninggalan Ustmaniyah dan merasakan Eropa nuansa Islami, selain di Istanbul.

Menjelang tiba di Sarajevo.

Enjoy our trip.

Finally tiba di Sarajevo.

Udaranya enak, sejuk.

Latin bridge.

Alun-alun oldtown Sarajevo.

Foto-foto di sini.

Banyak burung merpatinya.

Ternyata ootd nya pas nih.

Sarajevo sign.

Merpati di sini banyak sekali.

Pas banget burungnya terbang he..he..

Dari Sarajevo saya lanjutkan perjalanan ke kota Mostar, masih di negara Bosnia Herzegovina. Kami tiba sore menjelang malam. Tidak banyak yang saya lakukan di kota ini, hanya jalan-jalan di area old town dan berfoto di Mostar Old Bridge nya yang terkenal itu. Jembatan tua ini memang indah dan menjadi landmark wisata kota Mostar. Sayangnya jembatan yang kita lihat sekarang bukan jembatan aslinya, melainkan hasil pembangunan ulang. Karna jembatan aslinya sudah hancur karna perang.

View perjalanan menuju Mostar.

Gereja di Mostar.

Oldtown kota Mostar.

Stari Most.

Gerbang menuju Stari Most.

Alhamdulillah sampai di sini.

View sungai Neretva dari jembatan Stari Most.

Menghabiskan sore itu di Mostar.

Kota kecil yang bersahaja.

Ada mesjid di belakang kita.

Di sini sempat mendengarkan azan.

Gerbang jembatan Stari Most.

Ternyata view dari bawah cantik juga.

Stari Most.

Azan magrib berkumandangan saat kami di sini.

Sungainya jernih.

Dari Mostar saya lalu melanjutkan perjalanan ke kota Kotor di Montenegro. Ini adalah perjalanan yang paling melelahkan dalam trip ini. Bis nya baru jalan jam 9 malam dari Mostar. Perjalanan normal dari Mostar ke Kotor kurang lebih 4 jam. Tapi dalam perjalanan ini kita mesti melewati border perbatasan 2 negara Bosnia dan Montenegro dimana antrian pemeriksaannya paspornya cukup berbelit dan makan waktu lama. Saya tiba di border sekitar jam 11 malam, udara saat itu cukup dingin. Kami semua di dalam bus diharuskan turun untuk cap paspor keluar Bosnia dan cap paspor masuk Montenegro. Bus yang kami tumpangi diperiksa berulang kali, baik didalam kabin maupun bagian bagasinya. Petugas imigrasi dan penjaga perbatasan disini bersikap arogan, sampai-sampai supir bus yang saya tumpangi memberikan sogokan berupa air minum kemasanan dalam jumlah cukip banyak kepada petugas-petugas penjaga di sini, agar proses pemeriksaan imigrasi kami dipercepat. Karna kami tiba di sana sudah hampir tengah malam, sudah sangat kelelahan dan kedinginan.

Lepas dari pemeriksaan border 2 negara, kita akhirnya bisa melanjutkan perjalanan ke negara selanjutnya yaitu Montenegro. Karna sudah malam tidak terlihat view sepanjang perjalanan, yang ada saya berusaha untuk tidur, karna takut mual dan muntah disebabkan kelelahan dan rute jalan yang berkelok-kelok. Malam itu rasanya saya benar-benar capek. Kami tiba di Kotor jam 2 pagi dan langsung check in hotel untuk beristirahat. Kesan pertama melihat hotel tempat kami menginap di Kotor adalah hotelnya jadul, tua dan tidak ada lift nya. Terlihat usang dan tak terawat dibanding hotel-hotel kami sebelumnya. Malah saya ada rasa sedikit takut, ketika masuk ke kamarnya yang terkesan usang.

Kamarnya usang.

Hotel jadul, kamar mandinya juga jadul.

