Senin, 14 Maret 2016

Bali Day 3 (Nusa Dua - Pantai Pandawa)


Nusa Dua.
Bangun tidur pagi ini, kami memutuskan untuk berenang di kolam renang hotel. Mumpung sepi kolamnya, jadi kita puas-puasin berenang, main air dan leyeh-leyeh di kolam renang. Suasana dan taman disekitaran kolam renang hotel ini benar-benar ditata begitu apiknya. Jadi bikin betah lama-lama disana. Ga kerasa kami baru beranjak ketika matahari mulai tinggi.

Relax.

Renang pagi itu.

Jump.
Setelah makan siang dan solat zuhur, kita baru memutuskan jalan menuju kawasan nusa dua Bali. Tujuan kami ke Nusa Dua adalah untuk melihat waterblow (semburan ombak). Waterblow ini adalah salah satu atraksi wisata yang bisa kita nikmati secara gratis di kawasan ini yang merupakan terjangan ombak tinggi yang menghantam dinding tebing di Nusa Dua, sangat bagus dilihat jika ombaknya cukup besar. Karena penasaran uda lihat fotonya, kita pun kesana mau lihat langsung.

Dari legian menuju kawasan Nusa Dua sekitar 1 jam berkendara. Sesampainya di Nusa Dua, kita sangat senang karena kawasan ini ternyata memang kawasan wisata yang dikelilingi oleh resort-resort mewah. Sehingga sangat bersih dan menyenangkan untuk dikelilingi. Untuk masuk kawasan ini pun tidak dipungut biaya alias gratis. Saat masuk dikawasan wisatanya kita bakal disuguhi pantai dan taman-taman untuk tempat berpiknik, pantas dipintu masuk banyak kita lihat orang-orang yang sengaja bawa peralatan piknik masuk. Oya saat leyeh-leyeh dipantainya jangan takut kelaparan karena ternyata ada mbak-mbak penjual gorengan juga disana yang bakal nyamperin kita kalau kita mau beli. Kita berdua sempat putarin dulu area pantainya sambil foto-foto.

Salah satu pantai di nusa dua.
Berdua di pulau dewata.
Pantai resort di Nusa Dua.
Bersih.
Love in the air.
Puas lihat pantai Nusa Dua, kita pun bertanya arah menuju waterblow. Ternyata tempatnya memang agak tersembunyi, kita bakal melewati patung Krisna (kalau ga salah) yang ada ditengah lapangan kawasan Nusa Dua, baru ada panah menuju waterblow. Jalan masuknya dikelilingi oleh karang-karang lho, keren banget foto-foto diatas karang-karang ini, tapi hati-hati ya karena karang-karangnya cukup tajam. Ternyata karena masih siang ombak tidak terlalu kuat, jadi waterblow (semburan ombak) yang kita lihat ga sebesar difoto yang kita lihat sebelumnya. Tapi semakin sore ombak pun makin besar, dan kami beberapa kali melihat waterblow yang keren itu.

Lapangan di Nusa Dua.

Menjelang sampai di waterblow kita bakal disuguhi pemandangan ini.

Ini dia waterblow.

Karang yang diterjang ombak, jadi semburan.
Abang dapat waterblownya.
Puas melihat waterblow kita pun balik lagi ke parkiran motor buat ke destinasi berikutnya. Sebelum balik, malah ketemu pantai yang agak tersembunyi gitu. Saya malah berasa seperti berada di private beach pas lihat pantai ini. Ga lupa foto-foto dulu disini sebelum benar-benar meninggalkan kawasan Nusa Dua.

Ga sengaja nemu private beach ini.