Tapi begitu kita bangun di pagi hari, kita melongo melihat view halaman belakang hotel ini. Benar-benar indah dan menakjubkan. Kita langsung dihadapkan dengan view teluk Kotor yang dikelilingi pegunungan. Kami yang bangun sedikit kesiangan malah merasa rugi karna ga bangun sejak pagi untuk menikmati view belakang hotel ini. Semua kesan tua dan usang tadi malam, seperti terbayarkan dengan keindahan view pagi itu. Ditambah cuaca yang sangat mendukung, langit biru, laut biru, matahari bersinar cerah dan suhu hangat 24°C menambah senyum kita pagi itu. Saya dan suami memilih sarapan di area outdoor resto hotel ini agar bisa menikmati breakfast with view. Kami mendengar beberapa orang yang satu bus dengan kami mengeluh karna tidak ada sinyal internet di HP nya sepanjang perjalanan sejak tiba di Montenegro, saya baru tau kalau provider di Indonesia belum bekerja sama untuk roaming international dengan provider yang ada di Montenegro. Alhasil hanya dengan menggunakan modem internet Javamifi satu-satunya yang aman dan tidak terkendala masalah jaringan internet selama perjalanan ini. Saya beruntung sudah mengantongi modem internet Javamifi sejak day 1 ha..ha.. Jadinya tidak ada masalah tidak dapat sinyal atau jadi fakir wifi sepanjang trip ini. Internetan dengan modem Javamifi lancar jaya tanpa hambatan.

View dari balkon belakang hotel kami di Montenegro.

Cantiknya.

Mana ada burung pula lagi terbang.

Breakfast with view.

Betah banget duduk di sini.

Lagi ngomongin sesuatu ha..ha..

Ini penampakan hotelnya.

View dari belakang hotel.

Kotor Montenegro.

Ga nyangka bakal lihat view secakep ini.

Ala-ala.

Husband & wife.

Modem Javamifi sampai di Montenegro.

Ada sinyal dong pastinya.

Mantap Javamifi di Montenegro.

Pagi itu dari hotel kami melanjutkan perjalanan ke area oldtown kota Kotor. Ternyata tak jauh dari oldtown sedang bersandar 1 buah kapal pesiar besar. Sedangkan boat-boat kecil tampak tersusun rapi didermaga. Tiba di area Oldtwon saya tidak langsung masuk ke sana, tapi malah memilih melimpir ke arah dermaga untuk menikmati view teluk Kotor lebih lama lagi. Asli benar-benar senang rasanya pagi itu melihat pemandangan kota Kotor, yang tidak kotor sama sekali he..he.. Beberapa kali pemuda pemudi lokal menawarkan saya untuk menyewa boat mereka berkeliling teluk Kotor yang indah ini. Sayang waktu saya disini terbatas, karna itu dengan terpaksa saya tolak penawaran mereka. Puas menikmati Kotor Bay, saya lanjut berjalan-jalan ke area oldtown-nya ternyata banyak cafe dan pertokoan di sini. Saya dan suami menyempatkan diri buat beli magnet kulkas di sini, karna kita memang koleksi magnet kulkas setiap negara/kota yang kita kunjungi.

View menuju oldtown Dubrovnik.

Main air.

Pasangan halal.

Sayang.

Kotor bay.

Nikmati musim semi di Kotor.

Best view.

Di sini banyak bebek lho.

Udaranya sejuk.

Kapal pesiar.

Ada sungai bermuara.

Oldtown Kotor.

Dancing with me.

Gerbang masuk oldtownnya.

Dari kota Kotor di Montenegro, perjalanan saya lanjutkan menuju kota Dubrovnik di Croatia. Lagi-lagi mesti melewati border 2 negara antara Montenegro dan Croatia. Tapi untungnya border di sini ga terlalu ribet, kita tak perlu turun dari bus, cukup mengumpulkan paspor dan diberikan pada supir bus untuk di cap. Sebenarnya antrian kendaraan di perbatasan 2 negara ini cukup panjang, tapi ternyata jalur bus dibedakan jadi bisa lebih cepat. View perjalanan dari Kotor ke Dubrovnik benar-benar indah, sepanjang jalur ini kita akan melewati jalur pesisir dan pinggir laut negara Balkan. Perjalanan 2 jam tak terasa karna viewnya yang memukau. Tiba di Dubrovnik siang menjelang sore. Kita langsung didrop di area oldtown nya. Ternyata area ini sudah penuh dengan turis. Saya jadi ingat dulu ketika saya ikut Halong Bay tour di Vietnam, saya sempat berkenalan dengan sepasang suami istri asal Croatia, dan dia selalu membanggakan ke saya, jika nanti saya ke Croatia jangan lupa jalan-jalan ke Dubrovnik karna disana sangat indah dan jadi kota wisata negaranya. Tak disangka siang itu saya dan suami tiba di Dubrovnik. Kota ini makin terkenal sejak dijadikan tempat syuting serial Game of Thrones. Karna itu tak heran banyak sekali pernak pernik berbau Game of Thrones dijual di area turis ini.

Perbatasan Montenegro dan Croatia.

Cukup antri ketika melewati border 2 negara ini.

Kotor.

Menuju Croatia.

Dubrovnik dari ketinggian.

Unik kota ini.

Kami menjelajahi area oldtown Dubrovnik ini dengan semangat, matahari bersinar cerah dan suhu hangat membuat hasrat untuk mengeliling area oldtown ini semakin menggebu. Oldtown di Dubrovnik ini seperti labirin dengan banyak lorong-lorong yang saling terhubung, kita menjelajahinya melihat sisi-sisi lain dari Dubrovnik. Banyak cafe, restoran dan pertokoan yang kita temukan di area oldtown ini. Ada juga gereja dan bangunan-bangunan asli yang masih bertahan. Di sini kita juga bisa melihat/membaca sejarah perang yang pernah menimpa kota ini. Rasanya waktu begitu cepat, belum puas rasanya menikmati keindahan oldtown ini, tapi kami sudah harus meninggalkan Dubrovnik untuk pindah ke kota berikutnya.

Tempat syuting serial Game of Thrones.

Terik tapi ga panas kayak di Indo.

Menyusuri labirin Oldtown Dubrovnik.

Melihat dikejauhan.

Alun-alun Dubrovnik.

Ramai turis siang itu.

Magnet kulkas.

Peta oldtownnya.

Kita bisa melihat sejarah kota ini di dinding kotanya.

Sepenggal sejarah.

Aku dan kamu.

Nikmati waktu kita berdua.

Ala-ala film disney he..he..

Bahagia.

Di tangga paling terkenal di Dubrovnik.

Turis banget ha..ha..

Rame ya.

Satu sisi di Dubrovnik.

Sore itu saya melanjutkan perjalanan ke kota Zadar masih di negara Croatia. Di sini saya akan menginap 1 malam untuk terus melanjutkan rute trip ke negara selanjutnya. Tidak ada yang menarik di kota Zadar, hanya sebagai kota transit dalam trip ini. Pagi harinya setelah sarapan di hotel, kita melanjutkan perjalanan ke kota Rijeka - Croatia. Saat kami tiba di tengah kota ini, ternyata bertepatan dengan acara Rijeka Marathon, karna itu banyak jalan yang ditutup untuk acara ini. Tak banyak yang bisa di-explore di Rijeka, karna kami tiba di hari minggu dan pertokoan di pusat kota nya pun rata-rata tutup. Cuma kami ikut merasakan kemeriahan acara Rijeka Marathon di sini. Kota Rijeka juga kota tepi pantai, tapi karna sudah melihat kota Split dan Dubrovnik yang lebih keren, jadinya Rijeka tampak biasa-biasa saja.

Sarapan kita di Zadar.

Rest area.

Rijeka Croatia.

Terik mataharinya untung bawa topi.

Cantik juga kotanya.

Dermaga.

Terminal bus nya kosong karna lagi ada marathon.

Nontonin orang-orang mencapai garis finish.

Seru juga.

Senang lihat para atletnya.

Ada sejarah kotanya juga di sini.

Bisa foto di garis finishnya he..he..

Enjoy.

Bersama para pemenang marathon.

Pinggir pantainya.

Rijeka.

Laut Adriatik.

Makin banyak explore makin banyak yang dilihat.

Deretan boat kecil.

Dari Rijeka perjalanan saya lanjutkan ke kota Venice Mestre Italia. Nah kali ini kita kembali masuk ke perbatasan negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa sehingga tidak perlu lagi turun atau berhenti di perbatasan negara. Rute yang kami lewati tetap menyusuri pesisir pantai laut Adriatik. Kami tiba di Venice Mestre sore hari dan langsung check in hotel. Karna masih terang dan saya belum terlalu capek, saya mengajak suami untuk jalan berdua naik bus umum menuju Venice Island sore itu. Kebetulan ini kali ketiga saya berkunjung ke Venice Mestre dan Venice Island, jadinya sudah cukup familiar dengan suasana dan transportasi umumnya. Kami jalan kaki santai sekitar 10 menit dari hotel untuk sampai di halte bus terdekat. Naik bus umum sekitar 15 menit kita tiba di terminal bus Venice Island dan tak jauh dari situ kita sudah melihat Grand Canal Venice yang terkenal itu.

Kamar hotel kita di Venice Mestre.

Kamar mandinya.

Ini penampakan hotelnya.

Belstay.