Vitamin sea.
Awalnya kita mau melihat sebuah bangkai pesawat yang katanya ada diantara tebing di Jimbaran. Ketemu sih lokasi bangkai pesawat itu, tapi ditutup seng sehingga kita ga bisa masuk. Dan ternyata bangkai pesawat itu dekat dengan Pantai Pandawa, karena belum pernah ke Pantai Pandawa, kita pun lanjut ke Pantai Pandawa. Wah ternyata lagi ada acara pekan seni dan adat Bali disana. Untuk masuk ke kawasan Pandawa kita mesti membayar tiket 10rb/orang yang nanti bisa ditukarkan dengan minuman. Wah saat masuk aja kita uda takjub dengan tebing-tebing di kiri kanan jalan menuju pantainya. Baru kali ini ke pantai yang mana jalan masuk membelah tebing-tebing seperti ini. Oya untuk menghias tebing ini ada patung-patung yang sengaja diletakkan dan juga ada tulisan Pantai Pandawa.

Tebing di jalan menuju pantai pandawa.

Keren kan, pantai ini dibawah tebing.

Patung di tebing.
Sesampai diarea pantai memang sudah ramai oleh pengunjung, kebanyakan pengunjung adalah turis domestik terutama masyarakat Bali sendiri. Saat diparkir motor saja sudah ada atraksi debus yang ramai ditontong orang. Kami sempat juga menonton tapi karena atraksinya rada seram menurut saya jadi kita ga nonton sampai selesai. Ternyata ditepi pantai bakal ada pertunjukkan tari kecak, wah kita berdua sangat antusias buat melihatnya. Kami pun duduk mengelilingi tempat berlangsungnya tari kecak bersama pengunjung lainnya. Wah menonton tari kecak gratis di pinggir pantai dan menjelang sunset, saya merasa benar-benar beruntung saat itu. Ga da rencana sebelumnya kesini, malah sampai disini dan lagi ada acara adat lagi, lucky.

Atraksi debus di parkiran.

Kecak dance.

Nonton tari kecak gratis, Alhamdulillah.
Puas lihat pertunjukan tari kecak, kami pun jalan-jalan menikmati pantai Pandawa senja itu. Alhamdulillah lagi-lagi menikmati sunset dipantai cantik di pulau Bali. Tak lupa mengabadikan moment itu melalui foto. Ternyata warna langit benar-benar indah, ada gradasi biru, orange dan kuning menandakan senja hari itu. Perlahan-lahan langit pun berubah makin gelap. Dan kami pun beranjak meninggal pantai Pandawa nan cantik ini.

Pantai Pandawa.

Jinga senja di pantai Pandawa.

Sunset.
Love.
Malamnya kami kembali makan malam menu breakfast yang tadi pagi belum kita ambil. Jadi malamnya, kami makan di cafe hotel kembali sambil menikmati suasana malam itu. Tapi sayang malam itu tidak ada live music yang tampil di cafe. Jadi kita ga lama-lama disana. Next saya bakal cerita pertemuan saya dengan seorang sahabat yang menyusul kami ke Bali dengan suaminya he..he.. Semoga bermanfaat.

Senin, 07 Maret 2016

Bali Day 2 (Ubud - Pasar Sukawati)


Bukit cinta bukit campuhan.
Selama di Bali memang rencananya kita mau leyeh-leyeh aja. Malahan saya ga buat itinerary sebelumnya. Jadinya perjalanan kita di Bali banyak yang dilakukan secara spontan. Tapi khusus Ubud, memang uda ada dalam planning kita sebelumnya. Karena niatnya jalan santai jadinya keluar hotel pun uda kesiangan. Awalnya ke Ubud mau ke area persawahan yang terkenal itu (lupa namanya). Tapi setelah nanya ke resepsionis hotel, dia malah rekomendasiin kita buat ke bukit campuhan di Ubud. Soalnya selain lebih dekat jaraknya, trus viewnya juga ga kalah keren. Dia pun memperlihatkan foto-foto dia waktu ke sana. Wah benar keren deh bukit campuhan ini, trus masuknya gratis lagi dan belum banyak orang tahu tempat ini. Makin bergelora keinginan kita buat ke sana.