Kami serasa bernostalgia kembali mengingat perjalanan kami dulu pertama kali ke Grand Canal Venice, musim semi juga di tahun 2015. Alhamdulillah, bisa ke sini lagi dengan orang yang sama dan genggaman hangat yang sama rasanya sungguh membahagiakan. Kami jalan-jalan santai menyusuri area Grand Canal, menikmati perubahan warna langit dari jingga sampai gelap. Gondola yang tadi masih hilir mudik membawa turis, mulai berkurang intensitasnya, diganti oleh boat-boat penumpang yang cukup besar yang mengantarkan orang-orang dari sisi Venice Island lainnya.

Jembatan kaca Venice Island.

Akhirnya sampai lagi di sini.

Menikmati senja di Venice.

Indahnya.

Wefie dulu kita.

Untung ada turis Korea yang motoin kita.

Makasih lho say.

Perlu juru foto kalau kita jalan ha..ha..

Modalnya senyum dan minta tolong aja guys.

Grand canal.

Cantiknya Venice dikala senja.

Serasi.

Makasih yang uda motoin kita.

Kita menikmati waktu kita di sini tanpa diburu-buru, jam 21.30 kami baru naik bus balik ke hotel di Venice Mestre. Tapi sebelum sampai di hotel saya sempatkan untuk membeli gelato di salah satu toko gelato yang ada dekat halte bus. Sumpah ini gelato terenak yang pernah saya coba, pantas walau uda malam toko gelato ini masih ramai dan antri yang beli. Malam itu saya membeli gelato dengan 2 rasa yaitu coklat brownie dan cheesecake. Dua-duanya enak, awalnya mau pilih rasa Pistachio, tapi sayang sudah habis karna kemalaman. Tapi saya ga menyesal memilih rasa gelato coklat brownie dan cheesecake ini karna didalam gelatonya ada potongan brownie dan cheesecake, lalu rasanya juga pas dan balance, ada rasa manis, asam dan segar dari gelatonya tercampur nikmat.

Terminal bus dari Venice Island ke Venice Mestre.

Gelato.

Puas-puasin makan Gelato pas di Italia guys.

Uda malam masih rame aja toko Gelatonya.

Yummy.

Keesokan harinya perjalanan dilanjutkan dengan bus dan naik boat menuju area San Marco Venice Island. Cuaca cerah dan mendukung, walau cukup hangat saya tetap pakai jaket demi ootd selama di Venice he..he.. Kalo panas ya tinggal lepas. Kami puas-puasin untuk jalan-jalan di Piazza San Marco Venice, karna semalam kita ga jalan sampai ke sana. Tapi untungnya kita sudah jalan-jalan di Grand Canal kemaren jadinya merasa ga perlu lagi jalan sampai ke Grand Canal siang ini karna matahari cukup terik he..he..

Naik boat dari Venice Mestre ke Venice Island.

Asyik juga ternyata.

Ala-ala Mr & Mrs Smith.

Ini penampakan boatnya.

Venice Island.

Foto dulu di sini.

Kanal-kanal kecil khas Venice.

Bersama gondola ulala.

Deretan gondola.

Ponte dei Sospiri.

Pov : lagi foto ketemu teman yg naik gondola.

Bridge of Sighs.

Bersama bapak pendayung Gondola.

Piazza San Marco.

Langitnya biru jadinya seru foto-fotonya.

Mr & Mrs Smith lagi lari-lari ceritanya.

Love it.

San Marco.

Susah foto tanpa orang di sini.

Tanda uda sampai Venice.

Mayan ada satu yang kosong latarnya.

Dulu juga pernah foto di sini.

Kita ualng lagi sekarang.

Dia lagi dia lagi he..he..

Naik gondola dulu guys.

Pas nawar eh kok mahal, ga jadi deh ha...ha..

Pasangan ini cute banget ya.

Balik ke mestre naik boat lagi.

Bye..bye Venice.

Dari Venice perjalanan saya dilanjutkan menuju kota Pisa, yup kita bakal melihat menara miring Pisa yang terkenal seantero jagad itu. Lucunya karna saya naik bus, ternyata lokasi drop off busnya agak jauh dari lokasi menara Pisa. Tapi tenang disediakan odong-odong buat kita menuju ke sana ha..ha.. Tinggal bayar €5 perorang. Karna sudah pernah ke sini, kami tidak terlalu antusias, cuma mau re-create foto lawas kita dulu di sini. Kami juga menikmati suasana langit golden hours di sini.