Buat menuju ke bukit campuhan ini gampang, tinggal ikuti arah ke museum Antonio Blanco Ubud, nanti bukit ini ada didekat sana. Berbekal info si mbak resepsionis yang baik hati, kita pun naik motor ke Ubud. Lumayan naik motor 1 jam-an, oya pas menuju Ubud sempat lewatin penunjuk arah Pasar Sukawati, jadi saya pun request si abang buat tar pas balik ke Kuta mampir dulu ke pasar sukawati. Sampai Ubud, saya suka sekali suasananya, berasa tenang dan sejuk. Nanti kalau ke Bali lagi diniatin nginap di daerah Ubud. Sampai di depan museum Antonio Blanco kita nanya ke orang-orang disana, arah menuju bukit campuhan. Ternyata memang dekat dari situ, trus dikasi tunjuk jalan masuk dan tempat parkir motornya. Ternyata parkir motornya dipekarangan sekolah lho he..he..

Motor uda diparkir kita pun ikuti jalan trekking yang uda disediakan untuk menuju bukit campuhan. Jalan ini juga merupakan jalur sepeda, jadi jangan heran kalau banyak bule-bule yang sengaja naik sepeda naik turun bukit ini. Sebelum memulai perjalanan ke bukit sumpahan, saya sempatin foto-foto dulu di Pura yang ada dekat sana. Ga tau nama Puranya apa, tapi keren aja foto-foto disini.
Ada sungai dan pepohonan rimbun sebelum ke bukit campuhan.

Pura dijalur pendakian bukit campuhan.

let's go.
Baru 5 menit jalan uda terlihat rumput ilalang tinggi di kiri kanan jalan. Trus ada juga pendakian curam yang bukan jalur trek sepedanya, karena penasaran si Abang naik duluan lihat apa yang ada diatas. Trus dia teriak kalau view diatas itu bagus banget buat foto-foto, ya udah istrinya pun dengan susah payah pakai dress naik ke bukit yang curam itu. Alhamdulillah sampai diatas dengan selamat. Langsung disuguhi view yang oke banget yaitu hamparan rumput ilalang hijau yang tinggi. Wah langsung deh kita foto-foto abadikan moment disini.
Ini view setelah 5 menit trekking.

Ibu-ibu pakai dress naik ke bukit yang curam he..he..

Dikit lagi sampai puncak, btw view dibelakang saya keren banget ya.

Ini reaksi saya pas lihat view setelah nyampe puncak bukit.
Bukit ilalang.

Bapak ini pun ga mau kalah foto-foto.

Jump.
Senangnya.

Hijau dimana-mana.

Tongsis moment.
Minta tolong orang buat fotoin.

Selfie he..he..
Uda puas foto-foto di hamparan padang ilalang, kita pun melanjutkan perjalanan ke melalui jalur sepeda kembali. Wah ternyata viewnya keren banget setelah itu. Karena kita bakal jalan dengan view padang ilalang disisi kiri, sedangkan sisi kanan kita jurang yang ditumbuhi area persawahan berundak-undak yang hijau. Ini dia view yang kita lihat di foto mbak resepsionis hotel tadi. Kita pun ga ketinggalan foto-foto disini.
Ini jalur sepeda menuju bukit campuhan.

View disisi kanan jalur trekking.

Ini dia bukit cinta bukit campuhan.

Bukit cinta di Ubud.

Jurang kiri kanan.

Bersama yang tercinta di bukit cinta.

Love it.

Bukit campuhan done.
Puas menikmati hijaunya Ubud di Bukit Campuhan, kita pun melanjutkan perjalanan untuk cari tempat buat makan siang. Setelah lihat-lihat restoran seputaran Ubud, akhirnya kita putusin buat makan di restoran yang menjual menu chinese food kalau ga salah namanya Pontianak 88. Kebetulan lihat reviewnya di internet katanya enak dan porsinya juga cukup besar. Pas kami datang memang ada bule-bule yang makan disana. Saya memang penyuka kwetiau langsung pesan kwetiau siram, kalau Bang Tomi pesan minas alias mie campur nasi goreng. Wah pas pesanan saya datang asli enak banget rasanya, porsinya juga banyak. Si abang aja sampai ngiri lihat kwetiau siram saya yang menggugah selera. Sayang, saking lapernya lupa foto makanannya. Jadi langsung kita santap aja.