Odong-odong buat ke Pisa.

Bareng mba ina dan suami pas diatas odong-odong.

Hi Pisa..

Recreate foto kita tahun 2015 lalu.

Yeay we coming back here.

Pisa sore itu.

Makin sore makin cantik aja bangunan di belakang gw.

Couple goals.

Lagi mikir kemana lagi habis trip ini he..he..

Golden hours di Pisa.

Peta Pisa.

Dari Pisa kita lanjut ke kota Prato untuk transit dan nginap semalam di sini. Besoknya setelah sarapan di hotel, perjalanan dilanjutkan menuju kota La Spezia Italia, kenapa saya ke sana, karna dari kota La Spezia ini saya akan naik kereta menuju salah satu desa tercantik di Italia yaitu Cinque Terre. Sebuah desa pinggir pantai dengan bangunan khas warna warni yang menghiasi tebingnya. Salah satu bucket list saya. Alhamdulillah akhirnya bisa juga tiba di Cinque Terre. Sebenarnya jika kita punya waktu lebih lama, kita bisa menjelajahi kelima desa nelayan cantik yang ada di sini (Monterosso, Vernazza, Corniglia, Manarola dan Riomaggiore), namun pada trip kali ini saya cuma bisa mendatangi salah satu desanya yaitu Riomaggiore. Suasana siang itu cukup ramai orang-orang yang berkunjung di desa cantik ini. Saya dan suami bergegas menuju spot view terbaik desa kecil ini. Kami mengambil beberapa video dan foto di sini. Tidak punya waktu banyak membuat saya, membatin suatu hari nanti saya akan balik dan menikmati keindahan desa kecil ini pelan-pelan tanpa diburu waktu. Bayangkan untuk sekedar membeli gelato di Riomaggiore saja rasanya tidak sempat, akhirnya baru beli gelato di stasiun kereta La Spezia. Tapi ternyata rasa gelatonya B aja guys.

Kamar hotel kita di Prato.

La Spezia.

Baru nyampe di Riomaggiore.

Langsung senang lihat view desa nelayan ini.

Cantik banget bangunan warna warni yang tersusun ditebing.

Warna bangunannya kontras dengan warna laut biru.

Cuaca pun mendukung.

Desa nelayan cantik di Italia.

Masa uda jauh-jauh ke La Spezia, tapi ga jadi ke sini.

Rame tandanya memang seindah itu.

Berenang seru juga nih.

Chill dulu guys.

Yang lain pada kepanasan gw mah enjoy di sini he..he..

Apa kabar?

Salam dari Cinque Terre.

Cinque Terre.

My bucket list checked.

Next.

Dari La Spezia saya melanjutkan perjalanan ke kota Milan Italia, ini adalah kota terakhir yang saya kunjungi pada trip ini, sebelum bertolak kembali ke Indonesia. Kota Milan mungkin juga uda untuk sekian kalinya saya ceritakan dalam blog saya. Karna sudah beberapa kali ke Milan, kita tidak terlalu antusias ke sini. Paling menikmati suasana Duomo dan belanja. Malamnya kita nginap di salah satu hotel di pinggir kota Milan. Dan besok paginya kembali terbang ke Jakarta. Begitulah trip dengan rute ajaib pada musim semi kali ini. Benar-benar merasakan banyak hal yang berbeda dalam satu trip. Alhamdulillah, trip berjalan lancar dan sesuai dengan itinerary. Next saya bakal lanjutkan tulisan UK trip yang tertunda atau mungkin menulis hal-hal lain di blog ini, nantikan saja ya guys ya. Semoga tulisan ini bermanfaat dan menginspirasi teman-teman semua..Ciaoo..🤗😘

Uda nyampe Milan aja.

Kasi makan burung-burung merpati dulu di Duomo.

Biar lebih berkah dan didoain ma burung-burung di sini.

Thank you Javamifi, sudah membuat perjalanan ini lebih mudah dan menyenangkan.

Terbukti selama trip dengan rute ajaib ini modem Javamifi tidak pernah kehilangan sinyal, tetap lancar jaya internetan dimana pun selama modem Javamifi dalam genggaman.

Salam dari saya dan suami..






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Persiapan Serta Tips & Trik Mengunjungi Negara-Negara Balkan.

Tirana Pyramid - Albania. Buat teman-teman yang belum tau, Balkan adalah nama historis dan geografis yang digunakan untuk menggambarkan nega...