Perut kenyang, kita pun lanjut ke pasar seni Ubud. Saya niatnya mau nyari dress pantai bali lagi. Tapi ternyata harga di pasar seni Ubud ini jauh lebih malah dari di pasar seni Kuta, jadinya ga belanja deh. Setelah keliling Ubud itu kesimpulan saya harga makanan dan barang-barang di Ubud jauh lebih mahal dari pada daerah Kuta. Dari pasar seni Ubud kita pun lanjutin perjalanan ke Pasar Sukawati. Dari Ubud ke Sukawati kurang lebih 1 jam naik motor.

Sampai di Pasar Sukawati uda sore, jadi toko-tokonya sudah mulai siap-siap buat tutup. Saya langsung aja hunting barang-barang yang mau saya beli. Pasar Sukawati ini memang terkenal pasar buat nyari barang-barang khas Bali, harganya juga lebih murah dari pasar seni di Kuta apalagi Ubud. Triknya biar dapat murah ya mesti tega nawar harga disini. Trus pintar-pintar juga milih bahan disini, karena ada yang kualitasnya oke ada juga yang ga. Hasil dari hunting di Pasar Sukawati pun berbuah manis, saya sukses membeli dress bali lucu-lucu, mukena bali dan tak lupa oleh-oleh buat keluarga di Batam. Btw masuk pasarnya saya sendiri aja lho, si Abang mah nunggu aja di motor sambil minum bubble tea dia he..he..

Puas belanja di pasar sukawati, kita pun melanjutkan perjalanan balik ke Legian. Nyampe di hotel kita taruh barang ke kamar dan istirahat sebentar. Karena tadi pagi kita ga sempat sarapan, jadinya kita ambil menu sarapannya malam ini. Ingat hotel Si Doi tempat kami menginap ini memang memperbolehkan kita order sarapan kapan saja kita mau, jadi ga mesti di pagi hari he..he..nilai plus banget ini. Lumayan buat ganti makan malam. So kita langsung menuju cafe didepan hotel. Senangnya malam itu ada live music di cafe Si Doi. Jadi makannya sambil menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan penyanyinya.

Oya jangan salah walau terlihat hotelnya sederhana, tapi menu sarapannya dapat diacungi jempol. Menunya ala westren yang saya pesan lengkap dengan pilihan minuman, buah dan menu utama. Begitu juga menu Indonesia pesanan Bang Tomi, juga enak dan lengkap penataannya. Sampai-sampai meja didepan kita kepenuhan ma menu sarapan yang kita pesan. Jadi sarapan yang kita pesan itu langsung dimasak oleh kokinya saat itu juga, jadi pesanannya semua fresh karena dibikinnya saat kita pesan. Porsinya juga sangat mengenyangkan. Menginap di Si Doi hotel ini adalah hal yang paling saya syukuri selama di Bali. Pelayanannya patut diacungi jempol.
Suasana cafe si doi hotel malam itu, ada live musicnya.

Makan malam menu breakfast saya.

Ini menu Bang Tomi.

Makan malam di cafe hotel Si Doi.
Setelah puas menikmati makan malam (menu sarapan) di cafe hotel sambil menonton live music, kita pun akhirnya balik ke kamar buat istirahat. Next saya bakal cerita tentang perjalanan kami ke daerah Nusa Dua Bali dan melihat festival adat di pantai Pandawa. Semoga bermanfaat.

Persiapan Serta Tips & Trik Mengunjungi Negara-Negara Balkan.

Tirana Pyramid - Albania. Buat teman-teman yang belum tau, Balkan adalah nama historis dan geografis yang digunakan untuk menggambarkan nega...